Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Solusi Hybrid Cloud Red Hat untuk Mahalnya Data Center

Hybrid Cloud menjadi solusi baru Red Hat dari penggunaan data center.

13 Juli 2019 | 10.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Red Hat memperkenalkan open hybrid cloud di Ayana Hotel Jakarta pada 11 Juli 2019. Tempo/Caecilia Eersta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Red Hat memberikan solusi baru kepada sebuah perusahaan dalam mengelola data, sistem keamanan serta tata kelola aplikasi di era digital melalui Hybrid Cloud Series.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jenis infrastrukur cloud memang sudah beragam, tetapi bahasa program yang dimiliki selalu berbeda. Setiap platform mempunyai metode masing-masing, sehingga menyulitkan kecerdasan buatan untuk memahami data yang ingin dipindahkan ke platform lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Keunggulan dari perkembangan cloud computing, antara lain interkonektivitas yang lebih efisien. Sebelumnya kita kesulitan untuk menggabungkan empat multi hybrid cloud yang tidak memiliki program selaras,” ujar Brendan Paget, Direktur Manajemen Portofolio APAC Office of Technology Red Hat di Ayana Hotel Jakarta, Jumat, 11 Juli 2019.

Cloud computing adalah sarana penyimpanan data melalui internet yang dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan seorang pengguna. Contoh cloud computing yang kerap digunakan publik, seperti Google Drive atau iCloud.

Jenis cloud computing pun dibagi menjadi empat macam, yaitu public cloud (bisa digunakan oleh banyak pengguna), private cloud (hanya satu orang yang dapat mengakses data), hybrid cloud (penggabungan antara public dan private) dan multi cloud (dapat digunakan bersama-sama dengan orang yang memiliki kepentingan yang sama).

Menurut Paget, sebuah teknologi modern membutuhkan kecepatan dan fleksibilitas. Kemudahan sistem hybrid cloud series diharapkan dapat mendorong para pelaku bisnis untuk berinovasi mengembangkan cloud sharing.

Secara teknis, sebuah perusahaan berbasis digital tidak akan mengalami downtime server jika menggunakan hybrid cloud. Sistem open source yang dimiliki Red Hat memungkinkan pengguna untuk mengembangkan sendiri platform cloud management sesuai kebutuhan mereka.

Harga data center yang tergolong mahal menjadi pertimbangan sebuah perusahaan untuk beralih menggunakan teknologi ini. Perusahaan juga tidak perlu repot untuk menjaga keutuhan sebuah arsip, karena dapat disimpan dengan aman secara digital.

Hybrid Cloud menjadi solusi baru Red Hat dari penggunaan data center. Ke depannya hybrid cloud diprediksi akan semakin diminati oleh banyak perusahaan. “Kini, 89 persen perusahaan informasi teknologi, sudah menggunakan metode ini,” ujarnya.

CAECILIA EERSTA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus