Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Obituari

28 Desember 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepanjang 2015, Indonesia kehilangan banyak tokoh. Sebagian diratapi keluarga dan penggemarnya, sebagian lagi meninggal dalam sepi setelah berjuang melawan penyakit berkepanjangan. Berikut ini ringkasannya.

Rinto Harahap
Penyanyi, pencipta lagu, 9 Februari, 65 tahun
Rinto dikenal lewat The Mercy's pada 1970-an. Di masa jayanya, grup musik ini kebanjiran undangan manggung sampai ke Malaysia dan Vietnam. Rinto banyak menciptakan lagu sendu, seperti Ayah, Biarlah Sendiri, dan Benci tapi Rindu. Seabrek penyanyi meroket berkat tembang besutannya, seperti Nia Daniati, Betharia Sonata, dan Iis Sugianto.
Rinto meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, karena infeksi paru-paru.

Djudjuk Djuwariyah
Pelawak, 6 Februari, 67 tahun
Komedian asal Solo ini membesarkan grup lawak Srimulat pada 1970 bersama suaminya, Teguh Slamet Rahardjo alias Kho Tjien Tiong. Saat Teguh sakit-sakitan pada pertengahan 1980-an, peran Djudjuk jadi lebih besar. Grup legendaris tersebut melahirkan sejumlah nama besar di dunia komedi Indonesia, seperti Asmuni, Basuki, Gepeng, Tarzan, Tessy, dan Tukul Arwana.
Djudjuk meninggal akibat serangan kanker di tulang dan paru-paru. Dia dikebumikan di Bonoloyo, Surakarta, berdampingan dengan suaminya.

Bob Sadino
Pengusaha, 19 Januari, 81 tahun
Lahir di Tanjung Karang, Lampung, 9 Maret 1933, Bambang Mustari Sadino memulai usaha pada 1967 dengan membeli tanah di Kemang, Jakarta Selatan, dan menjadi sopir taksi gelap. Bisnisnya berkembang—dari telur ayam sampai Kemchick dan Kemfood.
Kesehatan pengusaha yang selalu bercelana pendek itu terus turun sejak kematian istrinya, Soelami Soejoedi, tahun lalu. Setelah dirawat dua pekan di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Bob Sadino meninggal pada 19 Januari petang di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Didi Petet
Aktor, 15 Mei, 58 tahun
Nama Didi Petet melambung setelah memerankan Emon dalam Catatan Si Boy pada 1987. Kesehatan Didi Widiatmoko—nama lahirnya—memburuk sepekan sebelum kematiannya. Saat mengikuti pameran budaya Indonesia di Milan, Italia, ia sempat jatuh pingsan. Sewaktu pulang ke Tanah Air pada 10 Mei, aktor yang juga berperan sebagai Kabayan dalam Si Kabayan Saba Kota ini masih sakit. Keadaannya terus memburuk hingga akhirnya ia berpulang.

Benjamin Mangkoedilaga
Hakim, 21 Mei, 78 tahun
Hakim lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini memberi sumbangan besar bagi kebebasan pers di Indonesia. Dia menjadi penentu saat memenangi gugatan majalah Tempo yang dibredel pemerintah Orde Baru. Pria kelahiran Garut, Jawa Barat, ini pernah menjabat Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan hakim agung.

Adnan Buyung Nasution
Pengacara, 23 September, 81 tahun
Adnan Buyung Nasution merintis Lembaga Bantuan Hukum Jakarta pada 1972. Meski dananya disokong Gubernur Ali Sadikin, pengacara kelahiran Jakarta ini tidak ragu membela warga korban gusuran menuntut Gubernur. Gebrakan LBH Jakarta mendapat International Legal Alliance Summit and Award 1974 di Stockholm, Swedia.
Pendampingan di meja hijau memberinya sederet penghargaan, seperti Mahaputra dan Bapak Advokat Indonesia. Adnan juga menulis banyak buku, termasuk Democracy in Indonesia, yang diterbitkan Monash University, Australia.
Kesehatan pengacara senior itu turun akibat gagal ginjal sejak Desember tahun lalu. Dia harus cuci darah secara berkala. Adnan meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Ben Anderson
Ahli Indonesia, 13 Desember, 79 tahun
Pria bernama lengkap Benedict Richard O'Gorman Anderson ini dikenal sebagai ahli Indonesia dari Cornell University, Ithaca, Amerika Serikat. Karyanya kerap kontroversial, bahkan sempat membuatnya dicegah masuk ke Indonesia. Dalam karyanya, Cornell Paper, ia menyebut keterlibatan tentara dalam tragedi 30 September 1965. Guru besar emeritus ini dikenal sebagai pemikir kiri yang memberi sumbangan besar bagi dunia ilmu politik. Om Ben—begitu dia kerap disapa—meninggal di Batu, Jawa Timur, setelah memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.

Suyadi
Pendongeng, 30 Oktober, 82 tahun
Drs Suyadi, yang lebih dikenal dengan Pak Raden, adalah tokoh sentral di balik film anak legendaris Si Unyil. Pria asal Jember, Jawa Timur, yang selalu tampil dengan blangkon dan kumis baplang ini melahirkan sederet buku cerita anak, seperti Seribu Kucing untuk Kakek, Pedagang Peci Kecurian, Gua Terlarang, Joko Kendil, dan Siapa Punya Kuali Panjang.
Pak Raden meninggal di Rumah Sakit Pelni, Jakarta Pusat. Penggemar Pak Raden meminta pemerintah menetapkannya sebagai pahlawan budaya dan mengabadikan hari lahirnya, 28 November, sebagai Hari Dongeng Nasional.

Sinyo Aliandoe
Mantan pemain dan pelatih tim nasional. 18 November, 77 tahun
Sebagai pemain, Sebastian Sinyo Aliandoe ikut membantu Persija Jakarta menjadi juara Perserikatan dengan rekor tak terkalahkan pada 1964. Prestasi itu membuatnya ditarik ke tim nasional dan menyokong Garuda menjuarai Aga Khan di Bangladesh, Piala Raja Thailand, dan Merdeka Games di Malaysia.
Cedera kaki membuat kariernya sebagai pemain terhenti. Pada awal 1970-an, Sinyo kembali ke Persija sebagai pelatih dan membawa Macan Kemayoran menjadi kampiun pada 1973 dan 1975. Dia pun menangani tim nasional dengan prestasi memuncaki Grup 3B dalam penyisihan Piala Dunia 1986. Garuda tinggal selangkah lagi menuju Meksiko, tapi kandas di playoff melawan Korea Selatan.

Ali Wardhana
Ekonom, mantan Menteri Keuangan, 14 September, 87 tahun
Ali Wardhana merupakan otak di balik peredaman inflasi saat Orde Baru bergulir, 1966-1969. Dia adalah ekonom yang menjunjung tinggi mekanisme pasar. Namun dia masih percaya perlunya intervensi pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat desa. Maka lahirlah kredit usaha mikro. Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia dan University of California, Berkeley, ini juga mengenalkan konsep deregulasi dan dwelling time di pelabuhan, yang kembali jadi pembahasan oleh Presiden Joko Widodo.


Januari

  • Denny Sakrie, pengamat musik, 3 Januari di Jakarta, 51 tahun, serangan jantung.
  • Zainal Abidin Domba, aktor, 26 Januari di Depok, Jawa Barat, 57 tahun, kanker usus.

    Februari

  • Toeti Adhitama, penyiar TVRI, 22 Februari di Jakarta, 80 tahun, sakit.

    Maret

  • Frans Tumbuan, aktor, 23 Maret di Jakarta, 75 tahun, diabetes.
  • Olga Syahputra, pelawak, 27 Maret di Singapura, 32 tahun, radang selaput otak.

    April

  • Mpok Nori, pelawak, 3 April di Jakarta, 84 tahun, paru-paru.

    Mei

  • Pepeng, pelawak, 6 Mei di Depok, Jawa Barat, 60 tahun, sklerosis ganda.
  • Burhan Muhammad, duta besar di Pakistan, 19 Mei di Singapura, 57 tahun, kecelakaan helikopter di Pakistan.

    Agustus

  • M. Zuhal, mantan Menteri Riset dan Teknologi, 15 Agustus di Jakarta, 74 tahun, asma.

    November

  • Gusti Noeroel, tokoh Kasunanan Surakarta, 10 November di Bandung, 94 tahun, diabetes.
  • Korrie Layun Rampan, sastrawan, 19 November di Jakarta, 62 tahun, komplikasi diabetes, paru-paru, jantung.
  • Sri Paku Alam IX, Wakil Gubernur Yogyakarta, 21 November di Yogyakarta, 77 tahun, sakit.
  • Sutan Rambing, pelatih tinju, 27 November di Semarang, 67 tahun, stroke dan hepatitis.

    Desember

  • Slamet Effendy Yusuf, Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 2 Desember di Bandung, 67 tahun, serangan jantung.
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus