Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sabrina Carpenter resmi hadir di Fortnite Festival Season 8 sejak 8 April 2025. Sang penyanyi Espresso membawa dunia tur Short N’ Sweet ke dalam game besutan Epic Games ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dua lagunya yakni Please Please Please dan Taste, bisa dimainkan di Jam Stage, lengkap dengan avatar digital dan kostum panggungnya. Kata Carpenter kepada Rolling Stone, ini adalah cara menyenangkan untuk tetap terhubung bagi penggemar yang belum sempat datang ke tur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kolaborasi seperti ini adalah bukti bagaimana Fortnite telah berevolusi jauh lebih dari sekadar game tembak-menembak. Tapi, sebelum ia jadi panggung konser virtual dan rumah kreatif digital, Fortnite punya sejarah panjang dan menarik yang patut dikenang.
Awal Pengembangan
Fortnite pertama kali diumumkan pada 2011 di ajang Spike Video Game Awards dengan nama FortressGame. Permainan ini awalnya dirancang sebagai permainan kooperatif bertahan hidup berjudul Fortnite: Save the World, di mana pemain membangun markas dan melawan musuh mirip zombi dalam dunia pasca-apokaliptik.
Namun karena masalah pendanaan dan arah kreatif, rilisnya tertunda hingga Juli 2017. Sayangnya, game ini kurang diminati karena narasinya yang belum rampung dan grafis kartun yang dianggap kurang serius. Meski begitu, sistem looting dan pembangunan bangunan mendapat apresiasi.
Semua berubah ketika Epic meluncurkan Fortnite Battle Royale mode gratis, yakni 100 pemain akan bertarung hingga hanya satu yang tersisa. Diluncurkan hanya enam minggu setelah Save the World, Battle Royale langsung viral. Dalam dua minggu pertama, lebih dari 10 juta pemain terdaftar. Strategi gratis main dengan konten tambahan berbayar membuat game ini makin menjangkau semua kalangan.
Penggemar dari Segala Usia dan Budaya
Meski ditujukan untuk remaja, Fortnite dengan cepat menarik minat anak-anak hingga orang dewasa. Popularitasnya didorong oleh streamer profesional seperti Ninja dan Tfue, yang menjadikan game ini konten utama mereka.
Epic kemudian memperkenalkan Battle Pass, sistem langganan musiman yang memberikan kosmetik, emote, dan V-Bucks yang merupakan mata uang dalam game. Pemain bisa mengumpulkan V-Bucks dari satu musim untuk membeli Battle Pass musim berikutnya. Ini menjadi salah satu alasan pemain terus kembali.
Dengan gaya kekerasan ringan tanpa darah dan visual penuh warna, Fortnite dinilai ramah keluarga meski tetap kompetitif. Bahkan menurut Britannica, pada awal 2019, Fortnite memiliki sekitar 250 juta pemain dari seluruh dunia.
Fortnite Saat Ini
Kini, Fortnite bukan hanya tentang bertahan hidup. Ada Creative Mode, Rocket Racing, LEGO Fortnite, hingga Fortnite Festival, yakni mode musik tempat artis seperti Lady Gaga, Metallica, dan kini Sabrina Carpenter tampil. Epic juga mengembangkan pengalaman bermain lintas platform dan bahkan melalui cloud gaming seperti GeForce NOW dan Xbox Cloud.
Map yang selalu berubah, event khusus, dan rotasi mode membuat game ini selalu segar. Walau Save the World kini jarang dimainkan, kenangannya tetap hidup lewat sistem permainan dasar Fortnite.
Dari game zombi yang nyaris tenggelam, hingga jadi fenomena budaya pop lintas generasi, Fortnite telah mencetak sejarah besar dalam dunia game. Dan kini, ketika Sabrina Carpenter berdansa di panggung virtual, kita diingatkan bahwa Fortnite bukan hanya game, tetapi juga sebuah ruang kreatif tanpa batas.