Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Google mengusulkan pelonggaran kesepakatan pencarian dengan Apple dan perusahaan lain di Amerika Serikat. Ini merupakan respons keputusan pengadilan yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut secara ilegal mendominasi pencarian online. Seperti dilaporkan Reuters, usulan tersebut bertujuan untuk mengurangi dampak dari keputusan yang menilai Google telah memegang monopoli ilegal dalam pencarian dan iklan terkait.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut proposal yang diajukan Google, langkah tersebut jauh lebih terbatas dibandingkan dengan tuntutan pemerintah yang menginginkan Google menjual browser Chrome, yang oleh Google dianggap sebagai intervensi drastis dalam pasar pencarian. Google pun meminta Hakim Distrik AS Amit Mehta untuk bergerak hati-hati dalam menentukan langkah-langkah yang harus diambil guna memulihkan persaingan setelah putusan pengadilan yang menganggap Google melanggar hukum antimonopoli.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pengadilan telah mengingatkan untuk tidak memberlakukan solusi antitrust yang dapat menghambat inovasi,” tulis Google dalam dokumen pengadilan, dikutip Senin, 23 Desember 2024. “Hal ini terutama di lingkungan di mana inovasi kecerdasan buatan yang luar biasa dengan cepat mengubah cara orang berinteraksi dengan banyak produk dan layanan online, termasuk mesin pencari.”
Meskipun Google berencana untuk mengajukan banding atas putusan tersebut, perusahaan mengatakan bahwa fase ‘remedi’ yang akan datang seharusnya lebih fokus pada kesepakatan distribusi dengan pengembang browser, produsen perangkat seluler, dan operator nirkabel.
Hakim Mehta menemukan bahwa kesepakatan-kesepakatan tersebut memberikan Google ‘keunggulan besar yang sebagian besar tidak terlihat’ dibandingkan dengan pesaingnya, serta menyebabkan sebagian besar perangkat di AS sudah terpasang mesin pencari Google.
Kesepakatan tersebut sulit untuk dibatalkan, kata hakim, terutama untuk produsen Android yang harus setuju memasang pencarian Google agar dapat menyertakan Play Store Google di perangkat mereka. Sebagai solusinya, Google menyarankan untuk membuat kesepakatan ini non-eksklusif dan memisahkan Play Store dari Chrome dan pencarian.
Namun, berbeda dengan proposal pemerintah, Google tidak berencana untuk mengakhiri kesepakatan pembagian pendapatan, yang membagikan sebagian pendapatan iklan pencarian kepada perusahaan perangkat dan perangkat lunak yang menyajikan mesin pencari Google sebagai default. Kesepakatan tersebut, termasuk dengan Apple, diperkirakan menghasilkan sekitar US$ 20 miliar pada 2022.
Kamyl Bazbaz, juru bicara DuckDuckGo, pesaing Google, mengkritik usulan tersebut. “Begitu pengadilan menemukan pelanggaran hukum persaingan, remedinya tidak hanya harus menghentikan perilaku ilegal tersebut dan mencegah terulangnya, tapi juga memulihkan persaingan di pasar yang terdampak,” ujar Bazbaz.
Google berencana untuk menghadapi sidang pada bulan April mendatang, di mana Departemen Kehakiman AS dan koalisi negara bagian akan berusaha menunjukkan perlunya solusi yang lebih luas, termasuk memaksa Google untuk menjual Chrome dan mungkin sistem operasi Android. Pemerintah juga berencana untuk memanggil saksi dari OpenAI, Perplexity, dan Microsoft dalam upaya mereka untuk mendorong inovasi di pasar pencarian online yang didominasi oleh Google.