Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cekfakta

Sebagian Benar, Industri Sosis Babi Berpotensi Sebarkan Virus Babi pada Manusia

Sebuah video  yang beredar di WhatsApp dan media sosial berisi klaim bahwa sosis babi dapat menyebarnya virus babi ke manusia.

5 Februari 2025 | 19.52 WIB

cek-fakta
Sebagian Benar, Industri Sosis Babi Berpotensi Sebarkan Virus Babi pada Manusia
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sebuah video yang beredar di WhatsApp [arsip], Instagram, Tiktok, dan Facebook berisi klaim bahwa sosis babi dapat menyebarnya virus babi ke manusia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam video tersebut, terlihat pabrik pengolahan daging babi dari proses pemotongan hingga pemanfaatan semua organ dari tubuh babi yang dimanfaatkan menjadi makanan olahan sosis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pembaca Tempo meminta untuk memeriksa klaim tersebut. Benarkah virus babi disebabkan karena sosis yang dibuat dari babi?

PEMERIKSAAN KLAIM

Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan ada beberapa jenis virus dan bakteri yang bisa ditemukan pada babi dan memiliki potensi menular ke manusia. Antara lain, virus Hepatitis E yang bisa ditularkan melalui konsumsi daging babi yang kurang matang. 

Ada juga virus Nipah yang lebih sering ditularkan lewat kontak dengan sekresi babi yang terinfeksi. Kemudian, jenis streptococcus swis, jenis bakteri yang bisa menyebabkan meningitis, sepsis, infeksi virus lainnya yang menular jika berkontak langsung dengan babi atau konsumsi daging babi yang tidak matang.

Berikutnya adalah flu babi, penyakit pernapasan yang disebabkan virus influenza tipe A yang umum ditemukan pada babi. Strain yang paling dikenal adalah H1N1 yang bisa ditularkan dari babi ke manusia melalui kontak langsung dengan babi yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi oleh sekresi pernapasan si babi atau beberapa kasus terjadi penularan dari manusia ke manusia. 

“Namun virus ini tidak menular melalui konsumsi daging babi atau produk olahannya, jika dimasak dengan suhu di atas 70 derajat celcius,” kata Dicky, Selasa, 4 Februari 2025.

Menurut Dicky, tidak semua produk dari babi beresiko menularkan penyakit. Hal itu sangat bergantung pada proses pengolahan mulai dari tingkat suhu dan bagian tubuh yang dikonsumsi. “Jika yang dikonsumsi adalah organ dalam seperti hati atau usus, akan jauh lebih beresiko bagi kesehatan,” kata Dicky.

Tentang Sosis Babi Cina

Sebelumnya, kekhawatiran terhadap virus yang terkandung dalam sosis babi asal Cina mengemuka sejak negara tersebut terjadi demam babi Afrika pada 2018. Demam Babi Afrika (ASF) adalah penyakit virus yang menyerang babi domestik dan liar. Penyakit ini sangat menular dan mematikan bagi babi, namun tidak menular ke manusia.

Saat itu, Straits Times edisi pada 24 Oktober 2018, memberitakan, otoritas Jepang menemukan 1,5 kg sosis yang terinfeksi virus di dalam koper seorang turis Tiongkok di sebuah bandara di Hokkaido.

Demam babi Afrika menyebar di Tiongkok sejak Juli 2018 yang saat itu diprediksi dapat menghancurkan industri daging babi Cina yang bernilai US$128 miliar (S$176 miliar). 

Demam babi menjadi masalah karena virus dapat bertahan hidup selama lebih dari setahun dalam produk seperti ham kering. Jika sisa daging babi yang terinfeksi masuk ke pakan babi, akan mengancam babi-babi lain yang bersentuhan. 

Hal itu membuat negara-negara di seluruh kawasan berupaya untuk melindungi peternakan babi mereka sendiri, seperti di Jepang. Kementerian Pertanian Jepang melarang mereka yang terlibat di industri tersebut agar tidak bepergian ke luar negeri, serta memberlakukan tindakan karantina yang lebih ketat di seluruh negeri.

Selain karena virus, Otoritas kesehatan Hongkong juga pernah memperingatkan mengenai risiko konsumsi sosis berlebihan asal Cina pada kesehatan. Dari 30 sampel produk sosis asal Cina yang diuji oleh Dewan Konsumen Hongkong menemukan semuanya mengandung kadar sodium dan 80 persen kadar gula yang tinggi.

Semua sampel mengandung kandungan natrium berkisar antara 1.258,5 hingga 1.971 miligram per 100 g, atau satu hingga 2,3 kali lebih tinggi dibandingkan standar dari Pusat Keamanan Pangan yaitu 600 mg.  Lebih dari 80 persen sampel memiliki kadar gula lebih tinggi dari 15 gram gula per 100 gram. 

KESIMPULAN

Hasil verifikasi Tempo tentang klaim virus babi disebabkan karena sosis yang dibuat dari babi di Cina adalah sebagian benar. 

Beberapa virus pada bisa berbahaya bagi manusia apabila tidak diproses dengan standar keamanan yang baik.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected] 

Artika Rachmi Farmita

Artika Rachmi Farmita

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus