Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tesla mengumumkan keputusan untuk menghapus dukungan Steam pada kendaraan Model X yang akan datang. Langkah ini mengejutkan banyak penggemar teknologi dan pengguna Tesla, mengingat fitur ini sebelumnya menjadi salah satu keunggulan utama model tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Steam pertama kali diintegrasikan ke dalam Tesla Model S dan Model X versi terbaru yang diluncurkan pada akhir 2022. Pemasangan chip AMD Ryzen APU dan GPU Navi 23 yang mumpuni memungkinkan pengguna memainkan game PC berat langsung di dalam mobil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Electrek, berdasarkan pemberitahuan yang diterima oleh calon pemilik yang sedang menunggu pengiriman, Tesla Model X terbaru kini tidak lagi mendukung Steam.
Pemberitahuan tersebut berbunyi, "Tesla sedang memperbarui komputer gaming di Model X Anda, dan kendaraan Anda tidak lagi mampu memainkan game Steam. Semua fungsi hiburan dan aplikasi lainnya tidak terpengaruh."
Pemberitahuan ini diakhiri dengan sebuah tombol yang meminta penerima untuk mengonfirmasi apakah mereka masih ingin melanjutkan pengiriman kendaraannya.
Sementara pemilik Tesla Model X sebelumnya masih dapat menjalankan game Steam dengan baik. Kecil kemungkinan Tesla akan menghapusnya dari pengiriman sebelumnya melalui pembaruan perangkat lunak.
Mengapa Tesla Hapus Dukungan Steam?
Dikutip dari Gizchina, alasan utama Tesla menghapus dukungan Steam adalah untuk mengurangi biaya produksi. Komputer gaming yang kuat, yang diperlukan untuk menjalankan game berat seperti yang ada di Steam, memerlukan perangkat keras yang mahal dan pembaruan yang sering.
Dengan menghapus fitur ini, Tesla dapat menekan biaya dan tetap kompetitif di pasar yang semakin ketat.
Dorongan untuk memangkas biaya ini bisa jadi dipicu oleh persaingan. Tekanan dari kendaraan listrik murah asal Tiongkok serta merek-merek mapan yang mulai memasuki pasar EV (Electric Vehicle) telah memaksa Tesla untuk melakukan efisiensi biaya.
CEO Tesla, Elon Musk, bahkan telah melakukan pemangkasan karyawan dan perampingan operasi sebagai bagian dari strategi ini.