Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno dimulai dari topik tentang umur baterai ponsel. Sebagian pengguna mungkin masih mengalami kebingungan dalam menjaga kesehatan baterai. Salah satu saran umum untuk menjaga baterai tetap awet yang mungkin sering didengar adalah selalu mengisi baterai hingga 100 persen. Benarkah demikian?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita populer selanjutnya tentang keamanan privasi menjadi semakin rentan di era teknologi digital yang terus berkembang. Salah satu ancaman yang mungkin dihadapi oleh pengguna ponsel adalah penyadapan. Meski sulit dideteksi, ada beberapa cara untuk mengetahui apakah ponsel Anda sedang dipantau oleh peretas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, lembaga survei global, Stocklytics, membagikan laporan analisisnya ihwal radiasi ponsel sejumlah merek yang beredar di pasar global. Hasilnya, besutan Xiaomi dan Samsung disebutkan memproduksi perangkat teknologi dengan tingkat radiasi yang berpotensi membahayakan penggunanya.
Hal yang kerap dikhawatirkan pengguna ponsel adalah umur baterai. Sebagian pengguna mungkin masih mengalami kebingungan dalam menjaga kesehatan baterai. Salah satu saran umum untuk menjaga baterai tetap awet yang mungkin sering didengar adalah selalu mengisi baterai hingga 100 persen. Benarkah demikian?
Dilansir dari PCMags, perlu diketahui bahwa hampir semua ponsel masa kini menggunakan baterai lithium-ion, yakni baterai isi ulang yang ditenagai oleh teknologi lithium-ion.
Baterai lithium-ion telah cukup pintar untuk mengetahui kapan pengisian daya mencapai 100 persen sehingga baterai akan berhenti mengisi daya lebih lanjut. Pengisi daya akan membantu mengatur kecepatan pengisian daya dan mencegah pengisian yang berlebihan, fenomena ini disebut dengan trickle charge.
Pada model ponsel lama, jika dibiarkan mengisi daya semalaman, ponsel akan menggunakan sedikit energi dengan terus-menerus memasukkan daya baru ke baterai setiap kali baterai turun hingga 99 persen. Hal ini dapat memakan masa pakai ponsel.
Di era teknologi digital yang terus berkembang, keamanan privasi menjadi semakin rentan. Salah satu ancaman yang mungkin dihadapi oleh pengguna ponsel adalah penyadapan. Meski sulit dideteksi, ada beberapa cara untuk mengetahui apakah ponsel Anda sedang dipantau oleh peretas.
Dilansir dari PCMag, salah satu tanda HP disadap adalah terdengar suara yang tidak biasa saat pada panggilan telepon. Jika mendengar dengungan bernada tinggi, denyut statis, bunyi klik, atau bunyi bip, ini bisa menjadi tanda panggilan telepon Anda sedang direkam. Seseorang mungkin telah mengatur penerusan panggilan tanpa izin atau malware perekam panggilan mungkin ada di perangkat.
Mendengar suara-suara aneh sesering mungkin adalah hal yang normal dan Anda mungkin hanya perlu memperbaiki sinyal yang buruk. Tetapi jika itu terjadi terus-menerus, segera periksa ponsel lebih lanjut dan lebih waspada.
Tanda lainnya adalah baterai terkuras dan ponsel terlalu panas. Apakah ponsel sering tiba-tiba menjadi terlalu panas dan baterai cepat habis tanpa alasan yang jelas? Hal ini dapat terjadi jika Anda melakukan streaming video atau bermain game dalam jangka waktu lama.
Lembaga survei global, Stocklytics, membagikan laporan analisisnya ihwal radiasi ponsel sejumlah merek yang beredar di pasar global. Hasilnya, besutan Xiaomi dan Samsung disebutkan memproduksi perangkat teknologi dengan tingkat radiasi yang berpotensi membahayakan penggunanya.
Radiasi tercipta karena smartphone mengandalkan gelombang frekuensi radio untuk mengirim dan menerima sinyal. Gelombang yang dipancarkan mengeluarkan emisi radiasi dengan tingkatan yang berbeda-beda, tergantung dari jenis dan teknologi yang disematkan ke perangkat tersebut.
Dikutip dari Gizchina, Senin, 10 Juni 2024, radiasi memang berbahaya namun tingkat kerentanan dan risikonya bisa diukur lewat Specific Absorption Rate (SAR). Ini sejenis pengukuran ilmiah yang mampu untuk mendeteksi kecepatan tubuh pengguna dalam menyerap energi frekuensi radio dari sumber radiasi. Biasanya memiliki parameter pengukuran dengan watt per kilogram (W/kg).
Survei terbaru dari Stocklytics mencatat tren yang mengkhawatirkan dari tingkat radiasi di perangkat teknologi khususnya smartphone. Ditambah lagi dengan hadirnya peningkatan layanan jaringan 5G yang disebutkannya berpotensi membuat pancaran radiasi akibat gelombang frekuensi radio semakin meningkat.