Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Satgas Depok Tanya Identitas Pasien Covid-19, Lapor Covid: Pelacakan Belum Bagus

Lapor Covid-19 menyebut langkah Satgas Depok yang bertanya soal identitas pasien ke mereka adalah tanda buruknya pelacakan kasus Covid-19 di kota itu.

17 Januari 2021 | 10.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pasien Covid-19 dari Kota Depok dilaporkan meninggal di taksi online setelah ditolak 10 rumah sakit. Laporan ini diterima organisasi nirlaba Lapor Covid-19 dari keluarga pasien pada 3 Januari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Relawan Lapor Covid-19 Tri Maharani mengungkapkan saat itu sang pasien membutuhkan alat bantu napas berupa ventilator. Pasien ini keliling 10 rumah sakit dalam keadaan sesak nafas di dalam taksi online. Namun rumah sakit menolak lantaran ruang ICU penuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tri memperkirakan pasien telah terinfeksi Covid-19 lebih dari delapan hari. Sayangnya pasien tak mendapatkan pertolongan dini.

Satgas Covid-19 Depok Telusuri Kasus Ini

Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan sedang mencari tahu identitas pasien Covid-19 yang meninggal di taksi online setelah ditolak 10 rumah sakit. "Sedang ditelusuri dulu," ujar dia, Sabtu, 16 Januari 2021.

Dadang mengatakan ia mengetahui peristiwa itu dari media. "Mohon dibantu data-data pasiennya siapa dan di mana lalu RS-nya mana saja," kata Dadang.

Pihak Lapor Covid mengaku Satgas Depok menghubungi mereka untuk bertanya tentang identitas pasien tersebut. Relawan Lapor Covid-19 Tri Maharani mengaku keberatan dengan pertanyaan Satgas itu.

"Seharusnya bukan identitas pasien yang ditanya, tapi dicari rumah sakit apa, mengapa menolak, dan kenapa tidak pakai ambulans," kata dia, Sabtu 16 Januari 2021.

Menurut Tri seharusnya Satgas berkoordinasi dengan seluruh Puskesmas di Depok untuk mendata identitas pasien Covid-19. Menurut dia, tak sulit untuk menghimpun data pasien jika mengerahkan petugas dari tingkat RT, RW, Puskesmas hingga kecamatan.

"Berarti pelacakan belum berjalan bagus, kok bisa warga meninggal Covid-19, tidak tahu," ujar dia.

Lani Diana

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus