Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEADAAN negeri ini memang sedang suram. Pemutusan hubungan kerja, pengangguran, terjadi di mana-mana. Berwiraswasta? Memang, itu satu jalan yang paling mungkin untuk bertahan hidup. Tapi, ah, daya beli masyarakat juga tengah menukik. Kenapa tidak mencoba meraih pasar dunia melalui internet? Selain pasarnya luas, media internet juga memungkinkan tampilan promosi yang menarik. Dengan virtual reality modeling language (VRML), Anda bisa membuat promosi dalam bentuk tiga dimensi (3D). Bukan hanya itu, VRML juga membuat belantara internet bisa disusuri bagaikan berjalan-jalan di suatu kota. Kios-kios yang ada terlihat seperti halnya bangunan gedung-gedung yang sesungguhnya. Kita bisa mengetuk pintu depan, masuk, dan melongok isi kios yang tampil dalam bentuk tiga dimensi.
Jika dipergunakan sebagai alat untuk membuat suatu promosi, VRML tampaknya menjanjikan respons yang lebih baik ketimbang tampilan biasa-biasa saja. Bayangkan bila seorang pengusaha mebel ukiran Jepara memajang produk mereka secara 3D di internet, bukan tidak mungkin responsnya akan besar karena para netter bisa lebih leluasa mengamati detail ukiran mebel Jepara.
Dalam bahasa sederhana, VRML diterjemahkan sebagai bahasa pemprograman yang dipakai untuk menampilkan gambar tiga dimensi di internet. File-file yang berisi gambar-gambar 3D yang menggunakan bahasa VRML biasanya ditandai dengan kode .wrl, yang diambil dari kata world. Disebut begitu karena salah satu keinginan para perintis bahasa pemprograman ini adalah mewujudkan "dunia" maya yang memungkinkan orang-orang di dalamnya bekerja dan bercakap-cakap secara tiga dimensiyang membuat situasi seakan-akan lebih nyata.
Bahasa ini sebenarnya bukan sesuatu yang sangat baru. Sebelum memperoleh pengakuan dari International Standard Organization (ISO) pada akhir 1997, bahasa ini telah dipakai dalam pengerjaan animasi, program modeling 3D, dan pekerjaan desain yang dibantu komputer (computer-aided design). Namun, untuk keperluan promosi, bahasa ini tampaknya belum terlalu diperhitungkan, bahkan mungkin tak terpikirkan. Boleh jadi, keengganan itu disebabkan karena bahasa ini tidak bisa dipergunakan sembarangan.
Syarat pertama yang harus diperhatikan sebelum bergegas menengok seasyik apa world itu sebenarnya adalah saluran telepon yang sesuai. Kalau saluran telepon Anda termasuk kategori "biasa" saja, bersiaplah untuk frustrasi. Penyebabnya begini. Ukuran file dalam gambar 3D biasanya cukup besar, sementara saluran biasayang dipakai di semua daerah di Indonesia kecuali Jakartahanya bisa mengantarkan data 19 ribu kilobit per detik. Akibatnya, untuk satu file saja diperlukan waktu cukup lama agar informasi diterima utuh. Pengguna yang mengakses dari Jakarta sedikit lebih beruntung karena kecepatan aliran data di saluran telepon sudah mencapai 56 ribu kilobit per detik. Sementara itu, hasil maksimal akan diperoleh bila saluran yang dipakai adalah yang memiliki kecepatan tinggi, 128 ribu kilobit per detik, seperti Japati atau Pasopati yang tarifnya lebih mahal itu.
Bila masalah saluran telepon sudah beres, masih ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Kunci utama, dapatkan browser (penjelajah) VRML terlebih dulu. Untuk itu, tak perlu cemas. Beragam browser VRML dan paket peralatan (tools) lainnya kini bisa didapatkan dengan mudahdan sebagian gratisdi internet. Dulu, seseorang memang harus belajar dulu tentang VRML untuk bisa sekadar memulai. Namun, saat ini, tanpa harus terlalu puyeng dengan urusan teknisnya, seseorang bisa membuat file-file world yang bagus karena sudah tersedia peranti lunak yang menjembataninya. Bagi peminat yang serius, silakan melongok situs-situs yang dikelola The VRML Consortium, The VRML Repository, The VRMLworks, dan The Mining Companyyang menyediakan VRML chat tiap Rabu malam.
Sebenarnya, cukup banyak kios yang menyajikan menu-menu yang menggunakan VRML. Sayang, kebanyakan adalah kios bersifat hiburan yang sajian utamanya adalah game. Mengasyikkan, memang. Tapi, bagi R.M. Roy Suryo, pengamat internet, kondisi ini patut disesali. Menurut Roy, VRML seharusnya lebih banyak dimanfaatkan oleh pengelola kios-kios lain, terutama yang berhubungan dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Yusi A. Pareanom
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo