Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PARTAI Golkar bagai mendapat durian rontok pada Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Meski Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto gagal menjadi calon presiden/wakil presiden, jumlah perolehan kursi partai itu naik signifikan. Bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Golkar akan memiliki lebih dari 100 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat, naik lebih dari 15 kursi dibanding pada Pemilu 2019.
Dalam silaturahmi pimpinan Golkar seluruh Indonesia di Nusa Dua, Bali, Jumat, 15 Maret 2024, Airlangga menyebutkan tiga faktor yang membuat perolehan suara partainya melonjak. “Yaitu kualitas calon legislator, kerja pengurus pusat, dan kerja pengurus daerah,” kata Wakil Ketua Umum Golkar Erwin Aksa menirukan ucapan Airlangga ketika dihubungi Tempo. Erwin hadir dalam forum itu.
Airlangga tak menyebut nama Presiden Joko Widodo. Empat politikus senior partai beringin yang ditemui Tempo bercerita, perolehan suara partai kuning pada Pemilu 2024 tak lepas dari efek Jokowi. Loyalis Jokowi yang memilih PDI Perjuangan pada 2019 mencoblos Golkar yang menyokong Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Raden Agung Laksono mengakui adanya migrasi suara pendukung Jokowi tersebut. Saat bertemu dengan Airlangga dalam pesta ulang tahun Yanti Isfandiari, istri Airlangga, di Hotel Langham, Jakarta Selatan, 9 Maret 2024, Agung berpesan agar faktor pendongkrak suara Golkar dikaji lebih dalam.
“Kenaikan suara Golkar harus dilihat dari berbagai sisi sehingga tidak membuat kita terbuai dengan hasil saat ini,” ujar Agung ketika ditemui Tempo di rumahnya di Cipinang, Jakarta Timur, Rabu, 13 Maret 2024.
Exit poll Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 14 Februari 2024 juga mencatat efek Jokowi terhadap peningkatan jumlah suara Golkar. Peneliti SMRC, Saidiman Ahmad, menuturkan, dari 80 persen pemilih yang puas atas kinerja Jokowi, 15 persen memilih Golkar. “Sehingga jumlah pemilih Golkar mendekati PDIP,” ucap Saidiman, Jumat, 15 Maret 2024.
Peralihan suara itu ditengarai disebabkan oleh pecahnya kongsi antara Jokowi dan PDIP. Jokowi mendukung Prabowo dan Gibran, putra sulungnya. Sedangkan PDIP menyokong Ganjar Pranowo dan Mahfud Md. Prabowo-Gibran diperkirakan menjadi pemenang pemilihan presiden dengan perolehan suara sekitar 58 persen.
Memburuknya hubungan Jokowi dengan PDIP membuat kalangan internal Golkar ikut mengendus peluang peralihan suara. Dua petinggi Golkar menuturkan, survei internal mereka pada Juli 2023 menunjukkan ada 5-10 persen pemilih Jokowi yang berpeluang melabuhkan dukungan ke berbagai partai karena konflik di PDIP. Survei ini melibatkan lebih dari tiga lembaga.
Berangkat dari sigi itu, Golkar berstrategi menampilkan kedekatan dengan Jokowi. Misalnya beriklan di media massa dengan menampilkan foto Jokowi dan Airlangga berdampingan. “Sudah seizin Presiden. Itu salah satu bantuan Pak Jokowi untuk Golkar,” kata politikus Golkar, Yorrys Raweyai, kepada Tempo di rumahnya di Tegal Parang, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Maret 2024.
Di kantong-kantong pendukung Jokowi, seperti Nusa Tenggara Timur dan Jawa Tengah, para calon legislator Golkar juga memasang foto Presiden dalam atribut kampanyenya. Wakil Ketua Umum Golkar Melchias Markus Mekeng mengungkapkan, para caleg mempertimbangkan tren tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi.
Survei Litbang Kompas pada Desember 2023 menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap bekas Gubernur DKI Jakarta itu 73,5 persen. “Dengan melihat kondisi itu, kami tak melawan arus bawah,” tutur Mekeng, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan NTT 1, ketika ditemui Tempo di kantornya di Menara Imperium, Jakarta Selatan, Rabu, 13 Maret 2024.
Meski masih berstatus kader PDIP, Jokowi pun ikut memberikan dukungan untuk Golkar. Empat politikus Golkar dan seorang pejabat pemerintah bercerita, beberapa waktu sebelum pemilu, Jokowi menyampaikan kepada sejumlah menterinya bahwa ia turut mengawal suara Golkar. Para narasumber itu menyatakan Jokowi menginginkan kursi Golkar meningkat di DPR.
Mereka menyebutkan Jokowi memantau pergerakan perolehan suara Golkar di daerah, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Barat. Di empat provinsi itu, Golkar kalah oleh partai lain pada 2019. Sedangkan pada Pemilu 2024, sebelas caleg Golkar dari Jawa Tengah diperkirakan lolos ke Senayan—naik hampir dua kali lipat. Perolehan kursi Golkar dari Jawa Timur juga naik dari 11 menjadi 13.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pertemuan dengan Airlangga di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, pada 6 Januari 2024, Jokowi juga bertanya soal persiapan Golkar menghadapi pemilu. Kepada wartawan setelah persamuhan itu, Airlangga mengakui ada pembahasan soal pemilu. “Yang dibicarakan dengan Pak Jokowi rahasia,” ucap Airlangga.
Menghadapi Pemilu 2024, Golkar juga menyeleksi calon legislator dengan lebih matang. Dengan nyaris 60 persen pemilih generasi milenial dan generasi Z, pengurus Golkar memperbanyak jumlah caleg berusia di bawah 40 tahun di 84 daerah pemilihan. Begitu pula pemberian nomor urut caleg dipertimbangkan masak-masak.
Kebanyakan anggota DPR inkumben dari Golkar mendapat nomor urut satu. Sedangkan calon populer, seperti istri bekas Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Atalia Praratya, ada di nomor 4, nomor partai dalam pemilu. Perolehan suara Atalia di daerah pemilihan Jawa Barat I diperkirakan unggul atas caleg inkumben, Nurul Arifin. Di sana, Golkar bisa mendapatkan dua dari sebelumnya satu kursi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Bogor, Jawa Barat, 6 Januari 2024. Antara/HO-Partai Golkar
Golkar juga menempatkan sejumlah calon legislator dengan kemampuan ekonomi tinggi di nomor urut atas. Misalnya mantan Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, yang maju di daerah pemilihan Banten III, mendapat nomor urut satu. Hasil rekapitulasi sementara mencatat Airin memperoleh jumlah suara tertinggi, yaitu 302 ribu.
Erwin Aksa, Ketua Bidang Penggalangan Strategis Golkar, mengatakan partainya memetakan daerah pemilihan potensial dan daerah pemilihan yang kemungkinan besar kehilangan kursi. “Kami merekrut kandidat yang cocok dengan karakteristik dapil itu untuk mengisi daftar caleg,” ujar Erwin melalui sambungan telepon, Jumat, 15 Maret 2024.
Sejumlah politikus Golkar dan orang dekat Airlangga bercerita, menjelang Pemilu 2024, Menteri Koordinator Perekonomian itu menggelontorkan duit kepada beberapa calon legislator. Nilainya bisa miliaran rupiah. Wakil Ketua Umum Golkar Melchias Markus Mekeng membantah jika bantuan itu disebut berasal dari kantong Airlangga. Ia juga menampik kabar bahwa bantuan tersebut bernilai fantastis.
Menurut Mekeng, bantuan bersumber dari dana partai. “Beberapa caleg mendapatkan bantuan untuk alat peraga kampanye Rp 100-200 juta,” tutur Mekeng. Golkar juga mengagih ongkos saksi Rp 200 ribu per tempat pemungutan suara. Adapun dana kampanye Golkar yang dilaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum senilai Rp 45,2 miliar.
Ketimbang menyanjung keberhasilan Airlangga Hartarto dalam memimpin Partai Golkar, Mekeng memilih menyebut capaian ini terjadi karena keberuntungan. Sebab, sebelum pemilu, survei sejumlah lembaga menunjukkan elektabilitas Golkar tak pernah mentas dari angka satu digit. “Saya bilang ke Airlangga bahwa dia sedang hoki,” kata Mekeng.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Hussein Abri Dongoran, Erwan Hermawan, Egi Adyatama, Daniel A. Fahri, Jamal A. Nashr dari Semarang dan Hanaa Septiana dari Surabaya berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Guyuran Menjelang Pencoblosan"