Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEMBILAN tahun lalu, kantor pusat Apple Computer Inc. di Cu-pertino, California, adalah kantor yang murung. Pasar Apple- menciut karena digerus komputer yang memakai sistem Windows. ”Apple telah sekarat,” begitu kata orang. Hari itu Steve Jobs datang untuk menyelamatkan bekas perusahaannya. Sang Legenda Lembah Silikon itu datang dengan mengibarkan bendera pemberontakan. Dia tidak hanya memuseumkan direktur-direktur tua. Pem-berontakannya yang paling radikal adalah mengumumkan akan ber-aliansi dengan rival Apple—siapa lagi bukan Bill Gates dari Microsoft?
Pengumuman itu mengguncang perasaan Macintosh-mania. Bertahun-tahun, mereka selalu yakin Macin-tosh adalah komputer dengan sistem operasi terbaik, tampilan grafis- paling- keren, serta bebas virus. Dan kehebatan sis-tem operasi Mac OS itu yang kemudian ditiru oleh Windows. Penggemar Mac menganggap Apple bukan cuma teknologi, tapi sebuah ideologi. Tapi, pengumuman Jobs meluluhlantakkan keyakinan itu. Apa-kah Jobs gila? ”Ya, saya adalah orang ’gila’ yang sedang berkuasa,” katanya- seraya tertawa. ”Sa-ya telah menelepon Bill untuk kerja sama ini.” Bahkan Microsoft juga ikut menyuntikkan dana untuk Apple.
Sembilan tahun kemudian ide gila ter-nyata benar-benar mengalir dari otak lelaki yang membangun keraja-an komputernya da-ri garasi rumahnya- di San Francisco pada 1976. Tahun ini Jobs membuat dua guncangan hebat. Pertama adalah meluncurkan Macintosh yang memakai prosesor Intel, setelah bertahun-tahun setia de-ngan prosesor PowerPC buatan IBM. Gebrakan kedua adalah memasang sistem Windows XP milik Bill Gates pada mesin Mac. Pekan lalu Apple resmi merilis sistem baru Mac OS yang menyodorkan kepada penggunanya agar bisa memilih apakah tetap memakai software Mac OS X atau Windows XP. Sistem ganda ini mereka juluki Boot Camp. Sistem berukur-an 83 megabita itu bisa diunduh dari situs Apple (www.apple.com) dan dicoba- dalam waktu yang terbatas. Boot Camp ini juga menyediakan fitur ”Leopard”, sistem operasi Mac OS X versi 10.5 yang baru akan diluncurkan pada Agustus nanti.
Mengapa akhirnya Jobs menyerah pada Windows? Banyak jawaban atas soal ini. ”Sejak kami meluncurkan produk Mac berbasis Intel, banyak yang meminta untuk memasang Windows,” kata Brian Croll, direktur senior yang menangani pemasaran Mac OS X.
Sebenarnya, sistem Windows XP ini memang bisa dipasang di Mac OS X yang sekarang ini beredar. Banyak perusahaan yang menyediakan software, seperti Virtual PC atau Parallel, yang membuat Windows XP bisa berjalan di Mac OS X.
Alasan lainnya, Apple kini memang sedang berambisi untuk merebut pasar- komputer dunia. Apple selama ini selalu mengidentikkan diri de-ngan- mobil Ferrari: jumlahnya tak banyak, tapi mutu dan harganya sangat- berkelas. Namun, strategi pemasaran ini membonsai penjualan mereka: Apple cuma menguasai lima persen pasar komputer dunia dan angka penjualannya selalu ada di peringkat di bawah delapan.
Rumor yang beredar di jagat maya: dengan menjual Macintosh berbasis Windows, Apple sedang berambisi untuk menjadi produsen komputer nomor empat dunia. ”Ini transisi yang luar biasa untuk merebut pasar komputer,” kata Ruly Achdiat, Chief Technology Officer PT Padang Digital, salah satu distributor Apple di Indonesia, kepada Tempo.
Bagi Ruly, perubahan strategi ini bakal menguntungkan perusahaannya. ”Kelak, kami bisa menantang komputer merek HP, Dell, IBM untuk pasar korporat,” ujarnya. Ia menduga Macintosh berbasis Windows XP itu akan diluncurkan Agustus mendatang dalam MacWorld Expo, pameran Mac terbesar sejagat.
Lonceng kebahagiaan itu kini pun sudah terdengar. Sesaat setelah Apple meluncurkan Boot Camp, nilai saham Apple melompat 9,8 persen.
Sebagian memang -senang Apple berganti wa-jah, namun pencinta se-jati Mac terang-te-rang-an memprotes langkah ini. Di sebuah situs berita komputer, Slashdot, protes itu berkata nyinyir soal Boot Camp: ”Anda akan mendapat stabilitas ala Windows (yang terkenal suka hang) dengan harga tinggi Apple.”
Burhan Sholihin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo