Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

BMKG: Gempa M6,2 di Laut Marmara Turki, 378 Bangunan Rusak

BMKG menyatakan, gempa di Turki menyebabkan 236 Orang luka-luka dan 378 bangunan rusak ringan.

25 April 2025 | 16.43 WIB

Ilustrasi seismograf gempa bumi. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi seismograf gempa bumi. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya gempa tektonik dengan magnitudo 6,2 di Laut Marmara, Turki, Rabu, 23 April 2025. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menuturkan, guncangannya menyebabkan ratusan orang terluka dan ratusan bangunan rusak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Menyebabkan 236 orang luka-luka, 378 laporan kerusakan ringan bangunan atau rumah, satu di antaranya roboh,” kata Daryono dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 April 2025. Korban terbanyak di Istanbul, yaitu 173 orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Daryono menjelaskan, titik gempa terletak di koordinat 40,84 derajat Lintang Utara, 28,14 derajat Bujur Timur, 60 kilometer sisi barat Istanbul, pada kedalaman 10 kilometer. Guncangan tercatat pada pukul 16.49 waktu setempat pada Rabu lalu, kemudian hingga hari ini, Jumat 25 April 2025, pukul 15.00 tercatat 280 gempa susulan dengan magnitudo 5,3.

Meski gempa berdampak besar, Daryono memastikan bencana ini tidak berpotensi tsunami. Guncangannya juga tidak berpengaruh ke wilayah Indonesia.

Dari hasil analisis, kata Daryono, guncangan ini termasuk gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Marmara. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme sesar mendatar menganan (right-lateral strike-slip fault),” tuturnya.

Mengutip dari GFZ, sebelumnya pernah terjadi gempa di titik yang sama pada 26 September 2019 dengan kekuatan 5,7 skala richter. Gempa pada Rabu lalu memperluas zona patahan ke arah Istanbul. Garis patahan itu memiliki energi cukup untuk mengguncang hingga kekuatan 7,4 skala richter. “Gempa bumi hari ini adalah yang paling parah di wilayah tersebut dalam lebih dari 25 tahun,” ujar Kepala Bagian Geomekanik dan Pengeboran Ilmiah GFZ Marco Bohnhoff, dikutip dari GFZ.

Wilayah di sekitar Laut Marmara memiliki salah satu struktur geologi paling berbahaya di dunia. Terdapat juga Sesar Anatolia Utara yang memisahkan Lempeng Tektonik Eurasia dan Anatolia sepanjang lebih dari 1.000 kilometer dari Anatolia Timur di sepanjang pantai Laut Hitam Turki dan melalui Laut Marmara ke Laut Aegea utara.

Menurut catatan GFZ, lebih dari 20 ribu orang tewas di sana akibat gempa lebih dari 7 skala richter sejak awal abad ke-20. 

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus