Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Ladies Squad Marine Customs dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Khusus Kepulauan Riau berhasil menggagalkan penyelundupan rokok ilegal senilai lebih dari Rp 66 miliar. Rokok tersebut, yang berasal dari Thailand, hendak dikirim ke Sungai Kampar, Riau, pada 3 September 2023.
Deasy, nahkoda kapal patroli Ladies Squad Marine Customs, menjelaskan bahwa penemuan ini berawal dari informasi unit intelijen. Setelah mengenali ciri-ciri kapal, tim patroli menemukan kapal kayu yang sesuai dengan informasi tersebut dan melakukan pengejaran, kemudian ditemukan upaya penyelundupan rokok tersebut.
Apa itu Ladies Squad Marine Customs?
Ladies Squad Marine Customs adalah tim patroli laut wanita pertama yang dibentuk DJBC pada 2022. Mereka berperan penting dalam mencegah penyelundupan di perairan strategis Kepulauan Riau. Pembentukan tim ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan spesifik di lapangan, terutama saat ditemukan awak kapal wanita yang tidak dapat diperiksa oleh tim patroli laki-laki. Selain itu, modus penyelundupan yang melibatkan wanita, terutama dalam kasus narkotika, membuat Ladies Squad diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pemeriksaan di laut.
Tak lama setelah itu, DJBC mulai melibatkan pegawai wanita dalam patroli laut, meskipun sebagian besar tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang pelayaran atau patroli. Pada awalnya, dua atau lebih pegawai wanita diajak naik kapal untuk belajar tentang navigasi, membaca peta, memantau arus pasang surut, dan memahami radar, sambil tetap waspada terhadap potensi risiko.
Melansir dari mediakeuangan.kemenkeu.go.id, pada 2019, wanita pertama kali diperkenalkan dalam patroli laut melalui program Dharma Bahari, yang bekerja sama dengan Bea Cukai Malaysia dalam Patroli Kastima. Pada patroli ke-25, pegawai wanita ikut serta di kapal yang beroperasi di sekitar Selat Singapura, Batam, Belawan, dan Aceh. Program ini diikuti oleh 7 Kantor Wilayah, 2 Pangkalan Sarana Operasi (PSO), serta Kantor Pusat DJBC. Namun, pandemi Covid-19 sempat menghentikan program ini.
Kemudian, Kepala Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau, Priyono Triatmojo, menginisiasi kelanjutan program tersebut dengan membentuk tim patroli wanita Ladies Squad Marine Customs pada 29 Maret 2022. Kapal "Banteng" yang telah dimodifikasi dengan fasilitas yang sesuai untuk wanita, termasuk toilet tertutup, digunakan oleh tim yang terdiri dari 10 anggota wanita.
Ema Susanti, seorang pegawai wanita di Kanwilsus Kepri yang telah aktif di Bea Cukai sejak 2004, kini menjadi anggota Ladies Squad Marine Customs. Sejak awal bergabung, Ema sudah memiliki keinginan kuat untuk berkontribusi kepada negara, terutama di bidang penindakan dan operasi. Ketika ditanya apakah merasa terpaksa ikut patroli laut, Ema justru mengaku senang dan bersyukur bisa berperan dalam pengawasan negara.
Saat ini, Ema menjabat sebagai Komandan Patroli (Kopat) di Ladies Squad. Tugasnya mencakup koordinasi, pengarahan agar patroli mencapai target, serta memastikan keselamatan anggota. Ia juga menjadi penghubung dengan pimpinan jika ada kendala di laut. Ema ditunjuk sebagai Kopat karena senioritas dan keberhasilannya menyelesaikan diklat CET (Customs Enforcement Team), pelatihan lima minggu yang bertujuan meningkatkan kemampuan dalam penindakan.
Ema merupakan salah satu wanita pertama yang lulus pelatihan CET, yang mengajarkan teknik menghadapi perlawanan dan berbagai rintangan dalam penindakan. Pelatihan ini menuntut kesiapan fisik dan mental untuk menghadapi segala situasi di lapangan.
Daesy bergabung dengan Bea Cukai pada 2006 setelah enam tahun bekerja di kapal niaga. Meskipun berat meninggalkan pekerjaan di laut, ia mengikuti saran keluarganya untuk mencoba karier di Bea Cukai sesuai pendidikan pelayaran.
Sebelum di Kanwilsus Kepri, Daesy bertugas di Pangkalan Sarana Operasi (PSO), mengurus persiapan kapal patroli. Meskipun dijanjikan kesempatan untuk berpatroli, ia tidak bisa melakukannya selama 11 tahun karena alasan keselamatan. Namun, pada 2019, ia akhirnya kembali ke laut sebagai nakhoda.
Ladies Squad Marine Customs melakukan berbagai operasi, termasuk penindakan rokok ilegal dan penyelundupan. Anggota tim menghabiskan banyak waktu di kapal cepat "Banteng" dalam berbagai cuaca.
Ema menambahkan bahwa meski awalnya ketakutan, pelatihan membantu mengatasi kecemasan dan memicu semangat untuk memeriksa. Ia merasakan manfaat menjelajahi tempat baru dan bertemu orang menarik. Bagi Daesy, kebanggaan muncul saat mengantar petinggi Kementerian Keuangan yang terkesan dengan keberadaan nahkoda dan komandan patroli wanita, menegaskan bahwa mereka mampu melakukan lebih dari sekadar tugas administratif.
Setiap pekerjaan memiliki tantangan, termasuk bagi Ema, Daesy, dan anggota Ladies Squad Marine Customs lainnya. Salah satu tantangannya adalah mengatur waktu antara pekerjaan dan keluarga, terutama bagi yang memiliki anak. Ema, seorang ibu dari dua anak, menjelaskan bahwa tugas patroli sering membuatnya jauh dari rumah selama seminggu atau lebih, dan risiko seperti anak sakit menjadi beban tersendiri.
Meskipun sulit, dukungan keluarga membantu menangani masalah dengan cepat, dan Ema berusaha menjelaskan pentingnya pekerjaan mereka dalam melindungi masyarakat. Hal serupa diungkapkan oleh Daesy, yang awalnya membuat keluarganya khawatir saat berangkat larut malam, namun mereka memberikan dukungan penuh setelah memahami tugasnya.
Pilihan Editor: Bea Cukai Soekarno-Hatta Serahkan Sitaan 22 Pucuk Senjata Api ke Polres Bandara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini