Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Proyek Simpang Susun Sentul Selatan, Jasa Marga: Selesai 2020

Jasa Marga memproyeksikan proyek pembangunan Simpang Susun Sentul Selatan akan dikerjakan selama dua tahap dan selesai pada 2020.

12 Juli 2019 | 15.00 WIB

Situasi arus lalu lintas di lokasi proyek pembangunan Simpang Susun Sentul Selatan, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jumat 12 Juli 2019. TEMPO/Ade Ridwan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Situasi arus lalu lintas di lokasi proyek pembangunan Simpang Susun Sentul Selatan, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jumat 12 Juli 2019. TEMPO/Ade Ridwan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bogor – Juru Bicara PT. Jasa Marga (Persero), Irra Susiyanti, mengatakan proyek pembangunan Simpang Susun Sentul Selatan akan dikerjakan selama dua tahap dengan target penyelesaian keseluruhan pada 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Total 1,7 kilometer. Tahap satu sedang dikerjakan sepanjang 1 kilometer selesai 2019, sementara tahap dua sepanjang 700 meter selesai pada 2020,” kata Irra kepada Tempo, Jumat, 12 Juli 2019.

Irra mengatakan, adanya Simpang Susun Sentul Selatan itu nantinya akan menghubungkan jalan tol Jagorawi dengan jalan tol Bogor Outer Ring Road (BORR).

“Itu pembangunan simpang susun tol to tol yang menghubungkan jalan tol Jagorawi dengan jalan tol BORR,” kata Irra.

Lebih jauh Irra mengatakan, pengerjaan tahap 1 dikerjakan dari Jagorawi ke BORR sepanjang 1 kilometer, sementara tahap dua dari BORR ke Jagorawi sepanjang 700 meter.

Terkait kemacetan yang terjadi imbas dari pembangunan Simpang Susun Sentul Selatan tersebut, Irra mengaku telah memberlakukan rekayasa lalu lintas bekerja sama dengan pihak terkait. “Sudah berkoordinasi dengan pihak terkait,” ujar Irra.

Juru Bicara PT. Sentul City. Tbk, Alfian Munjani, mengatakan selama pembangunan Simpang Susun Sentul Selatan, ada rekayasa lalu lintas yang diberlakukan di depan gerbang tol Sentul Selatan 1.

“Bagi kendaraan yang melintas dari arah Yasmin hanya kendaraan kecil yang bisa langsung berbelok ke arah gerbang tol, sementara truk dan bus harus memutar,” kata Alfian kepada Tempo, Jumat, 12 Juli 2019.

Alfian mengatakan, truk dan bus yang hendak masuk ke gerbang tol Sentul Selatan 1 harus memutar di bundaran Love yang berjarak 500 meter dari gerbang tol. “Untuk truk dan bus mutarnya diperpanjang, ke bundaran Love,” kata Alfian.

Menurut Alfian, meski telah diberlakukan rekayasa lalu lintas, kepadatan kendaraan tetap terjadi di lokasi saat jam sibuk, seperti jam pulang kerja dan hari libur.

“Paling parah hari libur Sabtu-Minggu bisa mencapai 4 kilometer macetnya dari gerbang tol. Kalau hari kerja hanya padat saja saat sore hari,” kata Alfian.

Jika kepadatan kendaraan sudah sangat luar biasa, ujar Alfian, pihaknya menganjurkan para pengendara untuk mengambil jalur alternatif. “Kalau dari arah Jungle Land diarahkan ke laster Argania, keluar di depan masjid Andalusia, Bundaran Love kemudian belok kiri,” kata Alfian.

“Sementara yang dari Sentul International Convention Center (SICC) hendak ke Kota Bogor diarahkan masuk melalui gerbang tol Baranangsiang,” Alfian menambahkan.

Lebih jauh, Alfian mengatakan, kemacetan akibat proyek pembangunan Simpang Susun Sentul Selatan disebabkan adanya penyempitan lajur. “Selama pembangunan konstruksi jalan layang, terjadi penyempitan lajur dari tiga lajur menjadi satu lajur,” kata Alfian.

 

Ade Ridwan

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus