Pemerintah pusat mengebut penyelesaian revitalisasi
Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pembenahan dan peremajaan dilakukan lantaran taman seluas sekitar 150 hektare itu akan menjadi salah satu
venue agenda Presidensi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) G20 pada November mendatang.
Direktur Eksekutif Taman Mini Indonesia Indah, Emilia Eny Utari, mengatakan pengerjaan masih dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama sejumlah perusahaan konstruksi pelat merah. Namun Emilia enggan menyebutkan secara rinci kemajuan revitalisasi. "Progres pembangunan ada di Kementerian PUPR," kata Emilia ketika dihubungi, kemarin.
Menurut Emilia, Ahad mendatang, pihak TMII dan Kementerian PUPR akan duduk satu meja membahas perkembangan revitalisasi. "Nanti akan kami sampaikan hasilnya."
Selasa lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Basoeki Hadimoeljono melihat langsung perkembangan proyek revitalisasi itu. Ia datang ke sejumlah
venue, antara lain Wahana Keong Mas dan Danau Archipelago.
Keong Mas merupakan salah satu bangunan khas TMII. Sesuai dengan namanya, bangunan tersebut mirip dengan bentuk keong. Di dalamnya terdapat fasilitas teater pertunjukan film tentang ragam Indonesia. Adapun
Danau Archipelago merupakan danau buatan dengan sejumlah pulau yang dibikin mirip kepulauan Indonesia.
Proyek revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta, 12 Juli 2022. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W
Menteri Basoeki mengatakan progres rata-rata seluruh pekerjaan renovasi Taman Mini Indonesia Indah sudah berada di atas 70 persen. Adapun target penyelesaian revitalisasi adalah akhir Juli ini. Namun ada satu pekerjaan yang diperkirakan baru selesai pada Agustus mendatang, yakni pengerjaan Tugu Pancasila atau Tugu Api. "Karena harus dipasang 17 lapis tembaga," tutur Basoeki.
Perubahan lain terdapat pada Tugu Pancasila. Lantai area tugu yang berupa keramik diubah menjadi lantai rumput dengan motif khusus. Rupanya perubahan tersebut sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo yang menginginkan kawasan TMII lebih menyatu dengan alam. "Lebih alami, lebih hijau, tidak didominasi bangunan beton," ujar Basoeki.
Revitalisasi juga menyasar anjungan provinsi. Semula, anjungan provinsi berbentuk kotak dengan pagar besi beton. Kini, anjungan dibuat menyatu tanpa sekat antar-anjungan. Lagi-lagi konsep alam hijau diterapkan pada penataan lanskap di sana.
Sementara itu, di kawasan Joglo Sasono Utomo, pembenahan dilakukan pada beberapa aspek. Salah satunya mengganti lantai yang sebelumnya berupa karpet menjadi marmer. Menurut Basoeki, pemakaian lantai marmer lebih sehat dibanding karpet.
embed
Basoeki mengatakan, sesuai dengan rencana, pembenahan TMII dilakukan salah satunya karena akan dijadikan lokasi jamuan makan malam G20 pada November mendatang. Namun alasan utama pembenahan itu, menurut dia, adalah peningkatan pelayanan destinasi wisata dan upaya perawatan bangunan lama bersejarah. "Atas perintah Presiden Jokowi untuk menjadikan TMII sebagai destinasi wisata yang lebih aman, nyaman, dan sehat."
Selama ini TMII menjadi obyek wisata andalan bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Masyarakat dari berbagai daerah pun kerap memilih Taman Mini sebagai destinasi wisata kala berkunjung ke Ibu Kota. Nuansa pendidikan keberagaman juga tersaji di sana, antara lain, lewat sejumlah anjungan provinsi.
Pemerintah mengalokasikan
anggaran sebesar Rp 1,13 triliun untuk renovasi dan revitalisasi destinasi wisata seluas 150 hektare itu. Selama pengerjaan revitalisasi, Taman Mini tetap beroperasi. Hanya, kawasan yang sedang dibenahi tertutup untuk umum.
Sugeng Rochadi, Direktur Utama PT Brantas Abipraya, salah satu pelaksana pengerjaan proyek itu, optimistis memberikan hasil maksimal. Brantas Abipraya mendapat jatah pengerjaan dan penataan Danau Archipelago, termasuk jalur pedestrian anjungan, amfiteater, dan promenade. "Kami optimistis sesuai dengan target Menteri PUPR bahwa renovasi TMII rampung akhir Juli 2022," ujar dia.
Proyek revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta, 12 Juli 2022. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Pengamat tata kota dari
Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengatakan revitalisasi taman
wajah Indonesia yang dibangun pada 1970-an itu merupakan sebuah keharusan. "Revitalisasi ini seharusnya bukan karena ada pertemuan G20. Itu hanya bonus. Yang jelas demi melayani masyarakat yang haus tempat wisata," kata dia, kemarin.
Nirwono mengingatkan bahwa TMII sejatinya punya fungsi amat luas. Selain sebagai lokasi wisata, Taman Mini menjadi sarana belajar tentang kebudayaan Indonesia. Bahkan, bagi wisatawan asing, Taman Mini menjadi pintu gerbang Indonesia.
TMII juga memberikan manfaat bagi Jakarta karena menjadi ruang terbuka hijau. Nirwono pun mengusulkan pemerintah lebih berfokus memikirkan fungsi ruang terbuka hijau itu setidaknya bisa disulap menjadi hutan kota. "Kami membayangkan memasuki sebuah hutan kota yang luas. Di dalamnya, pengunjung menemukan harta karun berupa ilmu pengetahuan budaya Indonesia."
INDRA WIJAYA | ANTARA