Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teliti sebelum (ujian) skripsi. Danik Erawati, mahasiswa tingkat akhir fakultas ekonomi dan bisnis, mesti awas benar pada soal itu sekarang. Ia harus bolak-balik memelototi naskah tugas akhir jika tak ingin kuliahnya berantakan. Kampusnya, Universitas Gadjah Mada, kini menempatkan satpam yang khusus mengawasi mahasiswa lancung dalam urusan skripsi.
Satpam itu bernama Tessy. Ia bukan pelawak Srimulat. Tessy di kampus Bulaksumur adalah perangkat lunak yang bisa mendeteksi penjiplakan skripsi. Tessy menjadi juara kompetisi nasional aplikasi E-Learning Acer Intel kategori dosen kelompok pada September lalu.
Danik antiplagiarisme alias antipenjiplakan. Dia membuat skripsi berdasarkan pemikirannya sendiri. Tapi tetap saja ia waswas terhadap Tessy yang belum jelas mengkategorikan penjiplakan. ”Jika peraturan sudah jelas, mahasiswa juga harus diberi tahu,” kata mahasiswa asal Sleman, Yogyakarta, itu.
Tuduhan penjiplakan memang tak main-main. Bahkan para profesor bisa kena getahnya. Awal tahun ini, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Muladi memecat seorang profesor yang mengajar di lembaga tersebut. Muladi tak mengungkapkan identitas si profesor itu, yang ketahuan menyontek dalam 17 karya ilmiahnya.
Tessy, singkatan dari Test of Text Similarity, mengendus skripsi imitasi dengan mencari kesamaan kata atau frasa. Ia baru dalam tahap uji coba beraksi di fakultas ekonomi. Hasilnya, dua orang mahasiswa terbukti menyontek. ”Karena baru uji coba, sifatnya random, khususnya kalau ada karya tulis yang dicurigai,” ujar penggagas ide, Didi Achjari, dosen fakultas ekonomi.
Didi melahirkan ide membuat aplikasi antipenjiplakan ini dua tahun lalu. Ia dibantu dosen lain untuk memoles si Tessy supaya tampil ”seksi” dan mudah dipakai. Aman Rohiman dan Ajeng Nurhidayati, dari fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, membantu menangani program dan desain grafis. Dimas Muklas, dari fakultas ekonomi, menangani jaminan kualitas.
Tessy muncul karena keprihatinan penyalahgunaan Internet sebagai sarana penjiplakan. Didi mengatakan Internet amat mempermudah akademisi mencari data untuk penulisan karya-karya ilmiah. Kapasitas data tak terbatas di Internet justru memancing para penjiplak beraksi. ”Untuk itu, perlu aplikasi yang mendeteksi plagiasi secara dini dan mudah,” ujarnya.
Sebelum menjalankan aplikasi itu, para dosen harus lebih dulu memasukkan materi skripsi yang sudah ada sebagai basis data dalam komputer. Tessy menelusuri penjiplakan karya ilmiah dalam Portable Document Format (PDF) dari Adobe System. Mahasiswa pun wajib menyerahkan skripsinya dalam berkas digital dengan PDF.
Tessy hanya mencari kesamaan kata atau frasa. Skripsi masuk kategori plagiarisme ketika persentase kemiripannya semakin tinggi. Namun aplikasi ini belum mengecek sampai level kutipan, dasar teori, atau sejenisnya.
Menurut Didi, belum ada standar tingkat kemiripan kata sehingga masuk kategori penjiplakan. Di negara lain pun belum ada acuan baku mengenai persentase hasil penelusuran aplikasi ini. Pedoman pastinya adalah pengertian penjiplakan dari berbagai kamus. Plagiarisme artinya mencuri dan menggunakan ide atau kata-kata orang lain yang diakui sebagai miliknya. Istilah ini juga mengacu pada pemakaian karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya atau pencurian literatur.
Kesimpulan penjiplakan bisa berbeda pada setiap perguruan tinggi di berbagai negara. Karena itu, hasil kerja Tessy belum tentu dijadikan landasan kasus pembajakan. ”Perlu ada dosen pembimbing dan pakar untuk mengecek dokumen yang diduga hasil sontekan,” kata Didi.
Di negara maju, seperti Inggris, aplikasi antiplagiarisme menjadi prosedur wajib sebelum sidang. Di Indonesia, aplikasi ini masih belum familiar. Padahal program serupa bisa diperoleh dengan mudah di Internet.
Tessy memiliki banyak teman di Internet. Aplikasi pengendus penjiplakan karya ilmiah ini bisa diperoleh di dunia maya dengan cuma-cuma atau bayar. Mereka bisa menelusuri penjiplakan karya ilmiah dalam jaringan atau lewat pangkalan data komputer masing-masing, seperti Tessy.
Aplikasi antiplagiarisme dalam jaringan Internet bisa melalui www.articlechecker.com. Situs ini menyediakan fasilitas penelusuran dokumen gratis secara online. Pemakai bisa mencantumkan situs atau teks yang akan diuji.
Article Checker menggunakan fasilitas mesin pencari Google dan Yahoo untuk menelusuri dokumen. Hasilnya mirip pencarian biasa. Hanya aplikasi ini menyaring dulu kesamaan frasa naskah yang sedang diuji dengan seluruh data di Internet.
Internet juga menyediakan aplikasi yang bisa diunduh dan dipasang di komputer, misalnya aplikasi Wcopyfind, yang bisa diperoleh melalui situs www.plagiarism.phys.virginia.edu. Program ini buatan Lou Bloomfield, seorang profesor fisika Universitas Virginia, Amerika Serikat. Pemakai tinggal mengunduh berkas ukuran 150 kilobita untuk komputer Windows. Situs ini juga memberikan kode buat pengguna komputer Linux.
Cara kerja Wcopyfind mirip Tessy. Ia mencari kesamaan kata atau frasa karya ilmiah dengan data di komputer. Wcopyfind tidak membandingkan skripsi dalam jaringan Internet. Dia hanya menerima berkas dengan akhiran doc, rtf, dan txt. Ia tak bisa membaca dokumen dalam PDF. Jadi pengguna harus menyalin dan memindahkan naskah dari PDF ke aplikasi pengolah kata.
Aplikasi gratis lain adalah Viper. Ia bisa menelusuri penggandaan karya tulis dengan membandingkan dari dokumen yang ada di komputer atau melalui jaringan Internet. Caranya, tinggal mengunduh berkas dari www.scanmyessay.com.
Viper hanya bisa berjalan pada komputer dengan sistem operasi Windows. Setelah memasang di komputer, program ini akan meminta pendaftaran melalui surat elektronik. Mereka lalu mengirimkan nama serta kata sandi untuk mengakses Viper.
Aplikasi ini hanya menyelisik dokumen digital dengan akhiran txt, rtf, doc, serta html. Pencarian dokumen dengan format doc akan lebih rapi ketimbang naskah digital dalam format lain. Viper akan mencari dokumen lebih luas kalau selalu terhubung ke Internet.
Tempo menjajal aplikasi ini dengan memasukkan artikel yang pernah dimuat majalah ini dengan sedikit perubahan. Viper langsung merujuk ke situs Tempointeratif.com dan sebuah blog yang pernah mengutip sebagian artikel ini.
Kata atau frasa dalam artikel yang diuji 90 persen sama dengan situs Tempointeraktif. Di blog hanya sekitar 20 persen. Besarnya persentase menunjukkan indikasi karya plagiat. Tentu saja dengan melihat faktor lain, misalnya pencantuman referensi.
Kalau ingin meyakinkan diri sebelum sidang skripsi, cobalah memeriksa sendiri tingkat penjiplakan. Berjaga serta mengurangi rasa khawatir seperti halnya Danik. ”Masak sudah lama kuliah lalu skripsi gagal karena meniru karya orang lain,” katanya.
Yandi M.R., Muh. Syaifullah (Yogyakarta)
Cuma Beberapa Menit
Untuk mendeteksi penjiplakan, aplikasi ini bekerja amat cepat. Hanya perlu waktu beberapa menit. Program bisa diperoleh di dunia maya dengan cuma-cuma atau bayar.
Turnitin
Program berbayar yang dikembangkan Universitas California, Berkeley, melalui perusahaan iParadigms. Aplikasi ini bisa diakses melalui situs www.turnitin.com. Turnitin mendukung 30 bahasa dan telah dipakai di 106 negara. Mereka mengklaim bisa menurunkan tingkat penjiplakan hingga 82 persen selama beberapa tahun.
Wcopyfind
Bisa diperoleh gratis melalui situs www.plagiarism.phys.virginia.edu. Buatan Lou Bloomfield, profesor fisika Universitas Virginia, Amerika. Wcopyfind mencari kesamaan kata atau frasa sebuah karya ilmiah dengan database yang ada di komputer. Mirip Tessy. Aplikasi ini tak membandingkan langsung melalui Internet. Bisa dijalankan pada komputer dengan sistem operasi Windows serta Linux.
Viper
Aplikasi gratis melalui situs www.scanmyessay.com. Viper bisa mengecek naskah online atau database sendiri. Ia berjalan pada komputer dengan sistem operasi Windows. Setelah aplikasi terpasang, pengguna harus mendaftarkan alamat surat elektronik. Mereka lalu mengirim nama dan kata sandi.
Article Checker
Aplikasi gratis pada situs www.articlechecker.com. Ia memanfaatkan fasilitas mesin pencari Google dan Yahoo. Bubuhkan teks dalam boks dan salah satu mesin pencari akan menggali kesamaan naskah. Bisa langsung dibandingkan dengan situs tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo