Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JADWAL pertunjukan di Michigan Theater, Amerika Serikat, baru mulai pukul 5 sore. Tapi Olivia Wylie, pelajar Washtenaw Community College, Michigan, Amerika Serikat, sudah siaga empat jam sebelumnya. Wylie tidak mau ketinggalan menyaksikan penampilan perdana film Michael Moore, Slacker Uprising.
Hanya sekali film Slacker Uprising mampir di bioskop dengan pidato pembuatnya. Wylie bersama 1.700 pengunjung lain—mayoritas kaum muda—menyaksikannya pada 19 September lalu. Michigan menjadi pilihan karena sambutan luar biasa ketika Moore melakukan safari pada 2004. ”Michael Moore adalah sumber inspirasi,” kata Wylie.
Setelah tayangan di Michigan, Moore memilih Internet untuk menayangkan filmnya secara serentak akhir bulan lalu. Inilah film panjang pertama yang beredar di Internet secara legal. Moore memberikan izin kepada pengunjung untuk menonton langsung lewat Internet, mengunduh atau menggandakannya tanpa dipungut biaya. ”Internet bisa mendistribusikan film lebih cepat,” kata sutradara film Fahrenheit 9/11 ini.
Film berdurasi 97 menit itu bisa diunduh dan ditonton langsung melalui situs www.blip.tv atau www.slackeruprising.com. Namun setiap pengunjung harus mendaftar dulu dengan alamat protokol Internet Amerika atau Kanada. Moore mengatakan Slacker tampil di Blip dengan resolusi tinggi, beda dengan video kebanyakan dari YouTube.
Selain itu, pengunjung bisa membeli versi DVD melalui distribusi Brave New Films dengan harga US$ 9,95 (sekitar Rp 95 ribu). Moore juga memberikan DVD gratis ke perpustakaan sekolah atau kampus yang mendaftar melalui situs. ”Kalau di luar Amerika, saya mohon maaf, karena tidak bisa memberikannya gratis,” ujar Moore.
Meski hanya buat konsumsi warga Amerika dan Kanada, pengunjung Internet di mana pun sebenarnya bisa turut menyaksikan film ini. Dari pencarian di beberapa forum, muncul alamat http://slackeruprising.hypernia.com/SlackerUprising_640x360_900kbps.mp4 atau http://slackeruprising.hypernia.com/SlackerUprising_640x360.avi. Hanya perlu waktu lama dan bandwith besar untuk mengunduhnya. Film dalam format MP4 ukurannya sekitar 650 megabita. Adapun kalau format DivX AVI lebih dari 1 gigabita.
Slacker bercerita tentang tur Moore ke 62 kota menjelang pemilihan Presiden Amerika 2004. Sutradara film Fahrenheit 9/11 ini berpidato di depan kelompok pemuda dan mahasiswa, 18-29 tahun, supaya menggunakan hak pilihnya. Moore meminta para slacker—sebutan pemuda terdidik antikemapanan—tidak memberikan suara mereka kepada Partai Republik, yang mencalonkan George W. Bush.
Pidato keliling Moore itu gagal mengantarkan John Forbes Kerry menjadi presiden dari Partai Demokrat pada 2004. Tapi tren suara kaum muda meningkat signifikan. Dalam pemilihan nanti, penulis Mike’s Election Guide 2008 ini juga masih mendukung Partai Demokrat, yang mengusung Barack Obama.
Dalam situs slacker, pendukung Partai Demokrat memuji film kumpulan pidato itu. Mereka optimistis film lewat Internet ini akan membuat partainya menang dalam pemilihan umum nanti. ”Saya menangis ketika pidato dan film itu berakhir karena tahu kita kalah. Tapi kali ini harus menang,” kata Katherine, pengunjung di situs slacker.
Slacker menghabiskan biaya US$ 2 juta (Rp 18,7 miliar) dan Moore sudah mengeluarkan US$ 1 juta dari kantongnya sendiri. Film ini sebenarnya berpotensi mengeruk keuntungan seperti dua film sebelumnya. Sicko dan Fahrenheit 9/11 mencatat pemasukan besar untuk kategori film dokumenter, masing-masing US$ 24 juta dan US$ 119 juta.
Menurut dia, film ini memang bukan bertujuan mencari keuntungan. Ia mengincar partisipasi pemilih pemula dan pemuda dalam pemilihan nanti. Moore juga ingin merayakan 20 tahun karier dalam pembuatan film dokumenter dengan karya pertamanya, Roger & Me, pada 1989. ”Film ini hadiah buat semua penggemar. Saya merasa terhormat ada di komunitas virtual,” kata Moore.
Mike Hudack, CEO BlipTV, mengatakan digitalisasi film Moore ini akan mengilhami sineas lainnya untuk meluncurkan karyanya melalui situs, bukan bioskop, televisi, atau DVD. Internet memungkinkan konsumen langsung mengacungkan jempol atau menghujat sebuah karya. ”Internet menjadi legitimasi dalam penyebaran film dengan cepat,” kata Hudack.
Legitimasi Internet untuk penyebaran karya bidang industri kreatif itu sudah lebih dulu digarap para musisi, seperti penyanyi country Neil Young. Dia merilis album Living with War lewat Internet pada 2006 secara gratis sebelum kemudian harus bayar juga. Ada juga Coldplay yang meluncurkan lagu gratis lewat iTunes berjudul Violet Hill.
Penyanyi lain yang meluncurkan albumnya lewat Internet adalah grup band asal Inggris, Radiohead. Mereka menginternetkan karya mereka melalui album ketujuh In Rainbow pada Oktober 2007. Dengan semangat open source, mereka membebaskan pengunjung memilih besaran bayaran hingga gratis meski hanya berlaku dua bulan.
Semangat open source juga muncul dalam pembuatan klip video House of Cards dari album In Rainbow pada Juli lalu. Radiohead membuat klip tanpa menggunakan kamera tradisional. Seluruh penampakan dalam video itu adalah rekaan tiga dimensi dari susunan data. ”Sungguh menarik membuat video manusia dan kehidupan nyata hanya dengan laser. Jadi mereka hanya data matematis,” kata Thom Yorke, vokalis Radiohead.
Data berasal dari pemindai jarak dekat dengan teknologi Geometrics Informatics yang menangkap citra tiga dimensi personel Radiohead. Sementara itu, gambar latarnya, seperti pemandangan kota, menggunakan pemindai jarak jauh dengan Velodyne Lidar. Hasil pemindai ini bisa dilihat dalam aplikasi Street View pada Google Maps.
Klip video ini disutradarai James Frost, sedangkan teknologinya ditangani Aaron Koblin. Radiohead membuka data dan kode yang digunakan dalam video ini sehingga pengembang peranti lunak bisa memodifikasi klip video itu.
Data yang terbuka itu sebenarnya terlindungi oleh lisensi Creative Commons. Klip House of Cards terdaftar dalam Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike. Artinya, semua orang bisa memanfaatkan kode untuk membuat klip sendiri tanpa mengubah lagunya. ”Saya suka menggunakan teknologi yang sebelumnya sama sekali tak terbayangkan,” kataYorke.
Yandi M.R.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo