Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Warga Kampung Terkurung Tangerang Belum Merdeka di HUT RI Ke 73

Luapan kegembiraan pecah di Gang Tunas III Kelurahan Sukajadi Kecamatan Karawaci Kota Serang pada perayaan HUT RI Ke 73 Jumat, 17 Agustus 2018.

18 Agustus 2018 | 08.45 WIB

Ilustrasi lomba 17 Agustus/HUT proklamasi kemerdekaan RI. ANTARA/Siswowidodo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi lomba 17 Agustus/HUT proklamasi kemerdekaan RI. ANTARA/Siswowidodo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Tangerang - Luapan kegembiraan pecah di Gang Tunas III Kelurahan Sukajadi Kecamatan Karawaci Kota Serang pada perayaan HUT RI ke-73 Jumat, 17 Agustus 2018.

Tua, muda, besar, kecil berkumpul di lahan bekas pembongkaran rumah. Mereka mengikuti berbagai perlombaan dalam sambut HUT RI Ke 73 tersebut. Ada perlombaan makan kerupuk untuk anak-anak, ada lomba bakiak bagi orang dewasa, lomba balap karung juga tarik tambang.
Baca : HUT RI Ke 73, Ini 3 Kesalahan Pengelola Kalibata City Copot Bendera

Sesaat  kata  Thio Lian Seng, 54 tahun, warga Gang Tunas III
melupakan sejenak keresahan hati akibat tekanan dan intimidasi tuan tanah Hertati Suliarta yang hendak menggusur mereka dari tanah yang sudah didiami puluhan tahun itu.

"Hari ini kami merayakan kemerdekaan, pintu pagar setinggi  2 meter sudah dibuka polisi, setelah kami pulang dari melapor ke Ombudsman di Jakarta, sebulan lalu,"kata Lian Seng, seorang warga kepada Tempo.

Lian Seng mengatakan warga saat ini merasa lega karena aktivitas sudah lancar. Semula harus melompati pagar, orang sakit digotong.

"Ya baru setengah merdeka, karena pintu sudah bisa dilewati meskipun warga harus buka tutup sendiri. Tapi kami dimarahi kalau pintu dibuka lebar-lebar. Padahal ini kan jalan umum,"kata Lian Seng.

Meskipun sudah bisa dilewati, pintu itu tetap dijaga anak buah Hertati. Para penjaga ini berada di pos tak jauh dari pintu bercat hijau muda itu. Menurut Lian Seng anak buah Hertati masih mengintimidasi dengan terus melakukan upaya penggusuran. Warga pun angkat tangan dan menyerahkan kepada kuasa hukum Arjuna Ginting.


Dihubungi terpisah Arjuna mengatakan saat ini perkara yang sudah dilaporkan ke  Polda Metro Jaya dan Ombudsman itu sifatnya masih menunggu penanganan Polda Metro Jaya.

"Laporan ke Polda tentang ditolaknya laporan warga soal penutupan jalan,"kata Arjuna. "Masih menunggu kalau dalam 14 hari lagi Kapolda Metro Jaya tidak merespon, maka  Ombudsman Serang meminta waktu bertemu Kapolres Metro Tangerang,"kata Arjuna.
Ratusan warga yang mendiami Gang Tunas III, Jalan Imam Bonjol, RT 03, 04 dan 05 RW 05, Sukajadi, Karawaci, Kota Tangerang, memprotes akses jalan umum yang dipagar besi setinggi 2 meter olehpihak Hertati Suliarta, Selasa, 10 April 2018. Tempo/Ayu Cipta

Kepala Ombudsman  RI perwakilan Banten  Bambang P. Sumo membenarkan adanya  laporan warga melalui kantor pengacara Arjuna Ginting dan rekan itu.

"Ombudsman telah melayangkan surat permintaan klarifikasi ke Polda Metro Jaya c/q Irwasda. Tapi sampai 14 hari kerja belum  ada tanggapan,"kata Bambang.

Bambang mengatakan  selanjutnya pihaknya akan menemui Kapolres Polres Metro Tangerang sekalian menyampaikan surat permintaan klarifikasi kedua.

Menurut keterangan dari  Reskrim  Polresta Tangerang kata Bambang,  mereka baru saja mendapat disposisi dari Irwasda Polda Metro Jaya. Sehingga mereka baru tahap koordinasi dengan Polsek Karawaci.
Simak juga : Jalan Ditutup, Warga Terkurumg di Kampung Sendiri Ngadu ke Jokowi

Pemagaran jalan dengan pintu gerbang besi setinggi 2 meter itu merupakan buntut sengketa di atas lahan 6.965 meter antara warga RT 03,04, 05 RW 05 melawan Hertati Suliarta. Warga sudah mendiami Gang Tunas III sejak 1969.

Mereka menempati lahan tersebur secara turun temurun, sampai terbentuk tiga. "Sejak tahun 1970 sampai 2017, warga rutin bayar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).

Liang Seng bercerita, tiba-tiba pada 2016 datang seorang yang mengaku pengacara suruhan Hertati Suliarta. Mereka mengklaim tanah di Gang Tunas III merupakan tanah Hertati. "Pengacara itu door to door menunjukan fotocopi sertifikat dan minta seluruh warga mengosongkan rumah. Sebagian besar warga menolak. Meskipun ada yang kemudian ketakutan dan menerima uang ganti rugi bangunan dan tanah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ayu Cipta

Bergabung dengan Tempo sejak 2001, Ayu Cipta bertugas di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Lulusan Sastra Indonesia dari Universitas Diponegoro ini juga menulis dan mementaskan pembacaan puisi. Sejumlah puisinya dibukukan dalam antologi bersama penyair Indonesia "Puisi Menolak Korupsi" dan "Peradaban Baru Corona 99 Puisi Wartawan Penyair Indonesia".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus