Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
MUI meminta pandangan dari sejumlah organisasi Islam soal kehadiran Israel di Piala Dunia U-20.
Menteri Muhadjir menjelaskan kepada MUI soal sejarah Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Di media sosial, kelompok penentang Israel di Piala Dunia U-20 lebih dominan daripada pendukungnya.
MENGUMPULKAN sejumlah organisasi Islam dan lembaga masyarakat pada Jumat, 17 Maret lalu, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Majelis Ulama Indonesia Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan perkembangan kabar Piala Dunia U-20. Dalam pertemuan di Aula Buya Hamka Gedung MUI di Menteng, Jakarta Pusat, itu, Sudarnoto menyebutkan tim nasional Israel mungkin akan tetap menghadiri perhelatan tersebut.
MUI sendiri menolak kedatangan pemain Israel karena negara itu telah melanggar hak asasi manusia dan mengambil alih tanah milik warga Palestina. “Kami meminta pandangan dari para undangan,” ujar Sudarnoto menceritakan ulang pertemuan tersebut kepada Tempo, Jumat, 31 Maret lalu.
Menurut Sudarnoto, satu per satu tamu kemudian menyampaikan pendapat masing-masing. Muhyiddin Junaidi dari Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan organisasinya sudah lama membantu rakyat Palestina. Misalnya memberikan bantuan kemanusiaan dan mengadakan program sanitasi hingga air bersih.
Pun Muhammadiyah kerap mengutuk serangan Israel ke wilayah Palestina. Muhyiddin memastikan Muhammadiyah menolak kesebelasan Israel berlaga di wilayah Indonesia. Ia mengklaim penolakan itu telah disampaikan Muhammadiyah sejak Israel lolos sebagai peserta Piala Dunia U-20 pada Juni tahun lalu.
Muhyiddin mengatakan semua perwakilan organisasi Islam yang hadir menolak Israel berlaga di Piala Dunia U-20. “Tidak ada dissenting opinion atau pendapat berbeda,” kata Muhyiddin.
Mereka yang hadir bersepakat untuk terus menyuarakan protes terhadap kehadiran Israel. Namun MUI memutuskan tidak mengeluarkan sikap bersama. “Untuk menunjukkan bahwa banyak organisasi Islam dan lembaga masyarakat yang beragam resistan soal keikutsertaan Israel,” ucap Sudarnoto.
Pertemuan itu digelar sehari setelah pengurus MUI menerima pelaksana tugas Menteri Pemuda dan Olahraga, Muhadjir Effendy. Datang sore hari setelah dilantik sebagai pengganti Zainudin Amali yang mundur, Muhadjir diterima oleh antara lain Sekretaris Jenderal MUI Buya Amirsyah Tambunan, Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Abdullah Jaidi, dan Sudarnoto.
Muhadjir, Sudarnoto melanjutkan, bercerita mengenai sejarah pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Prosesnya dimulai pada Mei 2019 dan diakhiri dengan keputusan federasi sepak bola dunia atau FIFA pada Oktober tahun yang sama. Dampak positif dari pemenangan itu, tim nasional Indonesia bisa berlaga untuk pertama kalinya di Piala Dunia U-20.
Menurut Sudarnoto, Muhadjir menyatakan pemerintah tak memperkirakan Israel lolos menjadi peserta Piala Dunia U-20. Pemerintah pun tetap harus melanjutkan persiapan menggelar pesta sepak bola itu di enam wilayah, yaitu Kota Palembang, Jakarta, Bandung, Solo (Jawa Tengah), Surabaya, dan Kabupaten Gianyar (Bali).
Dalam wawancara khusus dengan Tempo pada Sabtu, 1 April lalu, Muhadjir yang juga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan membenarkan kabar kedatangannya ke kantor MUI. Ia mengaku menjelaskan berbagai alternatif soal kehadiran Israel. Misalnya tim nasional Israel bertanding di Singapura.
Muhadjir merasa perlu memberikan penjelasan kepada organisasi Islam soal latar belakang penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Ia tak mempersoalkan penolakan dari lembaga-lembaga keislaman itu. “Setidaknya kami sudah memberi penjelasan,” katanya.
Menurut Muhadjir, pemerintah telah memperkirakan gelombang penolakan akan terus membesar. Senyampang dengan itu, muncul pula isu bahwa pemerintah melanggar konstitusi dengan membiarkan Israel datang ke Indonesia. Pelanggaran terhadap Undang-Undang Dasar 1945 bisa membuat Presiden Joko Widodo dimakzulkan. “Saya sebagai pembantu Presiden harus menjaga jangan sampai itu terjadi,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo