Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SETELAH 19 tahun sejak pertama kali digelar secara langsung, kini pemilihan kepala daerah atau pilkada diusulkan kembali dilakukan lewat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD. Usul itu diutarakan Presiden Prabowo Subianto sembari menyebut pilkada selama ini menelan biaya mahal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kemungkinan sistem ini terlalu mahal. Betul? Dari wajah yang menang pun saya lihat lesu, apalagi yang kalah,” kata Prabowo dalam pidatonya saat perayaan ulang tahun ke-60 Partai Golkar di Sentul, Bogor, Kamis malam, 12 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo mengatakan jika pilkada cukup dilakukan oleh DPRD, negara bisa menghemat triliunan rupiah. Anggaran itu, ujar dia, bisa dialihkan untuk kepentingan lain yang lebih mendesak. Kepala negara juga menyinggung soal efisiensi jika kepala daerah dipilih oleh DPRD. Sebab, selain tidak boros anggaran, hal itu juga mempermudah transisi kepemimpinan.
“Berapa puluh triliun habis dalam satu-dua hari, baik anggaran dari negara maupun dari masing-masing tokoh politik,” ujarnya. “Saya lihat negara-negara tetangga kita efisien seperti Malaysia. Bahkan juga India. Mereka sekali memilih anggota DPRD, ya sudah, DPRD itulah yang memilih gubernur, wali kota.”
Dahulu sebelum era Reformasi, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh DPRD. Namun, sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat. Pertama kali diselenggarakan pada Juni 2005.
Pilkada yang melibatkan suara rakyat untuk kali perdana ini digelar serentak di 213 daerah, yaitu di 7 provinsi, 174 kabupaten, dan 32 kota. Pemungutan suara berlangsung mulai 1 Juni di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dan berakhir pada 21 Desember di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Adapun tujuh provinsi pertama yang menggelar pilkada secara langsung Bengkulu, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan Sumatera Barat.
1. Bengkulu
Pemilihan Umum Gubernur atau Pilgub Bengkulu 2005 digelar pada 27 Juni. Diikuti oleh Sudirman Ail-Sjahrir AB, Agus Rim Najabuddin-Syamlan dan Muslihan-Patrice Rio Capella. KPUD Bengkulu memutuskan Agus Rim Najabuddin-Syamlan dan Muslihan-Patrice Rio Capella.
Sudirman Ail-Sjahrir AB sempat mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi atau MK, namun ditolak gugatannya. Pada putaran kedua yang digelar Oktober, Agus Rim Najabuddin-Syamlan menang dengan mendapat perolehan suara 52.053 atau 54,30 persen.
2. Kepulauan Riau
Pilgub Kepulauan Riau 2005 menghadirkan palagan antara Rizal Zen-Firman Bisowarno dan Ismeth Abdullah-HM Sani. Pilkada perdana untuk provinsi yang baru pecah dari Riau itu berakhir di meja MK. Rizal Zen-Firman Bisowarno tidak menerima kemenangan lawannya, namun MK menolak gugatan tersebut. Ismeth Abdullah-HM Sani ditetapkan sebagai kandidat terpilih.
3. Jambi
Pemilihan Gubernur Jambi 2005 dilaksanakan pada 26 Juni 2005. Terdapat tiga pasang kandidat yang bertarung. Dua di antaranya adalah Gubernur dan Wakil Gubernur petahana yaitu Zulkifli Nurdin dan Hasip Kalimuddin Syam. Sedangkan penantang lainnya adalah Usman Ermulan, Bupati Tanjung Jabung Barat periode 2001–2005.
Zulkifli Nurdin didampingi Antony Zeidra Abidin dan mendapat perolehan suara terbanyak yakni 80,2 persen. Sedangkan Usman Ermulan yang menggandeng Irsal Yunus hanya mendapat 6,7 persen suara. Sementara Hasip Kalimuddin Syam yang maju tanpa wakil mendapat dukungan 13,2 persen.
4. Kalimantan Tengah
Pilgub Kalimantan Tengah 2005 dilaksanakan pada 23 Juni 2005. Diikuti oleh lima pasangan calon, yakni Agustin Teras Narang-Achmad Diran, Asmawi Agani-Kahayani Andelen, A. Dj. Nihin-Nusa J. Toendan, K.M.A. Usop-Rinco Norkim, dan S A. Fawzi Zain Bachsin-Haryanto M. Garang.
Pilkada perdana secara langsung tersebut dimenangkan oleh Agustin Teras Narang-Achmad Diran dengan perolehan 349.329 alias 43,97 persen dari total suara.
5. Kalimantan Selatan
Pilgub Kalimantan Selatan 2005 digelar pada 30 Juni. Pilkada ini dimenangkan oleh pasangan Rudy Ariffin-Rosehan Noor Bahri. Rudy sebelumnya menjabat sebagai Bupati Banjar dari 1999 hingga 2005.
6. Sulawesi Utara
Pilgub Sulawesi Utara 2005 berlangsung pada 20 Juni. Menghadirkan palagan lima kandidat: Hengki Baramuli-DP Togas, Adolf J Sondakh-Ariyanti Baramuli, Ferry Tinggogoy-Hamdi Paputungan, Sinyo Harry Sarudajang-Freddy Harry Sualang, dan Wenny Waraow-Warhanitua. Pilkada ini dimenangkan oleh Sinyo Harry Sarudajang-Freddy Harry Sualang.
7. Sumatra Barat
Pilgub Sumatera Barat 2005 dilaksanakan pada 27 Juni. Terdapat lima pasang kandidat yang bertarung. Yaitu: Gamawan Fauzi-Marlis Rahman, Leonardy Harmainy-Rusdi Lubis, Kapitra Ampera-Dalimi Abdullah, Irwan Prayitno-Ikasuma Hamid, dan Jeffrie Geovanie-Dasman Lanin.
Pilkada Sumbar kali pertama ini dimenangkan oleh Gamawan Fauzi-Marlis Rahman dengan suara 757.296 alias 41,5 persen.
Nandito Putra dan Alfitria Nefi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Wacana Pilkada Lewat DPRD Lagi, Prabowo: Negara Tetangga Efisien, Kita Keluar Duit, Duit, Duit