Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Rahasia Diet Rafael Nadal, Paella Buatan Ibu Jadi Makanan Favorit  

Setelah menang di Barcelona Open, petenis Rafael Nadal tidak pelit berbagi rahasia dietnya kepada banyak awak media.

2 Mei 2017 | 11.58 WIB

Gaya petenis asal Spanyol, Rafael Nadal saat mengembalikan bola ke arah petenis asal Jepang, Yoshihito Nishioka dalam babak perempat final turnamen tenis Meksiko Terbuka di Acapulco, Meksiko, 2 Maret 2017. REUTERS/Henry Romero
Perbesar
Gaya petenis asal Spanyol, Rafael Nadal saat mengembalikan bola ke arah petenis asal Jepang, Yoshihito Nishioka dalam babak perempat final turnamen tenis Meksiko Terbuka di Acapulco, Meksiko, 2 Maret 2017. REUTERS/Henry Romero

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta – Penasaran dengan apa yang dikonsumsi oleh Rafael Nadal, petenis kelas dunia yang berhasil mengalahkan Dominic Thiem dalam ajang bergengsi Barcelona Open 2017? Setelah menang di Barcelona Open, Rafael Nadal tidak pelit berbagi rahasia dietnya kepada banyak awak media.

Sebelum turnamen berlangsung, Nadal memilih beragam jenis hidangan laut. Petenis nomor satu dunia yang sudah mengantongi sedikitnya 14 gelar juara Grand Slam serta 10 gelar juara Barcelona Open tersebut bukan orang yang senang melakukan diet.

Setelah turnamen selesai, Nadal mengaku gemar menyantap paella buatan ibunya dan beberapa camilan lain, seperti buah zaitun dan cokelat.

“Sesekali aku memakan paella—nasi kaya akan rempah dan diberi campuran hasil laut khas Spanyol—tapi tidak setiap hari. Jika aku memakan paella setiap hari, rasanya aku tidak sanggup bermain tenis,” ujarnya sambil tertawa.

Menurut Barbara Lewin, pakar diet sekaligus pendiri Sports-Nutritionist.com, olahraga seperti tenis membutuhkan banyak energi. “Tenis juga erat kaitannya dengan dehidrasi dan meningkatnya suhu tubuh saat permainan berlangsung,” katanya.

Barbara Lewin mengatakan hidangan laut layaknya sebuah kantong. Ada ikan, kepiting, cumi-cumi, kerang, dan masih banyak lagi. Namun, dia mengingatkan, ada beberapa jenis ikan yang harus dihindari para atlet karena mengandung merkuri tinggi, seperti tuna dan swordfish—ikan laut dengan moncong panjang seperti pedang.

”Untuk menghindari tingkat kontaminasi, sebaiknya mengkonsumsi ikan laut, bukan ikan yang dibudidayakan,” katanya.

FORBES | ESKANISA RAMADIANI



Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nunuy Nurhayati

Nunuy Nurhayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus