Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Kenali Perbedaan Kejahatan Siber Phishing, Smishing, dan Vishing

Kenali perbedaan phishing, smishing, dan vishing untuk mencegah kejahatan siber.

17 Januari 2025 | 10.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi kejahatan siber (Pixabay)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berkembangnya teknologi membuat kejahatan siber baru di dunia maya. Banyak korban dilaporkan merugi akibat perilaku oknum tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan teknologi sebagai alat penipuan. Dari banyaknya kejahatan siber, kejahatan yang sering ditemui, antara lain phishing, smishing, dan vishing.

Phishing

Phishing adalah tindakan kejahatan penipuan dengan tujuan mendapatkan informasi seperti data pribadi hingga rekening. Phishing mencuri informasi dan data pribadi para korban melalui data palsu yang dibuat semenarik mungkin dan sangat mirip dengan aslinya.

Phishing biasanya menggunakan email, media sosial, atau pesan untuk menjebak korban. Phishing bertujuan memancing target untuk memberikan informasi yang bersifat pribadi secara sukarela tanpa sadar dengan ancaman kejahatan di baliknya.

Data yang berada di tangan orang jahat dapat dijual oleh pelaku phishing untuk dimanfaatkan menipu korban. Para pelaku phishing biasanya menargetkan informasi penting dari para korban untuk disalahgunakan, seperti misalnya untuk mengakses keuangan korban, aib korban, bahkan informasi kerabat korban yang memungkinkan munculnya pemerasan.

Data yang menjadi sasaran adalah data akun berupa username dan password, data pribadi berupa nama dan tanggal lahir, hingga data finansial berupa informasi rekening bank.

Untuk menghindari phishing, perlu mengetahui ciri-ciri tindakan penipuan berbasis digital, seperti munculnya tautan atau link dengan karakter aneh, perintah mengisi data, muncul dengan kondisi tidak relevan, memiliki tautan hypertext, dan domain yang mirip dengan domain asli. Phishing biasanya dilakukan dengan menggunakan identitas palsu tautan palsu, dan email yang berisi rayuan maupun ancaman.

Smishing

Smishing pada dasarnya merupakan bagian dari phishing, hanya melalui metode yang lebih spesifik. Smishing merupakan modus penipuan yang memanfaatkan fitur komunikasi SMS di ponsel. Pelaku smishing memanfaatkan pesan teks manipulatif untuk mengelabui korban. Isu pesan teks dapat berupa desakan agar korban mengklik tautan atau meminta uang mengatasnamakan pihak lain.

Dalam banyak kasus, smishing menggunakan kedok pesan singkat yang berisi informasi bahwa target memenangkan hadiah. Target diarahkan untuk menekan tautan yang tersedia atau diminta mengirimkan uang muka. Kejahatan digital ini menjadi berbahaya saat pelaku berhasil mengakses informasi pribadi korban. Dengan begitu, maka pelaku dapat membobol sejumlah aset penting korban, termasuk yang paling sering adalah rekening keuangan.

Agar terhindar dari smishing, maka perlu ketelitian dalam menanggapi pesan yang dikirim oleh pihak asing. Perlindungan paling sederhana untuk menanggapi smishing adalah dengan mengabaikan pesan SMS yang diterima.

Vishing

Mirip dengan smishing, penipuan vishing juga merupakan salah satu bentuk phishing yang banyak memakan korban. Metode penipuan vishing menggunakan telepon untuk mengelabui korban. Vishing adalah taktik penipuan dengan cara meyakinkan seseorang melalui telepon hingga target membagikan informasi pribadi, misalnya rekening keuangan melalui telepon.

Ketika korban berbicara melalui telepon, mereka dihadapkan dengan situasi yang membingungkan dan memiliki tendensi untuk kehilangan fokus. Penipu diuntungkan dalam posisi tersebut. Penipu akan melakukan apa saja untuk memastikan agar korban dapat tetap berada di bawah tekanan, yakni dengan membuat korban merasa terburu-buru, mengintimidasi, dan meminta mereka agar segera memberikan detail terkait kartu kredit. Setelah mendapatkan informasi, maka pelaku dapat mencuri uang dan menguras tabungan korban.

Untuk mencegah vishing, maka diperlukan kewaspadaan saat melakukan panggilan terhadap nomor yang tidak dikenal dan mencurigakan. Dalam banyak kasus, korban diminta untuk segera menelpon pihak yang disebut sebagai cuustomer support yang nomornya tertera di email atau pesan singkat. Bila menghadapi situasi yang mengharuskan menelpon orang asing, perlu mengecek kembali nama kontak atau tanda dengan menggunakan aplikasi pengidentifikasi nomor telepon.

Kholis Kurnia Wati, Haris Setyawan, dan Erwin Prima berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Waspada, Modus Penipuan lewat Telepon, Ini Ciri-Cirinya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus