Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) mengatakan program makan bergizi gratis akan membutuhkan sebanyak 50 tenaga kerja untuk setiap satuan pelayanan gizi. Hal tersebut diucapkan langsung oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana, yang menyatakan banyaknya tenaga kerja itu bergantung dengan teknologi yang akan digunakan untuk penyediaan makan bergizi pada program tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemudian teknologi yang kami kembangkan di satuan pelayanan, itu akan sangat tergantung berapa banyak angkatan kerja yang ada di lokasi tersebut," ujar Dadan dalam acara Simposium Pangan di Indofood Tower, Jakarta Pusat pada Senin, 25 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan sebanyak 50 tenaga kerja itu bila teknologi yang dipakai dalam program makan bergizi gratis menggunakan teknologi sederhana. Hal tersebut, lanjut Dadan, mulai dari tukang masak sampai orang yang mencuci piring.
"Mulai dari tukang pel, tukang menyiapkan makanan, tukang memotong sayur sama bahan, tukang masak, tukang paleting, tukang mengikat-ikat sampai mengirim dan mencuci," ucap dia.
Kemudian, Dadan menjelaskan alasan setiap satuan pelayanan gizi harus menggunakan teknologi sederhana. Dia mengatakan, hal itu karena ia tidak ingin setiap angkatan kerja kehilangan pekerjaan bila menggunakan teknologi canggih untuk program makan bergizi gratis.
"Contoh ketika di warung Kiara, ketika kita ingin menggunakan mesin cuci, karena paletnya banyak, hampir 3 ribu tiap hari, harus dicuci dari mulai jam 4 sampai jam 12 malam. Kasihan yang bekerja," tutur Dadan.
Sementara itu, dia mengatakan bila pemerintah mampu membangun sebanyak 30 ribu satuan pelayanan gizi di Indonesia, maka akan semakin banyak untuk merekrut para tenaga kerja. Hal tersebut, kata Dadan, untuk menyukseskan program makan bergizi gratis ini pada tahun depan.
"Jadi kalau polanya seperti itu, maka sebetulnya kalau ada 30 ribu satuan pelayanan gizi di Indonesia, Badan Gizi akan menyiapkan atau mengakomodir 1,5 juta orang bekerja dalam program ini," ucap dia.
Sebelumnya, Dadan turut mengatakan pemerintah akan membentuk satuan pelayanan gizi di seluruh Indonesia untuk mendukung program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini. Satuan berisi 30 ribu tim itu sebagian besar akan berada di Pulau Jawa.
“Satuan pelayanan ini akan berfungsi sebagai pengambil produk lokal, dengan 85 persen dana digunakan untuk membeli bahan baku pertanian lokal,” ucap Dadan melalui keterangan tertulis, Selasa, 5 November 2024.
Dalam menjalankan program ini, koperasi dan BUMDes akan berperan dalam memastikan pasokan bahan baku dari petani lokal. Dadan juga menyebut program ini akan membuka potensi pengembangan infrastruktur dan ekonomi masyarakat. Ia mengatakan, kolaborasi antara pemerintah, koperasi, BUMDes, dan petani diperlukan demi keberhasilan program gizi ini.