Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Istilah last chat kerap kali digunakan dalam interaksi sehari-hari, terutama oleh anak muda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Slang dalam bahasa Inggris tersebut mengarah pada obrolan terakhir yang dilakukan melalui aplikasi perpesanan atau media sosial, seperti WhatsApp, Facebook Messenger, dan Instagram Direct Messenger.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak sedikit pula pengguna media sosial yang memanfaatkan istilah last chat pada konteks konten yang diunggah dalam bentuk gambar tangkapan layar (screenshoot) dan video, termasuk di TikTok.
Arti Last Chat
Melansir Power Thesaurus, last chat berasal dari kata sifat “last”, yang berarti terakhir, dan “chat”, yaitu kata benda, yang berarti obrolan atau percakapan informal. Dengan demikian, last chat dapat dimaknai sebagai pesan terakhir antara dua individu atau grup, yang umumnya dilakukan melalui aplikasi di gawai.
Lebih lanjut, berdasarkan narasi video di akun TikTok @niellzss, istilah last chat juga dapat merujuk pada kondisi dalam hubungan antara pria dan wanita.
Dalam konteks percintaan, seorang pria diharapkan untuk selalu mengakhiri pesan teks daripada perempuan, yang dianggap sebagai bentuk menghargai perasaan kaum hawa atau menunjukkan kesopanan.
Apalagi, ketika seorang pria yang ternyata lebih dahulu menghubungi perempuan di aplikasi perpesanan. Maka, pria tersebut lah yang harus menutup obrolan demi menjaga perasaan lawan bicara, yaitu perempuan, yang mungkin berperan sebagai kekasih atau calon pasangannya.
Dampak Last Chat
Mengacu pada PsychCentral, dampak last chat dapat mengarah ke text anxiety atau kecemasan ketika berkirim pesan teks. Tanda-tanda dari text anxiety, salah satunya adalah tidak sabar menunggu pesan dari orang lain, tetapi ternyata pesan yang dikirimkan sebelumnya merupakan yang terakhir kalinya.
Dampak dari text anxiety, termasuk last chat bisa menyebabkan detak jantung yang cepat; mual; sesak napas; berpotensi mengganggu aktivitas lain, karena seseorang hanya memeriksa ponsel terus-menerus; hingga merasa kewalahan, karena harus memperhatikan status online lawan bicara dan berharap dia membalas pesan.
Contoh Last Chat
Adapun contoh last chat atau obrolan terakhir sebagai berikut:
- Pria: “Kamu baik banget sudah mau bantuin aku.”
- Perempuan: “Ah, nggak masalah, santai saja.”
Pada obrolan di atas, perempuan bertindak sebagai penutup obrolan. Padahal, pada umumnya, setelah seseorang diberikan bantuan, dia akan mengucapkan terima kasih.
Namun, pria tersebut mengabaikan pesan yang disampaikan si perempuan. Bagi beberapa orang, tindakan tersebut dianggap tidak sopan, terutama jika orang yang ditolong menghubungi terlebih dahulu.
Cara Mencegah Last Chat yang Tidak Sopan
Mengutip calm.com, mengakhiri chat harus dilakukan dengan sopan untuk meninggalkan kesan yang baik, menunjukkan rasa hormat, menghindari kesalahpahaman, hingga membangun hubungan yang lebih kuat.
Ketika last chat dilakukan dengan baik, orang lain kemungkinan besar akan berpikiran positif dengan interaksi yang berlangsung.
Berikut beberapa contoh melakukan last chat yang sopan:
- Mengucapkan selamat tinggal yang santai, misalnya “Senang sekali bisa ngobrol denganmu. Semoga kita masih terus berkomunikasi.”
- Mengucapkan selamat tinggal yang profesional, misalnya “Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membalas chat-ku.”
- Mengucapkan doa atau harapan, misalnya “Terima kasih. Semoga harimu menyenangkan.”
- Ketika sedang sibuk, tetap akhiri pesan dengan sopan, atau berjanji akan membalas secepatnya, misalnya “Maaf, sekarang aku lagi kerja. Nanti dulu, ya.”
Pilihan Editor: Pengganti TikTok di Amerika: Apa Itu Aplikasi RedNote?