Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Universitas Andalas Kaji Inovasi Tanaman Gambir, dari Kosmetik hingga Minuman

Rektor Universitas Andalas mengatakan konsisten mengembangkan dan mengkaji sejumlah inovasi baru berbahan baku tanaman gambir.

5 September 2023 | 11.17 WIB

Petani memotong batang pohon gambir yang dipilih untuk digunakan sebagai pewarna alami di kebun gambir, di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, 12 Agustus 2022. Babat Toman merupakan daerah di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, di mana tanaman gambir tumbuh subur dan diberdayakan masyarakatnya. Masyarakat di Babat toman sejak berabad-abad lalu telah membudidayakan tanaman yang tidak dapat dipisahkan dari budaya menginang dan menyirih ini. ANTARA FOTO/FENY SELLY
Perbesar
Petani memotong batang pohon gambir yang dipilih untuk digunakan sebagai pewarna alami di kebun gambir, di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, 12 Agustus 2022. Babat Toman merupakan daerah di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, di mana tanaman gambir tumbuh subur dan diberdayakan masyarakatnya. Masyarakat di Babat toman sejak berabad-abad lalu telah membudidayakan tanaman yang tidak dapat dipisahkan dari budaya menginang dan menyirih ini. ANTARA FOTO/FENY SELLY

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Andalas atau Unand Sumatera Barat Yuliandri mengatakan perguruan tinggi tersebut terus konsisten mengembangkan dan mengkaji sejumlah inovasi baru berbahan baku tanaman gambir terutama untuk kebutuhan industri dalam negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Hingga saat ini Unand telah menghasilkan 18 teknologi inovasi dari bahan baku gambir khususnya senyawa marker (pewarna) untuk kebutuhan berbagai industri," kata Rektor Unand Prof Yuliandri di Padang, Selasa, 5 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Belasan hasil inovasi berbahan gambir tersebut di antaranya terkait dengan obat-obatan, industri kimia, kosmetik, minuman hingga tinta untuk kebutuhan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Yuliandri menerangkan sebagian besar zat warna yang dibutuhkan industri di dalam negeri masih diimpor dengan jumlahnya yang mencapai 42.000 ton per tahun.

Padahal, sekitar 80 persen kebutuhan dunia terhadap gambir diekspor dari Indonesia. Lebih rinciannya, 90 persen gambir tersebut berasal dari Provinsi Sumatera Barat. Khusus di Ranah Minang luasan gambir diketahui mencapai 37.360 Hektare (Ha) dengan total produksi mencapai 18.000 ton per tahun.

Indonesua penghasil gambir terbesar di dunia

Sebagai negara penghasil gambir terbesar di dunia, Unand mengaku miris melihat industri di Tanah Air yang masih mengimpor zat pewarna yang bahan baku utamanya berasal dari gambir. Oleh karena itu, Unand berupaya agar hilirisasi gambir bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri termasuk menekan laju impor.

Yuliandri mengatakan zat pewarna yang selama ini diimpor diketahui berbahaya terhadap kesehatan. Sebab, zat warna sintetik diketahui mengandung pewarna azo yang merupakan turunan benzidina dan bersifat karsinogen (kanker).

"Gambir adalah pewarna alami yang tergolong aman dan senyawa yang terkandung di dalamnya bermanfaat bagi tubuh," jelas dia.

Perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa tersebut, Unand berhasil menggunakan pewarna alami dari gambir yang digunakan untuk pembuatan batik, kain/tekstil, kulit hingga tinta organik.

Tidak hanya itu, kampus yang diresmikan oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta tersebut juga berhasil menciptakan inovasi baru berupa tinta untuk kebutuhan Pemilu 2024 dari bahan baku gambir.

"Alhamdulillah tinta organik berbasis gambir hasil inovasi Unand berhasil memenangkan tender konsolidasi pengadaan logistik tinta dalam rangka Pemilu 2024," kata rektor.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus