Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Information and Communication Technology Institute (ICT), Heru Sutadi, menyayangkan penghapusan salah satu fitur andalan HyperOS—kependekan dari Hyper Operating System—yang sebelumnya tersedia pada perangkat terbaru Xiaomi. Perusahaan perangkat elektronik asal Cina itu belakangan menghilangkan fitur pemutar musik otomatis di latar belakang yang sempat menonjol saat debut HyperOS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Langkah itu digadang-gadang sebagai imbas dari peringatan Google karena fitur HyperOS terkesan mencurangi layanan khusus, seperti YouTube Premium dan sejenisnya. “Pada akhirnya layanan berbayar akan jadi gratis seiring perkembangan teknologi. Seharusnya terobosan Xiaomi itu jangan dilarang,” kata Heru kepada Tempo, Kamis, 14 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelum ada HyperOS, pengguna hanya bisa menikmati pemutar musik dan video di latar belakang—ketika gawai terkunci—setelah berlangganan konten berbayar, seperti YouTube Premium. Kendala antarmuka atau interface itu dihapus oleh teknologi operasi Xiaomi, namun akhirnya menimbulkan protes dari entitas eksternal, terutama penyedia konten premium.
Menurut Heru, era disrupsi sudah memasuki babak ke-2 atau 2.0. Jika disrupsi pertama berupa digitalisasi segala bentuk layanan, disrupsi berikutnya adalah peningkatan kemudahan untuk pengguna produk digital.
Produsen gawai, kata dia, sedang memasuki periode puncak untuk berkembang. Mereka yang menjadi pemain utama semestinya bisa menyediakan teknologi yang paling mudah, bahkan gratis. Konten premium umumnya dihasilkan dari teknologi yang lebih rumit, bila dibandingkan dengan teknologi penyokong layanan gratis.
“Jika sudah ada terobosan atau kemudahan untuk layanan premiun, sudah saatnya perusahaan digital mencari inovasi lain agar untung,” tutur Heru.
Proses editing foto, dia mencontohnya, dulunya merupakan layanan digital berbayar. Dengan pesatnya pengembangan teknologi, terutama kecerdasan buatan atau AI, editing foto bisa dilakukan secara mandiri tanpa ongkos oleh pemilik gawai. “Masyarakat pasti akan mendapat kemudahan untuk layanan yang sebelumnya berbayar.”
Peluncuran HyperOS merupakan terobosan Xiaomi untuk menyingkirkan hambatan interaksi antar aplikasi. Manajemen berusaha mendongrak kinerja produk yang selama ini ditopang MIUI, perangkat interface Xiaomi generasi sebelumnya. HyperOS dikembangkan sejak 2017, di tengah gejolak teknologi internet of things (IoT) semakin marak.