Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Najwa Shihab Wawancara Kursi Kosong, Dewan Pers: Bukan Penghinaan ke Jokowi

Wakil Ketua Dewan Pers Ahmad Djauhar mengatakan wawancara kursi kosong Terawan yang dilakukan Najwa Shihab adalah kreativitas dunia jurnalistik.

6 Oktober 2020 | 20.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Najwa Shihab dengan masker burung garuda. Instagram/@najwashihab

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pers Ahmad Djauhar mengatakan wawancara kursi kosong yang dilakukan Najwa Shihab sebagai pengganti absennya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bukanlah penghinaan terhadap Presiden Jokowi. Menurut Ahmad, cara Najwa itu merupakan bagian kreativitas dalam dunia jurnalistik. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kreativitas ini kan macam-macam caranya. Ada yang caranya sindiran halus. Enggak lah ini sampai bikin malu Pak Jokowi. Itu relawannya aja yang baper (bawa perasaan)," ujar Ahmad saat dihubungi Tempo, Selasa, 6 Oktober 2020 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ahmad, Najwa mewawancarai kursi kosong karena Menteri Terawan tak memenuhi undangan wawancara terkait penanganan Covid-19. Sah saja bila Najwa membuat sebuah acara yang teatrikal tersebut. 

"Itu kan sindiran, apakah yang seperti itu layak dikriminalkan?" kata Ahmad. 

Sebelumnya, Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu Silvia Dewi Soembarto melaporkan Najwa Shihab ke Kepolsian Daerah Metro Jaya hari ini. Namun laporan tersebut ditolak dan polisi mengarahkan Silvia untuk melaporkan perkara itu ke Dewan Pers. 

Penyidik mengarahkan Silvia ke Dewan Pers untuk meminta rekomendasi dan referensi dari lembaga tersebut. Nantinya, Dewan Pers akan menindaklanjuti laporan Silvia itu sesuai dengan UU Pers yang berlaku. 

"Jadi tadi diarahkan oleh polisi ke Dewan Pers, karena kasus ini ada hukum yang berlaku di luar hukum perdata dan pidana," ujar Silvia. 

Baca juga: Kasus Najwa Shihab Wawancara Kursi Kosong, Polisi Arahkan Relawan ke Dewan Pers

Silvia melaporkan Najwa Shihab atas dugaan cyber-bullying atau perundungan siber. Ia tidak menyebut secara spesifik pasal-pasal yang dimaksud menjerat Najwa itu. Ia khawatir kejadian serupa akan berulang. “Jika ada pembiaran, wartawan lain akan berlaku sama melakukan wawancara kosong kepada narasumber dan itu memberikan preseden buruk pada wartawan sendiri,” kata perempuan itu. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus