Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Subuh Berdarah di Peusangan

”Kami orang miskin. Anak saya terpaksa kerja sebagai penjaga tambak untuk membiayai sekolahnya. Dia bukan GAM,” kata M. Nasir Abdurrahman, ayah Anas, 13 tahun, yang tewas tertembak.

1 Juni 2003 | 00.00 WIB

Subuh Berdarah di Peusangan
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPI menggelayut di tiga desa di Kecamatan Peusangan, Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis pekan lalu. Rumah-rumah berdinding kayu berjajar, sunyi seperti tak berpenghuni. Pasar, warung kopi, dan tempat-tempat yang biasanya ramai mendadak senyap. Orang kampung memilih masuk rumah dan mengunci mulut jika ada wartawan atau orang asing yang datang. ”Jangan wawancarai saya. Saya tak mau ada masalah,” kata seorang warga Desa Mata Maplam di Kecamatan Peusangan yang ditemui TEMPO siang itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus