Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Debut HyperOS menjadi terobosan Xiaomi untuk menyingkirkan tantangan interoperabilitas atau sistem interaksi antar aplikasi. Penyedia produk digital asal Cina itu semakin aktif mengembangkan sistem operasi atau OS sejak 2017, ketika internet of things (IoT) semakin marak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo dari situs resmi Xiaomi dan Gizmochina pada Kamis, 15 Februari 2024, HyperOS ditargetkan bisa mendongrak kinerja produk Xiaomi yang sebelumnya sudah ditopang oleh perangkat antarmuka, MIUI. Fitur bawaan HyperOS juga menjaga kejernihan dan kehalusan desain, terutama dengan minimnya bloatware dan aplikasi pra-instal. Animasi yang halus dan dan kustomisasi sistem operasinya dianggap memberikan sentuhan modern yang diinginkan pengguna.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain soal antarmuka, HyperOS juga menawarkan efisiensi kapasitas yang lebih baik ketimbang MIUI. Penghematan storage di sistem baru itu mencapai 30 persen dari total ruang penyimpanan. Manajemen RAM HyperOS yang setingkat lebih tinggi membuat kinerja perangkat semakin cepat dan daya tahan baterainya lebih panjang.
Keunggulan paling menonjol dari HyperOS adalah integrasi AI yang canggih. Kemampuan khusus seperti pengenalan teks dari gambar, serta pengenalan suara tingkat lanjut, akan semakin memudahkan pengguna Xiaomi. Ada pula teknologi HyperConnect dan Hypermind untuk memuluskan interkonektivitas atau perpindahan antar perangkat.
Dampak HyperOS dalam Ekosistem Xiaomi
HyperOS tidak hanya mengubah sisi teknis dan fungsional Xiaomi, tapi juga ekosistemnya secara keseluruhan. Dengan antarmuka yang lebih halus, peningkatan kinerja RAM, serta penerapan AI yang canggih, HyperOS diproyeksikan menjadi tulang punggung yang menghubungkan semua perangkat dalam ekosistem Xiaomi. Tingkat kepuasan pengguna diyakini tetap sama meski berpindah dari satu perangkat ke perangkat lain tanpa perbedaa
Dibangun di atas android open source project (AOSP) dan sistem Vela milik Xiaomi, HyperOS menawarkan pemilihan fitur yang lebih fleksibel, serta menghilangkan ketergantungan pengguna pada layanan Google. Kali ini Xiaomi bisa memegang kendali lebih besar atas produknya, serta lebih mandiri dalam pengembangan ekosistemnya.
GIZMOCHINA