Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

9 Negara yang Membatasi Penggunaan Gadget pada Anak

Salah satu negara yang belum lama ini menerapkan pembatasan penggunaan gadget pada anak adalah Australia.

24 Januari 2025 | 10.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak menggunakan gadget. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan gadget pada anak menjadi perhatian beberapa negara di dunia. Bukan hanya berpotensi pada kesehatan mental anak, kecanduan gadget juga bisa mempengaruhi kesehatan fisik anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu negara yang baru menerapkan pembatasan penggunaan gadget pada anak adalah Australia. Negara tersebut telah mengesahkan larangan media sosial bagi anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain Australia, negara mana saja yang telah menerapkan aturan yang sama?

1. Prancis

Eksperimen "Pause numerique" diterapkan di 180 sekolah menengah pertama di Prancis, melibatkan lebih dari 50.000 siswa berusia 11–15 tahun. Proyek ini mewajibkan siswa menyerahkan ponsel saat tiba di sekolah, melanjutkan larangan penggunaan ponsel yang berlaku sejak 2018.

Tujuannya adalah meningkatkan iklim sekolah, mengurangi kekerasan dan pelecehan daring, meningkatkan konsentrasi dan kinerja siswa, serta meningkatkan kesadaran penggunaan perangkat digital secara rasional.

2. Finlandia 

Finlandia telah lama dikenal dengan standar akademisnya yang luar biasa, tetapi standar tersebut mulai merosot akhir-akhir ini. Beberapa sekolah, termasuk di Riihimaki, mulai kembali menggunakan buku, pensil, dan kertas, menggantikan perangkat digital yang dianggap mengganggu. Guru dan siswa melaporkan peningkatan fokus dan kemudahan belajar tanpa perangkat, termasuk manfaat seperti membaca lebih cepat dan tidur lebih baik.

3. Inggris

Yayasan Ormiston Academies melarang penggunaan ponsel bagi sekitar 35.000 murid di 42 sekolah untuk mengatasi dampak negatif waktu layar pada kesehatan mental. Larangan ini terbukti berhasil dan didukung oleh siswa serta orang tua. 

Tom Rees, CEO Ormiston, menekankan pentingnya perhatian dalam belajar dan menyebut ponsel sebagai gangguan besar. Upaya sebelumnya untuk membatasi ponsel di sekolah Inggris kurang efektif karena penerapannya tidak mengikat.

4. Norwegia

Dilansir dari Reuters, pemerintah Norwegia berencana menaikkan batas usia bagi anak-anak untuk menyetujui syarat penggunaan media sosial dari 13 menjadi 15 tahun, meskipun orang tua tetap dapat memberikan izin jika anak masih di bawah batas usia tersebut. 

Pemerintah juga sedang merancang undang-undang untuk menetapkan batas usia minimum yang sah untuk menggunakan media sosial, meskipun waktu pengesahannya di parlemen belum dipastikan. Saat ini, sekitar setengah dari anak berusia sembilan tahun di Norwegia telah menggunakan media sosial.

5. Jerman

Anak-anak berusia 13 hingga 16 tahun di Jerman hanya diizinkan menggunakan media sosial dengan izin orang tua. Meskipun belum ada rencana untuk memperketat aturan, para pendukung perlindungan anak menilai kontrol saat ini kurang memadai dan menyerukan penerapan yang lebih tegas.  

6. Belgia

Sejak 2018, Belgia menetapkan anak-anak harus berusia minimal 13 tahun untuk membuat akun media sosial tanpa memerlukan izin orang tua.  

7. Belanda

Belanda belum memiliki aturan usia minimum untuk penggunaan media sosial. Namun, mulai Januari 2024, perangkat seluler dilarang di ruang kelas guna mengurangi gangguan, kecuali untuk pelajaran digital, kebutuhan medis, atau disabilitas.  

8. Italia

Di Italia, anak di bawah 14 tahun memerlukan izin orang tua untuk membuat akun media sosial, tetapi izin tersebut tidak lagi diperlukan setelah mereka mencapai usia tersebut.



 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus