Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pedagang pernak-pernik Imlek 2021 di kawasan Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat mengeluhkan sepinya pembeli. Di tahun yang tengah diselimuti pandemi Covid-19 ini, angka penjualan pernak-pernik Imlek disebut turun secara drastis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Turun sekitar 80 persen kalau dibandingkan dengan tahun lalu," ujar seorang pedagang, Emma, 45 tahun ketika ditemui Tempo, Kamis, 11 Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Emma mengatakan pembeli yang datang di tahun ini hanya dari kategori perorangan. Jumlahnya pun, kata dia, minim. Sementara pelanggan dari kalangan hotel, kantor, hingga pusat perbelanjaan tidak belanja ke tokonya sama sekali.
"Soalnya tahun ini tidak ada open house, tidak boleh sembayang di Wihara juga, jadi ya otomatis berdampak," kata pedagang pernak-pernik tetap di kawasan itu.
Emma yang mengaku sudah berdagang selama belasan tahun itu berujar, beberapa pernak-pernik Imlek juga tergolong tidak laku. Salah satunya adalah amplop angpao bertema Shio Kerbau sesuai dengan tema Imlek 2021.
"Itu kan tidak mungkin terjual lagi, 12 tahun lagi baru ketemu tahun kerbau seperti sekarang," kata Emma.
Keluhan yang sama disampaikan pedagang pernak-pernik Imlek musiman di Jalan Pancoran, Glodok, Jakarta Barat, Andika (27). Menurut dia, penjualan tahun ini menurun sekitar 70 persen dibandingkan 2020.
Andika mengaku sudah berjualan pernak-pernik Imlek sejak Januari lalu. Hingga H-1 Imlek 2021, kata dia, barang jualan masih menumpuk di lapak. Padahal, para pedagang musiman harus membongkar lapak mereka malam ini.
"Ini juga bingung nanti nyimpannya bagaimana," kata dia.
Namun, satu pedagang pernak-pernik Imlek musiman yang ditemui Tempo memberikan cerita berbeda. Syaifuddin atau biasa dipanggil Udin mengatakan bahwa pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi angka penjualannya.
"Nggak. Pelanggan tahun lalu tetap belanja," kata dia.
Pria 39 tahun yang biasanya menjual kaos kaki dan sarung tangan itu mengaku memperoleh untung selama berdagang pernak-pernik Imlek di dua bulan terakhir. Jenis pernak-pernik paling laris adalah lampion dan bunga. "Pendapatan kotor Rp 30-40 jutaan-lah," kata Udin.