Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NAMANYA Siri. Umur kurang lebih delapan tahun. Tak paham bahasa Indonesia, apalagi bercakap dalam bahasa Jawa atau Sunda. Tapi cobalah tanya apa pun kepada Siri dengan bahasa Inggris.
"Can you find e-mail I sent tomorrow?" Siri, seperti dimuat pada sirisays.org, akan menjawab, "Find e-mail sent tomorrow, huh? Very funny." Coba sekali lagi tanya hal serupa, maka Siri akan menanggapi, "Find e-mail sent tomorrow? You're sending e-mail from the future now."
Atau lontarkan kalimat iseng-iseng, "Guess what?" Siri segera menyahut, "Don't tell me… you were just elected President of the United States, right?" Siri pun sigap menjawab ujian. "Find anagram for trace!" Dengan cepat dia menyodorkan jawaban. "Ok, here you go: caret, cater, crate, react."
Siri bukanlah bocah pintar dan suka iseng, melainkan aplikasi yang ada dalam sistem operasi iOS5. Apple meluncurkan sistem operasi untuk telepon seluler iPhone itu (seri 4S, 4, dan iPhone 3GS) pada awal Oktober lalu. Resminya, Siri hanya bekerja di iOS5 untuk iPhone 4S. Belakangan, para pengoprek berhasil memasang (jailbreaking) Siri di iPhone 4 dan 3GS. Jawaban-jawaban cerdas dan lucu Siri segera menjadi pembicaraan di mana-mana.
"Anda bisa pula menanyakan ramalan cuaca hari ini," kata Scott Forstall, Wakil Presiden Senior iPhone Software di Apple. Tanya tempat makan enak di sekitar Anda, maka Siri akan menggali informasi di Internet dan menyodorkan beberapa alternatif. Dia yang bertahun-tahun menekuni kecerdasan buatan pun terkagum-kagum oleh kepintaran Siri.
Sebenarnya ada beberapa hal baru dalam iOS5 dibanding versi lawas, tak melulu Siri. Misalnya sistem notifikasi e-mail, kalender, Twitter, dan Facebook. Apple juga mengintegrasikan iOS5 ini dengan layanan komputasi awan miliknya, iCloud. Tapi Sirilah yang menyedot semua perbincangan tentang iOS5.
Siri tak lahir dari "perut" Apple. Semula Siri merupakan bagian dari proyek militer di bawah Defense Advanced Research Projects Agency, yang dikendalikan Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Proyek aplikasi yang diberi nama Cognitive Agent that Learns and Organizes (CALO) ini dimulai delapan tahun lalu. Jago komputer paling cerdas dari kampus top di negeri itu, seperti Massachusetts Institute of Technology, Stanford University, serta Harvard University, dikumpulkan dan bersama-sama menggarap proyek pemerintah ini.
CALO dirancang sebagai aplikasi cerdas yang "hidup" dan memahami bahasa manusia. Dia bisa belajar dari pengalaman, diperintah menjalankan suatu pekerjaan, tanggap terhadap kejutan, dan bisa memberikan alasan. CALO dibuat untuk memudahkan tugas militer. Pada 2007 CALO, yang merupakan "bayi" Siri, disapih dari proyek induknya menjadi perusahaan swasta. Setahun lalu Siri dibeli Apple.
Siri bukanlah aplikasi pertama yang memahami bahasa manusia. Ada banyak sekali aplikasi berdasarkan natural language processing, yang dibuat untuk memahami bahasa manusia sehari-hari. Android, misalnya, sudah cukup lama mempunyai Voice Search dan Voice Actions yang lumayan fasih memahami perintah suara dalam rupa-rupa bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
Ucapkan "majalah Tempo", Voice Search akan memberikan beberapa pilihan: majalah Time, Marcella pintu, dan Marcella rebut. Memang soal akurasi masih jadi persoalan. Menjalankan pelbagai fungsi ponsel juga cukup dengan perintah suara lewat Voice Actions. Di Android Market ada puluhan aplikasi mirip Voice Search, seperti Jeannie dan Iris. Tapi, menurut Frank Gillet, analis telekomunikasi di Forrester Research, Siri selangkah lebih unggul dibanding aplikasi-aplikasi serupa di Android.
Aplikasi berbasis perintah suara sepertinya bakal menjadi arena pacuan baru antara komunitas Android dan kelompok pendukung iPhone. Mengoperasikan rupa-rupa fungsi ponsel lewat perintah suara diramalkan akan menjadi tren karena aplikasi ini dari hari ke hari semakin cerdas memahami bahasa manusia. "Perintah suara akan menjadi fitur dasar di ponsel," ujar Vlad Sejnoha, Kepala Pengembangan Teknologi Nuance Communications, perusahaan spesialis pengenal suara.
Komunikasi ponsel dengan si empunya semakin alamiah. Ponsel sudah laiknya teman yang bisa diajak bercakap. Untuk soal ini, Andy Rubin, bos proyek Android, kurang sepakat. "Tak lazim kamu berbincang dengan ponsel. Seharusnya kamu berkomunikasi dengan orang di seberang sana," kata Rubin. Ponsel bukanlah "teman", melainkan tetap alat komunikasi.
SEBULAN terakhir adalah hari-hari yang padat bagi Microsoft, Apple, dan Google. Pada akhir September silam, Microsoft akhirnya meluncurkan sistem operasi untuk ponsel yang sudah ditunggu sekian lama, Windows Phone 7.5 atau Mango. Kemudian disusul Apple dengan iOS5, dan pertengahan bulan lalu Google merilis sistem operasi Android 4.0 Ice Cake Sandwich untuk ponsel sekaligus tablet Internet.
Masing-masing menekan pedal gasnya dalam-dalam. Apple iOS 5 dipasang di ponsel cerdas iPhone 4S, Android Ice Cake ditanam di Samsung Galaxy Nexus Prime. Paling akhir, Rabu pekan lalu, raja ponsel asal Finlandia (sampai saat ini), Nokia, mempertunjukkan seri Lumia 800 dan Lumia 710. Keduanya menggunakan Mango.
"Hari ini menandai kelahiran kembali Nokia," kata Stephen Elop, Kepala Eksekutif Nokia. Inilah ponsel pertama Nokia yang menggunakan sistem operasi Windows Phone setelah menyatakan selamat tinggal kepada Symbian pada awal tahun lalu. Nokia memang tengah terseok-seok mengejar Android dan iPhone di kelas ponsel pintar. Jika semata bicara tentang jumlah ponsel yang terjual, Android jauh meninggalkan para pesaingnya.
Mana yang lebih unggul, iOS5, Android Ice Cake Sandwich, atau Mango? Tak gampang menjawabnya. Apple iOS5 punya Siri, Android 4.0 memiliki Facial Unlock dan Android Beam. Arahkan ponsel ke wajah, Facial Unlock akan mengenali pemiliknya atau bukan. "Hi, Andy," sapa Nexus Prime kepada Andy Rubin ketika ponsel itu diarahkan ke wajahnya. Tempelkan dua Nexus Prime, Android Beam segera bekerja, maka kedua ponsel akan tersambung otomatis untuk mentransfer data dan berbagi aplikasi. Android Beam ini bekerja dengan teknologi Near Field Communication. Mirip dengan Bluetooth.
Nokia Lumia juga memiliki beberapa senjata andalan. Tampilan layer Si Mangga—disebut Metro—sangat segar dan sepenuhnya berbeda dengan gaya Android ataupun iOS. Walaupun tak selucu Siri, ponsel dari Finlandia ini juga mempunyai beberapa fitur yang bekerja dengan perintah suara. Misalnya Nokia Drive, aplikasi navigasi pemandu arah jalan.
Peminat memang bisa bingung. Tapi, pada akhirnya, apa pun pilihannya, mungkin pertimbangannya semata selera.
Sapto Pradityo (PCWorld, InformationWeek, CNet, AllThingsD)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo