Transaksi Jual-Beli Mobil dalam Satu Aplikasi  

Aditya Lesmana dan Aaron Tan sempat tak puas atas proses jual-beli mobil bekas di kawasan Asia Tenggara menjelang akhir 2015. Skema penjualan di kawasan ini dinilai terlalu tradisional dibanding cara dagang di Cina dan Amerika Serikat. Informasi soal riwayat dan kelengkapan yang disediakan penjual terbatas dan membuat konsumen ragu mengajukan penawaran.

“Dari situ saya lihat pemanfaatan teknologi digital jadi solusi meningkatkan kualitas pasar mobil bekas,” ucap Aditya kepada Tempo, kemarin.

Aditya dan Tan tak butuh waktu lama untuk menghimpun pendanaan tahap awal dari para angel investors guna membangun CARRO. Aplikasi digital transaksi mobil bekas ini diluncurkan pertama kali di Singapura. Bentuknya masih berupa website sederhana, serta untuk aplikasi Ios dan Android.

Aditya bercerita CARRO bercikal-bakal dari platform konsumen ke konsumen (customer to customer/C2C) yang memfasilitasi transaksi penjual dan pembeli secara langsung. Seiring dengan peningkatan pendapatan dan tambahan modal, aplikasi jual-beli mobil bekas ini melebarkan sayap ke kawasan seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Dia menuturkan layanan jual-beli kendaraan bekas yang utama adalah kualitas produk yang akan ditransaksikan. “Kebanyakan calon pembeli tetap ingin melihat mobil pilihannya secara langsung dan test drive sebelum bayar,” ucap Aditya.

Konsumen sering menuntut keaslian dokumen kendaraan, ketahanan mesin, bahkan riwayat produk yang dikhawatirkan sempat mengalami kecelakaan atau terendam banjir. Semua kemungkinan permintaan digodok manajemen untuk menambah model layanan. Aplikasi CARRO menyediakan berbagai fitur, dari foto kendaraan yang dijual, permintaan uji jalan, sertifikasi, sampai simulasi kredit sesuai dengan keinginan konsumen.

Jika ingin melihat langsung kendaraan yang dijual, konsumen bisa meluncur ke CARRO Automall di Bekasi, Jawa Barat. Layanan itu menjadi pegangan pelanggan untuk memburu info komplet mobil yang diinginkan. Di lahan seluas 5.000 meter persegi, CARRO memajang sedikitya 250 unit mobil bekas.

Tak sembarangan, CARRO mematok persyaratan ketat untuk menjaring mobil seken yang akan ditawarkan. Ada 150 titik inspeksi yang mencakup berbagai ketentuan, misalnya jaminan bebas banjir, bukan mobil curian, nihil kerusakan akibat air atau api, odometer asli, serta dokumen asli dan riwayat servis. Manajemen pun menyediakan fasilitas pembelian layaknya mobil baru, seperti layanan purnajual dan 1 tahun asuransi.

“Kami jamin barang melewati seleksi dan rekondisi menyeluruh, sehingga hanya mobil bekas berkualitas yang masuk penawaran,” kata Aditya.

Setidaknya ada empat paket utama aplikasi CARRO; dari daily, roomy, fancy, dan kini luxury. Fitur ini membantu pelanggan membayar biaya bulanan dengan jumlah tetap yang telah disepakati. Hal rumit dalam pasar mobil bekas, kata Aditya, adalah mengedukasi konsumen yang gampang tergiur oleh tampilan luar dan harga murah.

Aditya mengakui selama masa pandemi transaksi jual-beli mobil bekas menurun. Konsumen menahan diri untuk menjual atau membeli kendaraan. “Ini menjadi tantangan agar lebih kreatif dan inovatif.”

Tim CARRO, kata dia, menargetkan transaksi penjualan kembali normal dalam enam bulan ke depan. Adapun untuk target jangka panjang, perusahaan akan memperluas basis dan pangsa bisnis hingga ke seluruh negeri. “Setelah di Bekasi, akan ada pengembangan 10 CARRO Automall yang tersebar di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan secara bertahap hingga 2022,” tutur Aditya.