Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Terungkap, BPBD Kota Bekasi Cuma Ada 6 Perahu Karet Siaga Banjir

Banjir parah menyergap Bekasi secara serentak di 93 titik di wilayah itu sejak Rabu pagi tak lama setelah malam Tahun Baru.

4 Januari 2020 | 13.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bekasi -Banjir parah menyergap Bekasi secara serentak di 93 titik di wilayah itu sejak Rabu pagi, 1 Januari 2020, tak lama setelah malam pergantian tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banjir baru mulai surut pada Kamis siang bahkan ada yang sampai Jumat dini hari, 3 Januari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi, Haryono mengatakan, permintaan evakuasi cukup tinggi pada hari pertama banjir. Bahkan, ia menerima panggilan telepon meminta evakusi mencapai 200 kali. "Karena serentak, kemampuan untuk perahu kita itu terbatas," katanya, Jumat, 3 Januari 2020.

BPBD Kota Bekasi sendiri, menurut dia, hanya memiliki enam perahu karet.

Tapi, secara keseluruhan pemerintah daerah memiliki 23 perahu karet yang tersebar di sejumlah instansi pemerintah seperti Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Lingkungan Hidup, maupun Satuan Polisi Pamong Praja. "Padahal yang kena dampaknya itu sampai ribuan," kata dia.

Sejumlah korban banjir menganggap pemerintah daerah tak siap menghadapi banjir parah.

Hal ini dirasakan oleh seorang warga di Komplek Vila Nusa Indah, Jatiasih, meskipun di depan perumahan itu ada gudang logistik milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Semua nomor telepon yang dishare di media sosial tidak ada yang merespon," ucap seorang korban banjir di sana. Banjir di sana mulai tinggi sejak Rabu pukul 12.00, hingga malam pukul 23.00 belum ada tim menjemput atau mengantarkan logistik makanan. Adapun tim evakuasi di lokasi ini lebih dominan dari unsur TNI.

BPBD Kota Bekasi mencatat dari 93 titik banjir ada 366.274 orang terdampak. Paling parah dan banyak berada di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Jatiasih.

Pemerintah daerah mengidentifikasi penyebab banjir ada dua. Pertama karena curah hujan tinggi, dan luapan Kali Bekasi akibat debitnya meningkat setelah mendapatkan kiriman air melalui Kali Cileungsi dan Kali Cikeas.

Tempo mengamati banjir lebih dulu disebabkan oleh curah hujan, rumah-rumah penduduk yang berlokasi di dataran rendah terendam. Titiknya hampir menyebar di semua kecamatan.

Banjir karena curah hujan tinggi mulai terjadi pada Rabu dini hari tak lama setelah malam pergantian tahun.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus