Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Tarif MRT Rp 10.000, Pengguna Transjakarta: Lebih Baik Bawa Motor

Seorang penumpang Transjakarta membandingkan tarif MRT Jakarta dengan MRT di Malaysia yang jaraknya lebih jauh.

11 Maret 2019 | 13.03 WIB

Peta Jalur MRT Tahap 1 (Dok. Jakartamrt.co.id)
Perbesar
Peta Jalur MRT Tahap 1 (Dok. Jakartamrt.co.id)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga Jabodetabek menilai tarif MRT yang diusulkan pemerintah Rp 10 ribu per 10 km masih terlalu mahal.

Baca: Kuota Pendaftaran Uji Coba MRT Jakarta Menipis, Sisa 100 Ribu

Seorang pengguna Transjakarta, Maya Nuraini, 27 tahun, mengatakan harga tiket MRT yang ditawarkan masih terlalu mahal jika nanti mesti membayar lagi saat naik bus Transjakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kendaraan publik seharusnya jangan terlalu mahal agar masyarakat mau naik," kata warga asal Depok ini di Halte Lebak Bulus tepat di bawah Stasiun MRT Lebak Bulus, Ahad, 10 Maret 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia membandingkan tarif MRT Jakarta dengan MRT yang pernah dinaikinya di Malaysia. Menurut dia, tiket MRT Malaysia lebih murah dengan jarak yang lebih jauh.

"Tiket MRT Malaysia cuma tiga ringgit setara Rp 10 ribu jaraknya lebih jauh," ujarnya.

Maya mengatakan akan memilih transportasi selain MRT, yang lebih efektif dan murah untuk mengantarnya ke tempat kerjanya di Jakarta, seperti Transjakarta atau commuter line. "Kalau naik MRT mungkin sesekali saja."

Penumpang Transjakarta yang lain, Bambang Nurdianto, menilai tarif MRT  yang diusulkan pemerintah masih terlalu mahal jika Rp 10 ribu per 10 km.

Menurut dia, jika jarak tempuh 15 km, dalam sehari dirinya mesti merogoh Rp 30 ribu hanya untuk naik MRT. Belum lagi, naik angkutan lainnya seperti ojek online.

"Lebih baik saya bawa motor, Rp 30 ribu beli bensin bisa tiga hari dari pada naik MRT," ujarnya.

Menurut dia, tarif MRT yang diusulkan pemerintah akan memberatkan karyawan yang gajinya hanya sebesar upah minimum kota DKI, atau tidak mencapai Rp 3,5 juta.

"Saya yakin yang gajinya UMR sulit memilih MRT karena mahal."

Namun warga lainnya, Iwan Setiawan, 24 tahun, mengatakan akan memilih naik MRT untuk sampai ke Jakarta dari pada naik ojek online atau angkutan umum lainnya. "Kalau saya lebih memilih MRT, mahal sedikit yang penting gak macet," ujarnya.

Baca: Ini Asal Usul Rencana Tarif MRT Rp 10.000 dan LRT Jakarta Rp 6.000

Menurut Iwan, jalur yang dilewati MRT seperti dari Lebak Bulus ke Blok M termasuk jalur yang kerap macet. Menurut dia, tarif MRT Rp 10 ribu per 10 km relatif terjangkau dengan dirinya. "Itu harga relatif terjangkau kan gratis juga naik Transjakarta nantinya."

 

Imam Hamdi

Bergabung dengan Tempo sejak 2017, setelah dua tahun sebelumnya menjadi kontributor Tempo di Depok, Jawa Barat. Lulusan UPN Veteran Jakarta ini lama ditugaskan di Balai Kota DKI Jakarta dan mendalami isu-isu human interest.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus