Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga smartphone iPhone terbaru XS, XS Max dan XR hadir menggunakan modem LTE Intel. COO Apple Jeff Williams mengatakan awalnya Apple ingin menggunakan modem milik Qualcomm. Namun, Qualcomm menolak untuk menjualnya setelah Apple menggugat praktik lisensinya.
Baca: Rilis 2019, iPhone XI akan Pakai 3 Kamera Utama?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Akhirnya mereka tidak akan mendukung kami atau menjual chip kepada kami," ujar Williams kepada Federal Trade Commision Amerika Serikat seperti dikutip laman The Verge, Senin, 14 Januari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Qualcomm saat ini sedang diadili dan dituduh terlibat dalam praktik monopolistik termasuk mengenakan tarif royalti yang luar biasa tinggi, menolak lisensi paten untuk pembuat chip lain, serta menjanjikan kesepakatan dengan pelanggan seperti Apple jika secara eksklusif menggunakan chip Qualcomm.
Awalnya, Apple bergeser secara eksklusif menggunakan modem Intel karena beberapa alasan. Williams menjelaskan, Apple awalnya berencana membagi pesanan modem terbaru antara Qualcomm dan Intel. Namun, kemudian beralih ke Intel untuk memasok semua modem setelah Qualcomm menolak untuk menjual.
Menurut laman CNET, ketergantungan pada Intel dapat merusak peluang Apple untuk membawa iPhone 5G dengan cepat ke pasaran, karena chip 5G Intel tidak memungkinkan hingga 2020. Modem LTE Intel juga dikenal lebih lambat dari Qualcomm.
Ketika mencari modem Qualcomm dan Intel untuk teleponnya pada saat yang sama, Apple membatasi kecepatan pada modem Qualcomm, sehingga satu varian iPhone tidak akan lebih cepat dari yang lain.
Apple juga mengungkapkan harga yang dibayarkan untuk modem Qualcomm sebesar US$ 7,50 per perangkat (setara Rp 105 ribu). "Itu tampaknya lima kali lebih banyak dari yang ingin dibayar Apple yang hanya UD$ 1,50 per perangkat (setara Rp 21 ribu)," kata Williams.
Namun, menurut Williams, Apple membutuhkan pasokan chip Qualcomm. "Jika Apple mencoba mengejar Qualcomm secara legal, maka Apple tidak akan memiliki akses ke chip. Kami tidak punya banyak pilihan," tutur Williams.
Konflik tersebut dimulai pada 2017 ketika Apple menggugat Qualcomm untuk persyaratan lisensi yang tidak adil. Qualcomm kemudian membalasnya dengan mengatakan bahwa Apple melanggar patennya dan berbagi informasi dengan Intel.
Pada Oktober 2018, Qualcomm mengatakan bahwa Apple berutang US$ 7 miliar dalam pembayaran royalti. Sejak itu, Qualcomm melakukan perlawanan ke pengadilan internasional di Jerman dan Cina, dan berhasil memenangkan larangan iPhone lama yang dijual di kedua negara. Apple harus menarik iPhone 7 dan iPhone 8 di Jerman, dan mengeluarkan pembaruan perangkat lunak iPhone di Cina, untuk menghindari larangan pada sebagian besar iPhone kecuali yang terbaru.
Simak kabar terbaru tentang iPhone, Intel dan Qualcomm hanya di kanal Tekno Tempo.co
THEVERGE | CNET