Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

3 Operator Seluler Tersisa usai XL dan Smartfren Merger, Ini Untungnya bagi Pelanggan

Ada potensi keuntungan yang dirasakan pelanggan dengan tersisanya tiga pemain di industri operator seluler Indonesia usai XL dan Smartfren merger. Ap

18 Desember 2024 | 15.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana merger PT XL Axiata Tbk dengan PT Smartfren Telecom Tbk, jika berjalan lancar, akan membuat pemain di industri operator seluler tersisa tiga. Ketiganya yakni entitas baru hasil merger, PT XLSmart Telecom Sejahtera, Indosat Ooredo Hutchinson, dan Telkomsel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pakar telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, mengatakan ada potensi keuntungan yang dirasakan pelanggan dengan tersisanya tiga pemain di industri operator seluler Indonesia. “Dengan jumlah operator tiga atau empat, menguntungkan bagi industri, pelanggan, maupun pemerintah,” kata Agung kepada Tempo, Selasa, 17 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, kualitas pelayananan (QoS) dan pengalaman pelanggan (QoE) bisa meningkat dengan parameter perbaikan bitrate dan latensi jaringan. Hal itu terjadi karena tiga operator yang ada akan meningkatkan persaingan dalam kedua aspek tersebut.

Lebih lanjut, Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) periode 2018-2021 ini mengatakan akan ada penggabungan sumber daya pita frekuensi dan keuangan dari perusahaan yang merger sehingga persaingan menjadi relatif lebih seimbang. Seperti diketahui, saat ini pemain industri operator seluler terbesar di Indonesia adalah Telkomsel.

“Keseimbangan sumber daya pita frekuensi berdampak terhadap peningkatan bitrate dan latensi jaringan,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT XL Axiata Tbk. (EXCL) Dian Iswarini mengatakan langkah merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menjadi upaya memperbaiki struktur pasar operator seluler di Indonesia. “Sekarang dengan adanya empat operator, empat pemain. Itu terlalu banyak. Kalau terlalu banyak itu memacu kompetisi yang selalu panas,” kata Dian kepada awak media di Jakarta Selatan, Rabu, 11 Desember 2024.

Menurut dia, langkah merger XL Axiata dengan Smartfren bisa membuat industri operator memiliki struktur pasar yang lebih terjaga keberlanjutannya. Pasalnya, kata dia, saat ini terjadi ketimpangan alokasi spektrum operator seluler. “Kami spektrumnya kalau bisa dibilang setengah dari pemain yang lebih besar."

Dalam paparannya, manajemen Axiata Group memproyeksikan merger XL Axiata dengan Smartfren membuat entitas gabungan memiliki sekitar 94,5 juta pelanggan. Per kuartal ketiga 2024, XL Axiata memiliki 58,6 juta pelanggan dan Smartfren 11,6 juta pelanggan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus