Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sebuah Hotel 11 Tingkat

Sebuah hotel berlantai II & bertaraf internasional didirikan di Balikpapan, kal-tim, dengan nama "the rregent of balikpapan" yang merupakan patungan antara indonesia 10% dan hongkong 90%.(kt)

30 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH cukup lama Kota Balikpapan menjadi persinggahan para pengusaha kayu dan minyak. Bayangkan saja, lapangan udaranya, Sepinggan, rata-rata setiap hari didarati 50 buah pesawat terbang besar dan kecil. Termasuk di antaranya F-28 Garuda yang terbang 3 kali sehari, pesawat-pesawat swasta dan pesawat carter Balikpapan-Singapura. Dari 200.000 penduduk kota ini Iebih 6.000 orang di antaranya orang asing, karyawan minyak dan perusahaan kayu. Barangkali karena melihat lalu-lintas begitu ramai, sebuah hotel berlantai 11 akan segera berdiri di kota ini. Pekan. Ialu Gubernur Kalimantan Timur Ery Soepardjan meresmikan pemasangan atap besi terakhir hotel bertarap internasional itu. Ini adalah satu-satunya hotel tertinggi di kota itu, bahkan di kota-kota luar Jawa. The Regent of Balikpapan, nama hotel itu, dibangun dengan biaya Rp 4 milyar lebih. Usaha ini merupakan kongsi antara PT Bena Kutai (Indonesia -10%) denan Southsea Lumber Co (Hongkong -- 90%). Selain akan memiliki 216 buah kamar, hotel ini nanti juga akan dilengkapi dengan perkantoran, pusat perbelanjaan dan landasan helikopter di puncaknya. Meskipun sejak 1972 pembangunannya tersendat-sendat, diperkirakan akhir 1979 hotel ini sudah siap menerima tamu untuk seluruh kamarnya. Sementara itu April tahun muka, 50 buah kamar di antaranya akan diresmikan. Menurut General Manager The Regent of Balikpapan, Herman Diener, kebutuhan hotel ini seperti sayur-mayur, daging dan lain-lain akan didatangkan dari Surabaya. Karena, katanya, untuk kebutuhan lokal sendiri Balikpapan kekurangan. Wisatawan Sampai sekarang Balikpapan mempunyai sekitar 50 kamar dari hotel-hotel yang ada. Munculnya hotel baru itu cukup mengkhawatirkan pengusaha hotel yang telah ada. "Kita grogi juga melihat hotel baru itu" tutur Syafruddin Jamadin, manager operasi Grand Park Hotel yang terletak persis berhadapan dengan The Regent of Balikpapan. Tapi Syafruddin juga heran, "bagaimana mereka nantinya akan mencari langganan." Sebab katanya, hotel-hotel yang ada sekarang sudah bersusah payah dengan hasil hanya 70% kamarnya dihuni. Tapi "kita percaya occupancy (penghunian kamar) akan mencapai 80%" jawab Herman Diener. Karena itu Herman juga yakin, dalam waktu 6-7 tahun modal The Regent of Balikpapan sudah akan kembali. Sebab diperkirakan jika pengusaha minyak dan kayu mulai sepi, arus wisatawan ke daerah ini akan mulai mengalir. Tapi sejauh ini baru Tenggarong (peninggalan Sultan Kutai) yang dapat diandalkan untuk memancing para pelancong ke daerah ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus