Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Secara fisik, aneka makanan India mirip dengan makanan Indonesia, dengan rempah-rempah yang digunakan. Bagaimana soal rasa?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cobalah datang ke festival makanan India bertajuk "Flavors of India" di Restoran Seasonal Tastes, The Westin Jakarta, 12-23 Maret 2018 untuk mengetahui rasa-rasa makanan tersebut. Dalam perhelatan yang digelar oleh manajemen Westin Jakarta dan Kedutaan Besar India ini ditampilkan beragam menu khas India, mulai dari makanan supermanis hingga superpedas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada malam pembukaan festival, pengunjung disajikan dua piring besar yang biasa disebut thali di India. Thali adalah piring besar bundar untuk menyuguhkan makanan. Selain di India, thali juga banyak digunakan di negara-negara lain seperti Nepal, Bangladesh, Fiji, Pakistan, Afghanistan, Sri Lanka, Mauritius, dan Singapura.
Di salah satu thali tersedia menu nasi lamb biryani. Dari teksturnya sepintas mengingatkan pada nasi kebuli. Namun, lamb biryani adalah nasi liwet dengan campuran daging kambing. Meski menggunakan daging kambing yang terkenal memiliki bau khas, hal tersebut tidak terasa pada lamb biryani.
Sous Chef Chico K. Fonia mengatakan hal itu terjadi karena daging kambing dimasak terlebih dahulu selama 6 jam sehingga baunya hilang. Baru setelah itu dicampur ke dalam nasi biryani yang dimasak dengan cara liwet selama setengah jam.
“Kami menggunakan daging kambing bagian paha,” tuturnya.
Baca juga:
Orang Tua Susah Makan, Anak Pilih - pilih Makanan
Daftar Makanan Sumber Zat Besi Selain Daging
Makan Spaghetti Versi Renyah, Coba Resepnya
Selain lamb biryani, tersedia juga biryani polos tanpa campuran bumbu rempah-rempah. Nasi ini diperuntukan bagi mereka para vegetarian. Ketika mencicipi nasi ini rasanya lebih lembut di lidah kendati terlihat pera. Selain itu juga nasi tidak terasa manis seperti nasi pada umumnya.
“Nasi biryani bagus buat penderita diabetes karena unsur gulanya rendah. Selain itu, juga cocok buat nasi uduk karena lebih pulan,” ujarnya.
Untuk menemani nasi tersebut, pengunjung dapat mencicipi menu laal maas, yang di Indonesia secara fisik mirip dengan rendang. Menu ini berbahan utama daging kambing dengan beberapa bumbu seperti bawang, jahe, kunyit, dan cabai.
Uniknya, tidak hanya Indonesia, India juga memiliki menu tambahan acar. Bedanya, acara India menggunakan jahe yang dihaluskan sedangkan Indonesia menggunakan mentimun, wortel, dan cabai hijau. Urusan pedasnya, acar jahe ini memiliki rasa lebih yang mantap. Mencicipi sedikit saja, seluruh mulut terasa pedas.
“Jadi sebaiknya sedikit-sedikit mencicipinya,” ujarnya.
Sementara itu, soal menu sayuran ada sabzi ki swari. Secara harfiah sabzi sendiri adalah sayuran. Sedangkan ki swari merupakan sebuah nama daerah di India. Menu ini terdiri dari beberapa sayuran seperti kacang polong, bawang bombay, dan jahe.
Agar makanan terasa nikmat, di sini juga tersedia kerupuk papadam India yang terbuat dari beberapa bahan seperti lentil dan tepung beras. Selain itu, dalam beberapa kesempatan kerupuk ini biasa dimakan oleh masyarakat India sebagai camilan.
Sebagai manisan, pengunjung tak boleh melewatkan gulab jamun. Bentuknya bulat seperti onde-onde. Tetapi penganan ini terbuat dari susu bubuk yang dipadatkan. Begitu dicicipi, rasanya sangat manis sehingga dapat menetralisir rasa-rasa lainnya.
Chico mengatakan, makanan India di Jakarta peminatnya kian hari semakin banyak. Hal ini, ujarnya, tak lepas dari banyaknya orang-orang India yang datang ke Indonesia sebagai pekerja di sektor informasi dan teknologi.
Sebagai bagian dari festival makan ini, Hotel Westin Jakarta mendatangkan seorang koki asal India, Nathan Singh Dhami, dari JW Marriot Mumbai.
Manajer umum The Westin Jakarta, Arun Kumar, mengatakan Indonesia dan India memiliki koneksi yang terjalin sekian lama. Dengan begitu, dari sisi kuliner banyak makanan Indonesia yang terpengaruh dari budaya India dan Timur Tengah. Lewat festival ini, dia berharap akan semakin banyak orang Indonesia yang mengenal makanan India.
"Secara historis, makanan Indonesia dipengaruhi oleh makanan India,” jelasnya.