Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Presiden Jokowi Tantang Masyarakat yang Ingin Harga Pangan Naik: yang Mau Saya Kasih Sepeda

Presiden Jokowi menyatakan harga pangan naik 50 persen akibat Perang antara Rusia dan Ukraina.

7 Juli 2022 | 14.23 WIB

Presiden Jokowi (kanan) melakukan pertemuan empat mata dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Istana Maryinsky, di Kyiv, Ukraina, Rabu, 29 Juni 2022.  Presiden Jokowi turut didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. ANTARA/Setpres/Agus Suparto
Perbesar
Presiden Jokowi (kanan) melakukan pertemuan empat mata dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Istana Maryinsky, di Kyiv, Ukraina, Rabu, 29 Juni 2022. Presiden Jokowi turut didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. ANTARA/Setpres/Agus Suparto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi menantang peserta Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Medan, Sumatra Utara, yang berani mengungkapkan keinginannya agar harga pangan di Indonesia melonjak, untuk naik ke atas panggung. Jokowi bahkan menjanjikan hadiah jika ada peserta yang berani mengungkapkan hal tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Silakan maju ke depan, bilang 'Pak saya pengen harga pangan naik', saya beri sepeda, ga apa-apa. Ayo maju, silakan bu, maju sini yang pengen harga naik, ga ada?" ujar Jokowi, Kamis, 7 Juli 2022. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tantangan Jokowi itu mengundang tawa masyarakat yang hadir. Jokowi pun kembali mengulang tantangannya itu, namun tidak ada satu peserta pun yang berani memenuhinya. 

Tantangan ini muncul setelah Jokowi menjelaskan kondisi harga pangan dunia yang mengalami kenaikan hingga 50 persen. Kenaikan tersebut, kata Jokowi, terjadi akibat perang antara Rusia dan Ukraina.

Salah satu komoditas yang paling terdampak akibat perang itu, menurut Jokowi, adalah gandum. Sebab negara Ukraina dan Rusia merupakan eksportir terbesar bahan pokok tersebut. Sementara Indonesia, setiap tahunnya melakukan impor gandum sebanyak 11 ton. 

"Jadi hati-hati yang suka makan roti, yang suka makan mi, bisa harganya naik, karena ada perang di Ukraina. Perang mempengaruhi harga gandum karena produksi 30-40 persen itu berada di negara itu," kata Jokowi. 

Lebih lanjut, Jokowi menyebut dirinya pernah bertanya kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang stok gandum di dua negara itu. Dari percakapan tersebut, Zelenskyy menyebut negaranya menyimpan 77 juta ton gandum. Sedangkan Putin menyebut negaranya memiliki stok 130 juta ton. 

"Bayangkan berapa ratus juta orang ketergantung kepada gandum Ukraina dan Rusia. Dan sekarang ini sudah mulai (langka), karena barang itu tidak bisa keluar dari Ukraina dan Rusia. Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai kekurangan pangan akut, sudah mulai kelaparan," kata Jokowi. 

Ia mengajak masyarakat Indonesia untuk bersyukur dengan kondisi sekarang. Sebab, meski terjadi kelangkaan gandum Presiden Jokowi mengklaim Indonesia tidak mengalami krisis pangan karena stok beras yang melimpah. Bahkan sampai saat ini, Jokowi menyebut komoditas beras tidak mengalami kenaikan harga. 

"Kita ini harus betul-betul bersyukur negara kita diberikan pangan, utamanya beras yang tidak naik. Harus kita syukuri betul," kata Jokowi. 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus