Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pusat saran konsumen di London, Inggris, Top10VPN, menemukan banyak game Fortnite palsu yang diduga untuk menjadi mata-mata dan memanfaatkan data pribadi pengguna. Selain Fornite, menurut Kepala Riset Top10VPN Simon Migliano, juga banyak aplikasi Android lain yang serupa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami menemukan aplikasi yang dapat digunakan untuk memata-matai orang-orang dengan melacak lokasi, membaca kontak, menggunakan kamera, bahkan secara diam-diam membuat panggilan telepon. Tak satu pun dari izin ini ada dalam file permainan Fortnite resmi," ujar Migliano, seperti dikuip laman Express.co.uk, Ahad, 16 September 2018.
Top10VPN merupakan pusat saran konsumen di London, Inggris, yang melakukan studi dan menemukan lebih dari 30 aplikasi jahat. Aplikasi tersebut menganggu dan banyak digunakan.
Fortnite telah menjadi permainan populer di dunia tahun ini, dan hadir di berbagai platform. Game besutan Epic Games itu dirilis pada Agustus, tapi tidak dihadirkan pada Google Play Store.
"Kami menganalisis lebih dari 30 file aplikasi Android Fortnite yang diunduh dari pasar tidak resmi, termasuk Amazon, dan menemukan lebih dari 20 persen dari aplikasi tersebut dapat digunakan untuk memata-matai penggunanya," kata Migliano.
Menurut laporan Top10VPN, aplikasi palsu Fortnite ditemukan di pasar seperti APK Here, Mobango, dan Amazon. Informasi itu muncul setelah Express.co.uk baru-baru ini melaporkan ancaman malware Android lainnya, kali ini menyebar melalui Google Play Store.
Pada awal September, para penggemar Android telah diperingatkan tentang spyware Triout "sangat kuat" yang ditemukan pada aplikasi yang terdaftar di Google Play Store. Malware mengumpulkan catatan setiap panggilan yang dilakukan pengguna OS Google mobile, log pesan SMS dan setiap gambar atau video yang diambil korban dengan ponselnya.
Malware itu juga ditemukan oleh perusahaan pengembang perangkat lunak dan keamanan siber, Bitdefender. Perusahaan ini menemukannya dari sebuah aplikasi bernama 'Game Sex' yang muncul di Google Play Store pada 2016. Menurut Bitdefender, aplikasi dibangun sebagai alat spionase yang lebih besar dan kuat.
"Meskipun Trojan ini sangat kuat, memiliki kemampuan merekam dan mengunggah panggilan telepon, serta menggunakan kamera dan masuk ke Play Store, kodenya benar-benar tidak dapat disamarkan," lanjut Bitdefender.
Simak artikel menarik lainnya tentang dan Fortnite dan aplikasi Android palsu hanya di kanal Tekno Tempo.co.