Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, San Francisco - Musical.ly, aplikasi lip-syncing yang populer di kalangan remaja dan anak muda, telah dijual ke raksasa media sosial Cina Toutiao, menurut sebuah pengumuman yang dibuat kemarin, sebagaimana dilaporkan Techcrunch.
Baca: Aplikasi Taponesia Tawarkan Bisnis Peduli Lingkungan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kesepakatan penjualan itu tidak diungkapkan, namun beberapa sumber mengatakan kepada TechCrunch bahwa Bytedance, perusahaan di balik layanan agregator berita utama Cina Toutiao, akan membayar antara US$ 800 juta (Rp 10,8 triliun) dan US$ 1 miliar (Rp 13,5 triliun) untuk membeli Musical.ly, yang mengklaim 60 juta pengguna yang sebagian besar berbasis di AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Musical.ly yang berusia tiga tahun sebelumnya dihargai $ 500 juta saat meningkatkan pendanaan putaran terakhirnya pada tahun 2016. Startup tersebut mengatakan akan terus berjalan sebagai bisnis independen di dalam Bytedance, dengan memanfaatkan keunggulan distribusi dan teknologi yang tawarkan induk barunya.
Bytedance sendiri telah mengalami kesuksesan selama dua tahun terakhir terutama berkat Toutiao, yang mengklaim 120 juta pengguna bulanan. Perusahaan tersebut dilaporkan mengumpulkan dana baru sebesar US$ 2 miliar (Rp 27 triliun) pada valuasi US$ 20 miliar, dan telah berkembang menjadi jenis konten mobile lainnya melalui akuisisi seperti aplikasi video Flipagram.
Baca: Aplikasi Gigicare Raih Pendanaan di Singapura
Aplikasi Toutiao telah dikenal karena penggunaan kecerdasan buatannya yang ekstensif untuk membantu membangun newsfeed yang disesuaikan untuk basis penggunanya, dan dalam sebuah pengumuman hari ini, perusahaan tersebut mengatakan bahwa teknologi ini akan digunakan untuk mengembangkan jangkauan Musical.ly dalam hal pengguna dan pencipta di Cina, Korea, Jepang, dan Asia Tenggara. Ini adalah wilayah di mana perusahaan belum benar-benar sukses sampai saat ini, terlepas dari fakta bahwa pendirinya adalah orang Cina dan kantor pusatnya ada di Shanghai.
TECHCRUNCH | ERWIN Z