Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hacker yang mengaku bertindak individual dari Brasil mengklaim telah membocorkan data Kepolisian Republik Indonesia atau Polri. Data yang dibocorkan memuat sejumlah besar nama dan identitas anggota Polri beserta jenis pelanggaran yang dilakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Masih ada dua tautan lain yang disertakan, yang masing-masing harus diunduh sebesar 10,27 MB. "Bocoran ini berisi informasi personal dan kredensial dari para pekerja Polri dan orang-orang yang terlibat bersama Polri," katanya dalam sebuah akun Twitter bernama @son1x666 pada Rabu sore, 17 November 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, memberi beberapa catatannya atas klaim tersebut. Pertama, Alfons mengatakan, hacker boleh mengaku berasal dari Brasil. Namun, kata dia, di internet tidak bisa percaya begitu saja dengan pengakuan seseorang. “Apalagi hacker,” ujar dia saat dihubungi, Kamis, 18 November 2021.
Kedua, menurut Alfons, jika melihat pembobolan yang sudah terjadi, peretasan itu harus disikapi dengan serius oleh pemerintah. Alasannya, tujuan si hacker sudah bukan meretas dan memperlihatkan kelemahan untuk diperbaiki, melainkan sudah merusak dan membocorkan informasi sensitif yang dapat membahayakan petugas kepolisian.
Dia juga meminta agar peretasan itu segera diteliti untuk memastikan kemungkinan adanya motif lain. “Kemungkinan besar bukan sekedar peretas, tapi sudah memiliki tujuan tertentu dan ingin menimbulkan kerusakan di Indonesia,” tutur Alfon menambahkan.
Catatan senada diberikan Ketua Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC, Pratama Persadha. Ia menyarankan agar Polri harus belajar dari berbagai kasus peretasan yang pernah menimpa institusinya supaya bisa lebih meningkatkan kesadaran akan keamanan siber dan memperkuat sistemnya.
Sebelumnya, kata Pratama, Polri berkali-kali diretas. Mulai dari diubah tampilannya (deface), diretas untuk situs judi online, hingga pencurian basisdata personelnya.
Bahkan, menurut dia, sampai sekarang basisdata personel Polri masih dijual di forum internet RaidForum. Pada forum tersebut juga diberikan sampel data untuk bisa di-download dengan gratis.
"Kemungkinan besar serangan kali ini sebagai salah satu bentuk hacktivist (hacker) sambil mencari reputasi di komunitas dan masyarakat, ataupun untuk melakukan perkenalan tim hacking-nya," katanya seperti dikutip dari ANTARA.