Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Dunia Santet dalam Jagat Maya

Di internet, bertebaran situs-situs yang membahas soal perdukunan di seluruh dunia. Pranalanya menjangkau sampai ke perpustakaan dan museum bergengsi.

9 November 1998 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

APAKAH Anda bingung membaca kasus-kasus pembunuhan "dukun santet" di Jawa Timur? Atau, malah jadi penasaran, ingin tahu apa itu santet dan dunia perdukunan? Anda tak perlu lagi datang ke seorang dukun atau mengunjungi "orang pintar" untuk mencari ilmu atau sekadar informasi. Tongkrongi saja komputer Anda, hubungkan dengan dunia maya yang bernama internet.

Di jagat maya internet, bertebaran situs-situs yang membahas soal perdukunan dari berbagai belahan dunia. Masuklah ke salah satu bilik. Dari situ, penjelajahan bisa merambah ke mana-mana karena dari satu situs saja paling tidak ada sepuluh pranala (link) ke situs lain, yang sama-sama bercerita soal perdukunan.

Salah satu situs yang berkisah tentang perdukunan dan praktek-prakteknya seperti santet, sihir, tenung, teluh, dan sejenisnya yang layak diintip adalah The Library of Witchcraft di http://www.witchcraft.simplenet.com/low.html. Situs ini tergolong lengkap dan pranalanya bisa menjangkau ke berbagai macam kios.

Ini adalah situs yang dikelola oleh Daria, seorang pemerhati masalah perdukunan modern. Selama bertahun-tahun, wanita asal Northern California, Amerika Serikat, ini rajin mengumpulkan potongan-potongan informasi, membongkar dokumen kuno, meneliti sejarah dan praktek-praktek dukun santet modern. Hasilnya kemudian dibeberkan dalam sebuah situs yang lengkap tentang dunia santet, dari sejarah, kasus pengadilan, sampai kisah-kisah perburuan dan pembantaian dukun santet di pelbagai belahan dunia.

Wanita keturunan Irlandia ini mengaku sengaja membuka bilik internet sendiri karena ia ingin berbagi informasi dengan siapa saja yang tertarik soal "perdukunan". Dengan jalan berbagi informasi, ia berharap perspektif pengetahuan orang tentang profesi mistis ini semakin lengkap. Dan, upaya mengurai persoalan dukun itu pun makin terbuka.

Situs Daria yang bagai perpustakaan ini rata-rata di-hit 400 kali per hari. Pranalanya bahkan menjangkau sampai ke sumber-sumber bergengsi seperti perpustakaan Universitas Cornell (campusgw.library.cornell.edu) dan The Salem Witch Museum. Ada juga pranala ke situs semacam The Witching Hours (www2.cybercities.com/s/shanmonster/witch/). Ini salah satu situs terbaik yang menyajikan sejarah para penyihir, juga "catatan prestasi"-nya.

Pranala ke Joan?s Witch Directory (www.rci.rutgers.edu/~jup/witches) menghubungkan pengunjung ke tempat eksotis berisi koleksi gambar dan foto benda-benda yang berhubungan dengan dunia mistik. Yang menarik, pengelola tak lupa mencantumkan buku-buku rujukan yang dipakai sebagai sumber informasi. Pengunjung yang akan ikut membaca bisa langsung membelinya melalui pranala ke toko buku Amazon.com yang telah disediakan. Tinggal "klik" saja.

Pada halaman pengantarnya Daria menulis, perdukunan terkait dengan soal kepercayaan, takhayul, dan ritual yang satu sama lain punya kemiripan di seluruh dunia. Menurut Dr. Margaret Murray, seperti yang juga tertulis di salah satu halaman situs Daria, praktek perdukunan sudah muncul di muka bumi sejak 25 ribu tahun silam. Praktek "dukun modern" mulai menyebar di Eropa Barat sepanjang jangka waktu 300 tahun (1450-1750). Pada kurun waktu itu, ada suatu masa yang disebut sebagai "era pembakaran" karena saking banyaknya dukun yang dibakar hidup-hidup. Dari Bavaria, panasnya perburuan dan pengganyangan dukun santet menular ke Austria, dan terus ke seluruh daratan Eropa.

Di Amerika, geger dukun santet mulai mendidihkan kawasan Salem, Massachusetts, pada 1692. Di kota kecil itulah terjadi peristiwa yang disebut-sebut sebagai salah satu lembaran sejarah terkelam Amerika dan memakan korban jiwa ratusan orang yang dituduh sebagai dukun santet. Namun, sistem peradilan Amerika mengambil hikmah kasus Salem sebagai salah satu yurisprudensi yang kemudian dipakai dalam kasus pengadilan dukun santet di Connecticut, New Hampshire, New York, Pennsylvania, South Carolina, dan Virginia.

Dukun santet juga beraksi di benua Afrika. Suku-suku terasing di sana percaya, dukun-dukun semacam ini bisa terbang, berjoget telanjang di depan kuburan pada waktu malam, membongkar kepala mayat, dan memakan sisa dagingnya. Tapi, mereka tidak sakti. Pada 1992, sekitar 300 orang yang dituduh sebagai dukun dibantai dan rumahnya dibakar.

Anehnya, sekarang ini di negara Barat (terutama Amerika), perdukunan dijadikan semacam "kepercayaan" baru. Namun, citranya sudah tak seseram dulu lagi. Mereka tidak lagi dicitrakan sebagai pembunuh yang membahayakan, atau ditakuti sebagai sosok yang memiliki ilmu hitam. Setidaknya, mereka tidak lagi diburu dan dibantai--apalagi sampai menimbulkan paranoia massa--seperti yang kini terjadi di Jawa Timur.

Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus