Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Menimbang Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta Pengganti Anies Baswedan

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sedang melakukan profiling pejabat calon pengganti Gubernur DKI Jakartaes Baswedan.

14 Mei 2022 | 07.49 WIB

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono kembali sodorkan nama Heru Budi Hartono jadi penjabat Gubernur DKI Jakarta setelah Anies Baswedan lengser.
Perbesar
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono kembali sodorkan nama Heru Budi Hartono jadi penjabat Gubernur DKI Jakarta setelah Anies Baswedan lengser.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sedang melakukan profiling pejabat calon penjabat Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies Baswedan. Dia akan menyaring tiga nama calon untuk selanjutnya disodorkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada September, atau sebulan sebelum pelantikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut Tito, saat ini Kementerian masih dalam tahap menampung masukan nama-nama yang layak diusulkan sebagai calon penjabat Gubernur DKI pengganti Anies Baswedan. Kriteria penjabat gubernur, kata dia, adalah pejabat dengan pangkat pimpinan tinggi madya, artinya harus eselon satu. Namun Tito belum bisa menjelaskan siapa saja nama calon pengganti Anies yang masuk dalam radar seleksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saat ini kami masih dalam tahap menerima masukan. Apakah yang bersangkutan ada masalah atau tidak, kita profiling, apakah ada potensi kasus atau tidak," ujar Tito Karnavian usai melantik 5 penjabat gubernur untuk lima provinsi di kantornya, Kamis, 12 Mei 2022.

 

Tiga nama mencuat

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengatakan ada tiga nama yang beredar dan berpeluang menjadi penjabat atau PJ gubernur DKI Jakarta menggantikan Anies Baswedan. Mereka adalah Sekretaris Daerah Marullah Matali, Kepala Staf Kepresidenan Heru Budi Hartono, dan Deputi IV Kantor Staf Presiden Juri Ardiantoro.

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu menjelaskan, penunjukan penjabat gubernur merupakan kewenangan Presiden Joko Widodo setelah mendapat rekomendasi dari Kementerian Dalam Negeri. Namun ia meminta pengganti Anies nantinya harus bisa bekerja. “Dan paham seluk beluk Jakarta,” ujar Zita lewat keterangan tertulis pada Jumat, 13 Mei 2022.

Menurut Zita, Marullah Matali, Heru Budi Hartono, dan Juri Ardiantoro sama-sama bagus karena memiliki banyak pengalaman dalam memimpin. Sebelumnya, hanya nama Heru Budi Hartono dan Sekretaris Daerah DKI Marullah Matali saja yang muncul. Heru adalah pejabat Pemerintah DKI Jakarta di era Gubernur Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama. Heru ikut pindah ke Istana saat Anies menjadi Gubernur DKI menggantikan Ahok.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi partai yang paling getol dan berulang kali memunculkan nama Heru Budi Hartono ke publik. Sejumlah partai lain tak keberatan dengan Heru Budi. Belakangan, PDIP juga memasukkan nama Marullah Matali yang saat ini menjabat sebagai Sekda DKI. Bila merujuk pada Penjabat gubernur Banten yang saat ini diisi Sekda Banten Al Muktabar, maka nama Marulllah bisa saja masuk penjaringan Mendagri.

 

Tanggapan pengamat politik

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menjelaskan pemilihan penjabat Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies Baswedan tergantung Jokowi, karena presiden yang menentukan. Menurut dia, tiga nama itu memiliki dimensi politik yang tetap tinggi.

"Jokowi kelihatannya akan memilih yang bisa mengamankan kebijakan dia di Jakarta. Termasuk, dia bisa mengamankan soal politik pencapresan dan Pilkada," ujar Ujang kepada Tempo, Jumat sore, 13 Mei 2022. 

Ketika ditanya siapa yang paling cocok di antara ketiga nama tersebut, Ujang menjawab: "Marullah. Karena dia tahu soal Jakarta. Dan dari birokrat tulen di Pemprov," tutur dia.

 

Kriteria pemimpin pengganti Anies

Menurut Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani, Anies Baswedan sudah memasang standar yang sangat tinggi sebagai pemimpin Jakarta. Dia menyebutkan kerja-kerja mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dicintai warganya. “Sehingga pengganti beliau harus orang yang punya jiwa kepemimpinan yang sama,” katanya, Jumat.

Zita menyatakan siapa pun yang akan dipilih menjadi pengganti gubernur nanti, diharapkan bisa merealisasikan rencana pembangunan yang belum terealisasi, dan melanjutkan apa yang sudah berjalan. “Salah satunya, Formula E,” ujar Wakil Ketua DPRD DKI itu.

Adapun Ujang Komarudin yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), mengatakan, pengganti Anies Baswedan harus berintegritas dan paham Jakarta. Menurut dia, banyak kepala daerah yang ditangkap KPK karena mereka tidak berintegritas dan banyak daerah yang tak maju karena kepala daerahnya tak paham wilayahnya. "Jadinya asal-asalan pimpin daerah," kata dia.

 

Pejabat Gubernur yang sudah dilantik

Selain DKI Jakarta, beberapa wilayah juga akan memiliki penjabat gubernur, bahkan ada lima yang sudah dilantik. Lima penjabat gubernur itu yakni; Sekretaris Daerah Banten Al Muktabar sebagai Penjabat Gubernur Banten. Direktur Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ridwan Djamaluddin ditunjuk sebagai Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

Kemudian, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Akmal Malik menduduki kursi Penjabat Gubernur Sulawesi Barat. Staf Ahli Bidang Budaya Sportivitas Kementerian Pemuda dan Olahraga Hamka Hendra Noer diangkat sebagai Penjabat Gubernur Gorontalo, dan Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri Komisaris Jenderal (Purnawirawan) Paulus Waterpauw berposisi sebagai Penjabat Gubernur Papua Barat.

Dua lainnya, Gubernur Aceh Nova Iriansyah akan berakhir pada 5 Juli 2022. Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jabatannya akan berakhir pada 16 Oktober 2022. Penjabat Gubernur untuk masing-masing daerah akan dilantik pada bulan yang sama dengan habisnya masa jabatan gubernur definitif.

 

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus