Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Tiba-tiba melorot

Menara perusahaan air minum, pam, di kodya payakumbuh, sum-bar, menurun sekitar 5 cm ke dalam tanah karena struktur tanah. untuk mengatasinya akan dibuatkan bangunan penyekat.(kt)

30 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENARA PAM Kodya Payakumbuh di Labuh Basilang tiba-tiba melorot turun. Dua di antara 16 tiangnya tiba-tiba menusuk bumi. Tentu saja pemborong PT Hutama Karya Padang dan pengawas proyek terkejut. Karena itu sejak pertengahan Juli yang silam pekerjaan dihentikan. Bangunan menara berikut kantornya menelan biaya Rp 100 juta lebih. Pimpinan Proyek PAM Sumatera Barat ir. Krisno Sudarman segera melaporkan kasus itu ke Jakarta. Pemda Kodya Payakumbuh diberi tahu, juga Gubernur Sumatera Barat dan Ketua DPRD propinsi. "Sayalah yang bertanggung jawab dalam peristiwa itu" kata Krisno Sudarman kepada TEMPO Senin 11 September yang silam di Padang. Sebab Hutama Karya selain pemborong yang sudah dikenal di mana-mana tak lebih dari pelaksana. Artinya perusahaan ini melaksanakan apa yang tertulis dalam bestek dan kontrak. Tapi Krisno sendiri juga merasa agak heran mengapa hal itu bisa terjadi. Sebab penelitian tanah saja dilaksanakan sampai tiga kali. Yang pertama waktu direncanakan, berikutnya menjelang akan dimulai. Dan terakhir dilaksanakan ir. Wiratman konsultan penyelidikan tanah dari Bandung. Tidak terdapat kelainan dari hasil penelitian itu. Dua tiang yang turun terletak di sebelah selatan. Krisno Sudarman menyebut penurunan itu tak lebih dari 5 cm. Melorotnya tiang-tiang itu memang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Tapi liwat waterpass jelas ada kepincangan. Jangan Khawatir Menara PAM Payakumbuh yang hampir rampung itu dibangun di atas areal seluas 4.500 mÿFD. Tingginya 35 meter dengan beban penampung air 700 m3. Menurut rencana proyek ini akan selesai menjelang akhir tahun ini, selambatnya akhir tahun anggaran 1978/1979. Pimpinan proyek PAM Sumatera Barat menyebut bahwa yang turun sebetulnya bukan bangunan. "Penurunan terjadi karena struktur tanah" kata Krisno Sudarman. Tapi meski terjadi hal itu penelitian yang dilakukan tim dari Bandung menyebutkan bahwa bangunan itu dapat diteruskan. Dalam pekan ini Sudarman menyebut pekerjaan segera akan dimulai lagi. Ada disebut bahwa bakal ada bangunan tambahan untuk mengatasi kemungkinan bahaya kemudian yaitu berupa bangunan penyekar di atas pondasi. "Masyarakat tidak usah khawatir" kata Krisno Sudarman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus