Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengguna Light Rail Transit atau LRT Jabodebek mengeluhkan moda transportasi publik ini terasa sempit. Pintunya yang pendek menyusahkan orang dengan tinggi badan 170 sentimeter sulit masuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sementara pengelola mengklaim bahwa ukuran kereta tersebut sudah sesuai dengan tinggi rata-rata masyarakat Indonesia sekitar 160 cm.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di Jakarta, jenis moda transportasi publik ini mengalami kemajuan. Mulai dari adanya KRL (Kereta Rel Listrik) Commuter Line, lalu MRT (Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu) dan LRT (Light Rail Transit) yang resmi beroperasi pada Senin 28 Agustus lalu.
Dikutip dari Indonesiabaik.id, berdasarkan ukuran kereta dan daya angkutnya, KRL memiliki kapasitas yang paling besar. Kemudian disusul oleh MRT dan yang terkecil adalah LRT. Meskipun terkecil, keunggulan LRT terletak pada kemampuannya mengangkut sejumlah penumpang yang dihitung berdasarkan frekuensi perjalanannya dalam sehari.
LRT adalah sistem rel ringan yang menghubungkan beberapa wilayah. erdasarkan lebar standar internasional, LRT menggunakan rel berukuran sedang dengan lebar sekitar 1.435 milimeter atau 4 kaki 8,5 inci. LRT dioperasikan menggunakan tenaga listrik dan dapat mengangkut sekitar 270 hingga 300 penumpang dalam satu rangkaian.
Lain cerita pada MRT. Moda transportasi ini adalah sistem kereta bawah tanah. Dikutip dari jakartamrt.co.id sistem MRT menggunakan rel standar lebar internasional, yaitu 1.435 milimeter atau 4 kaki 8,5 inci. Namun, perbedaan terbesar antara MRT dan LRT adalah bahwa MRT beroperasi di bawah tanah, sehingga lebih cocok untuk mengatasi kemacetan di area pusat kota yang padat.
Terakhir, KRL adalah sistem kereta komuter yang telah ada sejak lama dan menghubungkan berbagai wilayah di Jakarta dan sekitarnya. KRL menggunakan rel standar lebar internasional yang sama dengan MRT dan LRT, yaitu 1.435 milimeter atau 4 kaki 8,5 inci. KRL memiliki jangkauan yang lebih luas dan mengangkut ribuan penumpang setiap harinya.
Meskipun LRT, MRT, dan KRL semuanya menggunakan rel dengan lebar yang sama (1.435 milimeter), perbedaan signifikan terletak pada jenis jalur yang mereka gunakan. LRT Jabodebek berjalan di permukaan tanah, MRT berjalan di bawah tanah, dan KRL mencakup area di permukaan dan di atas tanah. Pilihan ini memungkinkan adaptasi lebih baik terhadap lingkungan yang berbeda dan kepadatan lalu lintas.
Pilihan editor: LRT Jabodebek Bermasalah, PT INKA Minta Maaf dan Dibela Jokowi