Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Dosen Unair Ungkap Berbagai Tantangan AI Gaya Studio Ghibli

AI dengan mudah mereplika suatu gaya visual tertentu, termasuk gaya Studio Ghibli dengan tingkat akurasi tinggi.

22 April 2025 | 16.11 WIB

Pintu masuk The World of Studio Ghibli, ArtScience Museum. (dok. Marina Bay Sands)
Perbesar
Pintu masuk The World of Studio Ghibli, ArtScience Museum. (dok. Marina Bay Sands)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Bidang Robotika dan Kecerdasan Buatan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Univesitas Airlangga (Unair) Yutika Amelia Effendi mengatakan kecerdasan buatan atau AI yang membuat gambar ala Studio Ghibli tidak benar-benar berkreasi seperti manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut dia, AI generatif hanya bekerja dengan mempelajari pola dan struktur dataset. “Sebaliknya, AI hanya mereplikasi karya-karya yang telah ada dengan cara yang kreatif, namun tidak original,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip dari situs resmi Unair, Selasa, 22 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yutika menilai AI generatif dapat menghasilkan gambar yang diinginkan setelah dilatih dan mempelajari suatu gaya karya. AI juga menggunakan metode seperti Generative Adversarial Networks (GAN) dan diffusion models.

Maka dengan itu, AI dengan mudah mereplika suatu gaya visual tertentu, termasuk gaya Studio Ghibli dengan tingkat akurasi tinggi. Namun AI hanya mengolah pola dan struktur yang ada dari data yang telah dimasukkan insinyur teknologi.

“Meskipun AI dapat mereplikasi gaya desain Ghibli dengan tepat, AI tidak memiliki pemahaman tentang makna filosofis atau emosional dari karya tersebut,” tutur Yutika.

Yutika menganggap kehadiran AI generatif ini memiliki tantangan pada sisi hak intelektual dan transparansi penggunaan data, serta aspek etika. Etika dalam AI mencakup bagaimana manusia memanfaatkannya dan bagaimana teknologi itu bekerja.

“Apakah melibatkan persetujuan pencipta asli, apakah ada penghargaan terhadap orisinalitas, dan apakah hasil akhirnya bisa menyesatkan publik,” ucapnya.

Menurut Yutika, pelatihan AI menggunakan desain visual Studio Ghibli tanpa izin dari yang bersangkutan berpotensi terjadinya pelanggaran etika profesional dan hukum hak cipta. Apalagi karya yang dihasilkan tanpa atribusi yang jelas dan untuk kepentingan komersil, justru bisa dianggap sebagai eksploitasi intelektual.

Sebelumnya, desain gambar ala Studio Ghibli viral karena dapat dibuat melalui ChatGPT milik OpenAI. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat itu merilis model GPT-4o pada 25 Maret 2025 yang memungkinkan membuat gambar dengan AI generatif. Tidak hanya ala Studio Ghibli, bahkan desain ala Disney juga dapat dibuat oleh pengguna secara cuma-cuma.

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus