Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi menanggapi soal negosiasi investasi antara pemerintah dan Apple yang hanya terjalin secara informal melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, pembicaraan semacam itu seharusnya dilakukan secara resmi. “Datang ke Kemenperin, bilamana ada komitmen ya harus tertulis. Ini kan jadinya berkesan omon-omon. Padahal ini pembicaraan sekelas dengan kementerian yang harusnya lebih formal,” kata Heru ketika dihubungi Tempo, Kamis, 2 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menekankan bahwa pemerintah harus menjaga marwah Indonesia. “Jangan ada kesan bahwa aturan kita bisa dinegosiasi seperti dari kewajiban bangun pabrik menjadi penyedian kursus berbungkus Apple Developer Academy,” tuturnya. “Kita tegas saja, jika tidak bangun pabrik, iPhone model baru tidak bisa dijual di Indonesia.”
Heru sendiri agak pesimistis melihat peluang penjualan iPhone 16 di Tanah Air tahun ini. "Tergantung Apple dan Kemenperin, kalau deadlock agak sulit ya,” kata dia.
Sebelumnya, Apple telah mengirimkan proposal resmi investasi senilai US$ 1 miliar ke pemerintah Indonesia. Proposal itu diterima oleh Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian.
“Kami belum bisa menyampaikan penilaian kami atas proposal itu, karena subject to negotiation (masih dinegosiasikan),” ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif kepada wartawan di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.
Febri mengatakan proposal itu tidak berbeda dengan proposal yang pernah diajukan raksasa teknologi asal Amerika itu kepada Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dia mengatakan, proposal investasi itu mencakup rencana pembangunan pabrik Airpods Mac dan Airtag di Indonesia.
Namun, Febri mengatakan belum dapat merespons proposal itu secara terbuka. Pasalnya, Apple belum menyambut undangan Kemenperin untuk bernegosiasi secara langsung. Menurut dia, negosiasi selama ini baru terjalin informal melalui aplikasi perpesanan WhatsApp. “Responsnya WA aja. Respons yang kami harapkan mereka datang ke sini hadir fisik, petinggi Apple-nya," ujarnya.
Adapun secara formal, kata dia, pemerintah masih menunggu kedatangan Apple ke Kemenperin untuk bernegosiasi langsung. Febri mengatakan undangan negosiasi telah berkali-kali dikirimkan pemerintah kepada Apple, tapi tidak pernah disambut. “Sudah diundang ke sini, tapi enggak pernah nongol-nongol.”
Han Revanda berkontribusi dalam tulisan ini.