Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Wajahmu Kuncimu Juga

Setelah penggunaan sidik jari dan kata kunci, sekarang ada password wajah. Masih terbatas untuk sistem operasi Windows.

25 Mei 2009 | 00.00 WIB

Wajahmu Kuncimu Juga
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Aula bekas lapangan bulu tangkis itu dikepung rumah warga. Satu-satunya akses ke tempat itu adalah sebuah pintu di samping rumah bernomor 88 di Jalan Kecapi V, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Untuk mencapai­nya dari jalan raya hanya ada lorong semi-aspal yang cuma muat satu mobil. Di aula itulah,  yang pintu depannya disesaki belasan sepeda motor dari pagi hingga petang, perusahaan peranti lunak Kecapi Software membuat FaceLogin.

Inilah software otentikasi untuk menjalankan komputer yang menggunakan wajah sebagai kunci pas (password). Teknologi ini menjadi alternatif untuk sistem pengaman yang lebih dulu tersedia: kata kunci, pengenal suara, dan sidik jari. ”Peranti lunak ini menggunakan teknologi biometrik wajah seperti yang digunakan FBI dan CIA di Amerika Serikat,” ujar Amir. Mungkin karena terlihat canggih dan belum populer, dia menambahkan, banyak yang mengira FaceLogin bikinan luar negeri.

Trio perancangnya—Amir Muhammad, Budi Irawan, dan Wikan Pribadi—kerap mendapat pertanyaan tentang asal-usul produk itu pada saat pameran. ”Banyak pengunjung yang tidak percaya bahwa teknologi ini bu­atan kami, orang Indonesia,” kata Amir. Bahkan, dalam Pameran Produksi Indonesia di Kemayoran, Jakarta Pusat, dua pekan lalu, ada perusahaan distributor peranti lunak yang bersedia memasarkan FaceLogin dengan syarat produk itu harus disebutkan sebagai made in Jepang. Walah!

Ketika Tempo menjajal FaceLogin, terasa benar sistem pengaman ini jauh lebih atraktif. Tapi ini bukan kelebihan utama kunci made in Jagakarsa itu, kecuali untuk pengguna yang agak narsis. Keutamaan sistem ini ada pada kepraktisannya dibanding sistem otentikasi yang memakai kata kunci, pengenal suara, atau sidik jari.

Kata kunci bisa saja hilang karena lupa atau tertukar dengan kata kunci lainnya. Ada cara agar kata kunci itu tak gampang dilupakan, yakni memakai kata kunci sederhana. Tapi ini berarti kata kunci itu gampang dijebol orang lain. Sidik jari jauh lebih aman dan tak mungkin terlupakan seperti kata kunci, namun untuk memakai­nya jari harus dalam keadaan bersih dan mulus. Nah, dengan FaceLogin, yang perlu Anda lakukan hanya menyala­kan komputer dan duduk manis di depan kameranya.

Segera setelah komputer menyala, FaceLogin akan menampilkan layar otentikasi. Pada detik pertama, wajah Anda yang ditangkap kamera dan muncul di layar itu akan diberi bingkai. Berikutnya, FaceLogin akan menyamakan wajah di bingkai itu dengan gambar wajah yang ada di dalam database-nya. Jika wajah Anda cocok dengan wajah di database, komputer akan menyilakan Anda memakai sistemnya. ”Sistem ini gampang buat saya yang sering lupa password karena mirip dengan sistem absensi wajah,” kata Basuki Efendi, auditor sebuah perguruan tinggi negeri di Jakarta, yang sudah memanfaatkan aplikasi ini.

Memang, FaceLogin dikembangkan dari sistem absensi wajah yang dibuat Kecapi beberapa tahun sebelumnya. Walhasil, pengembangan FaceLogin tak banyak makan biaya. Padahal, jika riset untuk pembuatan peranti ini dihitung dari awal, ”Biayanya mencapai Rp 1 miliar,” kata Safriani, Manajer Kecapi.

Pengembangan FaceLogin bisa dikatakan tanpa kendala. ”Hingga selesai, cuma menghabiskan dua bulan,” ujar Amir, 24 tahun, sarjana ilmu komputer lulusan Universitas Indonesia. Karena itu, harga FaceLogin lumayan murah. Cuma Rp 150 ribu per pemakai. Berkat harganya yang murah meriah, sejak diperkenalkan pada akhir bulan lalu, hampir seribu orang sudah memakai pengaman ini.

Tulang punggung FaceLogin adalah teknologi pengenalan wajah berbasis sistem biometrik. Maka, saat dipasang di komputer, FaceLogin akan meminta calon pengguna menyimpan minimal tiga potret wajah yang ditangkap kamera di komputer itu sebagai acuan ­(eigen faces). Potret wajah itu disimpan dalam database komputer tersebut dan dipakai sebagai pembanding setiap kali ia mengakses komputer.

Sebenarnya, teknologi pengenal wajah sudah ditemukan hampir lima dekade silam. ”Tapi kegagalan mendapatkan akurasi yang tinggi membuat teknologi ini seperti jalan di tempat,” kata praktisi teknologi informasi Boy Permana. Baru pada 2001 kepolisian Florida, Amerika Serikat, memasang kamera pengenal wajah yang lumayan akurat di sejumlah kawasan malam di Tampa. ”Tapi hasilnya jauh dari harapan. Banyak penjahat memakai topeng atau memasang mimik wajah aneh ketika berada dekat kamera,” Boy tergelak.

Lima tahun kemudian, National Institute of Standards and Technology di negara itu menguji teknologi pengenalan wajah yang dikeluarkan perusahaan peranti lunak Identix di Minnesota. Inilah peranti yang mula-mula menggunakan ­teknologi biometrik wajah. Produk yang diberi nama FaceIt®Argus ini dapat mengenal wajah melalui perbedaan kontur kulit yang berbeda pada tiap orang. Tekno­logi ini menggunakan analisis permukaan tekstur kulit yang dijalankan dengan sistem algoritma khusus sehingga proses identifikasi lebih cepat dan akurat.

Teknologi yang awalnya digunakan untuk keamanan negara dan dipasang di tempat publik seperti bandara, stasiun kereta, dan kantor pemerintahan itu kemudian meluas ke sektor swasta: perusahaan hingga perorangan. Sejak pertengahan tahun lalu, sejumlah perakit komputer ternama berlomba memperkenalkan laptop dengan sistem otentikasi berupa pengenalan wajah. Asus, Lenovo, dan Toshiba termasuk nama besar yang memproduksi laptop yang dilengkapi teknologi anyar ini.

Amir mengakui, pemasangan tek­nologi pengenalan wajah pada laptop itu yang membuat para perancang di Kecapi Software terinspirasi mengembangkan sistem absensi wajah menjadi FaceLogin.  ”Kami ingin mengembangkan teknologi itu untuk bisa digunakan pada laptop biasa yang sudah memiliki kamera,” ujarnya. ”Jadi, Anda tidak perlu lagi membeli laptop yang baru,” kata Amir. Aplikasi FaceLogin tidak hanya bisa dipasang pada laptop, tapi untuk semua komputer yang dilengkapi kamera.

Sayangnya, para pengguna sistem operasi terbuka masih harus menunggu agar bisa memakai aplikasi ini. ”Karena baru bisa digunakan dengan baik pada sistem operasi Windows XP,” kata Amir. ”Tapi ini hanya soal waktu. Kami akan melakukan pengembangan,” ujarnya.

Adek Media

Sidik Wajah

Ada banyak ragam teknologi biometrik untuk pengenalan wajah. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tapi, yang mana pun, prinsip kerjanya hampir sama.

1.Foto wajah disimpan dalam database komputer.

2.Komputer mengiris-iris foto itu menjadi kotak-kotak kecil.

3.Detail di dalam setiap irisan diolah dengan metode algoritma menjadi data matematis.

4.Sistem analisis membedakan garis, pori-pori, dan tekstur wajah yang aktual, hingga dapat membedakan kembar identik sekalipun.

5.Data disimpan untuk dikonfirmasi dengan input data yang ingin dicocokkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus